Citizen6, Sulawesi Tenggara: Bagi penggemar sambal, terasi adalah salah satu bahan yang banyak disukai. Secuil terasi mampu membuat aroma dan citarasa di lidah terasa lebih "Maknyus".
Sambal terasi menjadi salah satu jenis sambal yang populer di Indonesia. Di pasaran, sudah dikenal terasi dalam kemasan yang dijual bebas. Namun, penggemar terasi kerap mencari terasi olahan tradisional. Seperti halnya terasi berbentuk bulat yang berasal dari Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara ini.
Bentuknya yang bulat menjadikan terasi ini sangat unik karena terasi lazimnya berbentuk kotak. Terasi berukuran sedikit lebih besar dibanding bola tenis ini memiliki citarasa dan aroma yang khas.
Kabupaten Bombana termasuk daerah pesisir yang mengandalkan hasil laut sebagai komoditas ekonomi. Terasi bola merupakan varian usaha rumah tangga yang banyak ditemukan di Kecamatan Rumbia dan Rumbia Tengah. Karena daerah ini juga dikenal sebagai penghasil udang.
"Mantap, rasa udangnya khas banget," begitulah pendapat orang-orang ketika saya bawakan terasi ini sebagai oleh-oleh.
Terasi bola di Bombana memang banyak dicari sebagai oleh-oleh. Dengan harga Rp 10.000 per butir, orang-orang yang hendak membeli tinggal mencarinya di pasar induk Bombana atau di rumah-rumah warga yang memproduksinya. Biasanya pembeli akan mendapat bonus 1 butir jika membeli minimal 10 butir.
Menjadikan terasi bola sebagai oleh-oleh, dijamin akan membuat orang yang diberi sangat terkesan, apalagi jika belum pernah melihatnya. Ukurannya yang besar tentu saja mengakibatkan terasi ini memerlukan waktu lama untuk menghabiskan. Apalagi jika hanya dikonsumsi oleh rumah tangga biasa.
Namun jangan khawatir, meski tanpa bahan pengawet, terasi bola ini bisa tahan beberapa bulan dan tidak kehilangan citarasanya.
"Dijamin tidak pakai pengawet terasinya Mas," ujar seorang ibu yang menjual terasi di Pasar Bombana.
Beberapa ekor lalat tampak mengerubuti terasi-terasi itu. Konon, itulah tanda bahwa tidak ada bahan pengawet dalam kandungan terasi. Nah, anda tertarik? (Widi Kurniawan/Mar)
Widi Kurniawan adalah pewarta warga yang bisa dihubungi di akun Twitter: @maswidik dan email: widikurniawan@gmail.com
Mulai 30 September-11 Oktober ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Oleh-oleh Khas Kotaku". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Sambal terasi menjadi salah satu jenis sambal yang populer di Indonesia. Di pasaran, sudah dikenal terasi dalam kemasan yang dijual bebas. Namun, penggemar terasi kerap mencari terasi olahan tradisional. Seperti halnya terasi berbentuk bulat yang berasal dari Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara ini.
Bentuknya yang bulat menjadikan terasi ini sangat unik karena terasi lazimnya berbentuk kotak. Terasi berukuran sedikit lebih besar dibanding bola tenis ini memiliki citarasa dan aroma yang khas.
Kabupaten Bombana termasuk daerah pesisir yang mengandalkan hasil laut sebagai komoditas ekonomi. Terasi bola merupakan varian usaha rumah tangga yang banyak ditemukan di Kecamatan Rumbia dan Rumbia Tengah. Karena daerah ini juga dikenal sebagai penghasil udang.
"Mantap, rasa udangnya khas banget," begitulah pendapat orang-orang ketika saya bawakan terasi ini sebagai oleh-oleh.
Terasi bola di Bombana memang banyak dicari sebagai oleh-oleh. Dengan harga Rp 10.000 per butir, orang-orang yang hendak membeli tinggal mencarinya di pasar induk Bombana atau di rumah-rumah warga yang memproduksinya. Biasanya pembeli akan mendapat bonus 1 butir jika membeli minimal 10 butir.
Menjadikan terasi bola sebagai oleh-oleh, dijamin akan membuat orang yang diberi sangat terkesan, apalagi jika belum pernah melihatnya. Ukurannya yang besar tentu saja mengakibatkan terasi ini memerlukan waktu lama untuk menghabiskan. Apalagi jika hanya dikonsumsi oleh rumah tangga biasa.
Namun jangan khawatir, meski tanpa bahan pengawet, terasi bola ini bisa tahan beberapa bulan dan tidak kehilangan citarasanya.
"Dijamin tidak pakai pengawet terasinya Mas," ujar seorang ibu yang menjual terasi di Pasar Bombana.
Beberapa ekor lalat tampak mengerubuti terasi-terasi itu. Konon, itulah tanda bahwa tidak ada bahan pengawet dalam kandungan terasi. Nah, anda tertarik? (Widi Kurniawan/Mar)
Widi Kurniawan adalah pewarta warga yang bisa dihubungi di akun Twitter: @maswidik dan email: widikurniawan@gmail.com
Mulai 30 September-11 Oktober ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Oleh-oleh Khas Kotaku". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.