Konsumsi Kunyit Secara Rutin Dapat Turunkan Kadar Kolesterol dan Risiko Kanker, Ini Cara Mengolahnya

Temukan kandungan aktif dalam kunyit dan cara mengolahnya untuk mendapatkan manfaat maksimal.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 01 Agu 2024, 13:03 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2024, 13:03 WIB
Ilustrasi Kunyit
Ilustrasi kunyit. (dok. FOODISM360/Unsplash/Adhita Diansyavira)

Liputan6.com, Jakarta Kunyit (Curcuma longa) adalah rempah berwarna kuning yang biasa digunakan dalam masakan sehari-hari, terutama dalam hidangan Asia. Selain memberikan warna dan rasa yang khas, kunyit juga dikenal karena manfaat kesehatannya yang luar biasa. Di Indonesia, kunyit sering digunakan dalam ramuan tradisional atau jamu untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Masyarakat Indonesia telah lama mengonsumsi kunyit untuk berbagai manfaat kesehatan. Kebiasaan ini diwariskan dari generasi ke generasi, dan banyak yang percaya bahwa kunyit dapat membantu dalam pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit. Salah satu alasan utama kunyit begitu efektif adalah karena kandungan aktifnya, kurkumin.

Kandungan Kunyit yang Bermanfaat

Kurkumin adalah senyawa aktif dalam kunyit yang memberikan warna kuning cerah dan berbagai manfaat kesehatannya. Kurkumin memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan anti-kanker yang kuat. Sifat-sifat inilah yang menjadikan kunyit sebagai rempah yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, termasuk dalam menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi risiko kanker.

Kolesterol tinggi adalah salah satu faktor risiko utama penyakit jantung. Penelitian menunjukkan bahwa kurkumin dalam kunyit dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik). Kurkumin bekerja dengan mengurangi peradangan dan oksidasi dalam tubuh, yang keduanya dapat berkontribusi pada penumpukan plak di arteri.

Untuk memanfaatkan kunyit dalam menurunkan kadar kolesterol, Anda bisa mencoba beberapa cara berikut:

  • Tambahkan Kunyit ke Masakan: Campurkan bubuk kunyit ke dalam masakan sehari-hari seperti sup, kari, atau nasi goreng.
  • Minum Jamu Kunyit: Buat ramuan tradisional dengan mencampur kunyit segar yang diparut dengan air hangat, sedikit madu, dan jus lemon.
  • Kapsul Kurkumin: Jika Anda tidak suka rasa kunyit, suplemen kurkumin dalam bentuk kapsul juga tersedia di pasaran.

 

Mengurangi Risiko Kanker

jamu kunyit
Ilustrasi jamu kunyit/copyrigh freepik.com/azerbaijan-stockers

Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Kurkumin dalam kunyit telah menunjukkan potensi dalam mengurangi risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, usus besar, dan prostat. Kurkumin bekerja dengan menghambat pertumbuhan sel kanker dan mencegah penyebarannya.

Cara mengonsumsi kunyit untuk mengurangi risiko kanker antara lain:

  • Konsumsi Teh Kunyit: Buat teh kunyit dengan merebus irisan kunyit segar atau bubuk kunyit dalam air. Tambahkan sedikit lada hitam untuk meningkatkan penyerapan kurkumin.
  • Smoothie Kunyit: Tambahkan bubuk kunyit ke dalam smoothie pagi Anda bersama dengan buah-buahan dan sayuran.
  • Sup Kunyit: Tambahkan kunyit ke dalam sup sayuran atau kaldu ayam untuk mendapatkan manfaat kesehatannya.

Hal yang harus diperhatikan dalam mengonsumsi kunyit sebagai obat herbal

Mengonsumsi kunyit sebagai herbal untuk mengontrol kolesterol dan mengurangi risiko kanker memang bermanfaat, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya:

1. Dosis yang Tepat

Kunyit Segar atau Bubuk: Konsumsi kunyit segar atau bubuk dalam jumlah moderat. Biasanya, 1-3 gram kunyit bubuk per hari dianggap aman.

Suplemen Kurkumin: Jika menggunakan suplemen kurkumin, ikuti dosis yang direkomendasikan pada kemasan, biasanya antara 500-1000 mg per hari. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai suplemen baru.

 

Contoh ilustrasi apel carrot ginger turmeric lemon juice
Rekomendasi jus terakhir adalah campuran wortel dengan kunyit dan jahe dari Our Plant Base World. Berikut bahan-bahan dan cara membuatnya. (Foto: Pexels.com/Charlotte May)

2. Interaksi dengan Obat Lain

Obat Pengencer Darah: Kurkumin dapat meningkatkan efek obat pengencer darah seperti warfarin atau aspirin, yang bisa meningkatkan risiko pendarahan.

Obat Diabetes: Kurkumin dapat menurunkan kadar gula darah, jadi bagi yang menggunakan obat diabetes, perlu memonitor kadar gula darah dengan hati-hati.

Obat Antiinflamasi: Kurkumin juga memiliki efek antiinflamasi yang bisa berinteraksi dengan obat antiinflamasi lainnya.

3. Kondisi Kesehatan Tertentu

Gangguan Pencernaan: Kunyit dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti sakit perut atau diare pada beberapa orang, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.

Masalah Kandung Empedu: Kunyit dapat merangsang produksi empedu, jadi sebaiknya dihindari oleh mereka yang memiliki masalah batu empedu atau obstruksi saluran empedu.

4. Penyerapan Kurkumin

Lada Hitam: Piperin dalam lada hitam dapat meningkatkan penyerapan kurkumin hingga 2000%. Pastikan untuk mengonsumsi kunyit bersama lada hitam untuk mendapatkan manfaat maksimal.

Lemak Sehat: Kurkumin larut dalam lemak, jadi mengonsumsi kunyit bersama makanan berlemak sehat seperti minyak zaitun atau minyak kelapa dapat meningkatkan penyerapan.

 

5. Sumber dan Kualitas Kunyit

kunyit
ilustrasi kunyit/copyright Rawpixel
  • Organik dan Murni: Pilih kunyit organik untuk menghindari pestisida dan bahan kimia berbahaya. Pastikan bubuk kunyit yang dibeli murni tanpa campuran bahan lain.
  • Suplemen Berkualitas: Jika memilih suplemen kurkumin, pastikan suplemen tersebut dari produsen terpercaya dan telah diuji kualitasnya.

6. Konsultasi dengan Dokter

Penggunaan Jangka Panjang: Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan kunyit atau suplemen kurkumin secara jangka panjang, terutama jika memiliki kondisi medis atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.

7. Pantau Efek Samping

  • Reaksi Alergi: Perhatikan jika ada reaksi alergi seperti ruam kulit atau sesak napas. Jika terjadi, hentikan penggunaan dan segera konsultasikan dengan dokter.
  • Efek Samping: Amati efek samping yang mungkin muncul seperti gangguan pencernaan atau perubahan pada kadar gula darah, dan laporkan kepada dokter jika ada yang mengkhawatirkan.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya