SBY Resmikan Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI

Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI di Mabes TNI Cilangkap.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Jul 2013, 11:06 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2013, 11:06 WIB
130723ankri.jpg
Citizen6, Jakarta: Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Boediono, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, meresmikan Monumen Perjuangan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), di Mabes TNI Cilangkap Jakarta.

Dalam kunjungan yang dilakukan, Senin 22 Juli 2013 itu, Presiden juga melakukan peninjauan terhadap dinding relief yang terdapat pada monumen tersebut.

Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI merupakan salah satu monumen dalam jajaran Pusat Sejarah TNI (Pusjarah TNI) yang menyajikan visualisasi berbagai kisah pengabdian TNI terutama di bidang militer kepada NKRI. Selain itu juga sebagai patung berkelompok terbesar di Indonesia yang  masuk ke dalam Rekor Muri.
 
Monumen ini dibangun di atas tanah seluas 6000 meter persegi dengan luas bangunan 4680 meter persegi yang terletak di kompleks Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Bangunan monumen ini terdiri dari dua bagian, yakni Foot Step monumen Sudirman dan dinding relief.
 
Foot Step monumen Sudirman yang berada di tengah-tengah monumen ini merupakan gambaran perjuangan Panglima Besar Sudirman dalam rangka mempertahankan kemerdekaan RI dari ancaman negara luar atau penjajah yang divisualisasikan dalam bentuk relief yang berjumlah 7 relief.

Gambaran cerita tentang perjuangan Panglima Besar Sudirman ini dimulai saat pertama kalinya Panglima Besar Sudirman menyatakan untuk bergerilya dan berjuang bersama-sama anak buahnya melawan agresi Belanda sampai akhirnya harus menutup mata untuk selama-lamanya.
 
Dinding relief yang berbentuk setengah lingkaran dan berjumlah 21 (dua puluh satu) relief tersebut menggambarkan cerita perjuangan bangsa Indonesia. Dari mulai Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, hingga perjuangan bersenjata TNI dalam rangka mempertahankan kemerdekaan, baik itu ancaman yang datang dari dalam negeri maupun yang datang dari luar negeri, sampai akhirnya kemerdekaan RI diakui oleh dunia internasional. (Badarudin Bakri/Mar)

Badarudin Bakri adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com





Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya