Liputan6.com, Jakarta - Dewan Stabilitas Keuangan global (FSB) dengan cermat meneliti penggunaan kripto selama perang di Ukraina setelah kekhawatiran mereka dapat digunakan untuk menghindari sanksi Barat terhadap Rusia.
Sektor kripto berada dalam posisi defensif di tengah peringatan dari anggota parlemen Amerika Serikat dan Eropa soal perusahaan aset digital yang tidak memenuhi tugas untuk mematuhi sanksi keuangan Barat.
Beberapa pertukaran kripto telah menolak permintaan untuk memutus semua pengguna Rusia, meningkatkan kekhawatiran kripto dapat digunakan sebagai cara untuk menghindari sanksi.
Advertisement
Baca Juga
Ukraina juga telah mengumpulkan jutaan dolar dalam cryptocurrency setelah memposting seruan di media sosial untuk sumbangan dalam Bitcoin dan token digital lainnya.
Anggota sekretariat FSB. Patrick Armstrong mengatakan, FSB terus memantau aktivitas kripto di tengah perang.
"Kami di FSB sedang memantau situasi, situasi konflik relatif terhadap kripto,” kata Armstrong pada konferensi City and Financial, dikutip dari CNBC, Kamis (31/3/2022).
FSB, yang terdiri dari kelompok regulator keuangan, bank sentral, dan pejabat kementerian keuangan dari ekonomi Kelompok 20, saling membagikan informasi yang diperolehnya di antara para anggotanya, kata Armstrong.
Menteri jasa keuangan Inggris, John Glen mengatakan pada konferensi yang sama, langkah-langkah yang telah diambil oleh Inggris untuk membawa aset kripto di bawah anti pencucian uang dan pembatasan pendanaan teroris.
“Kami pikir langkah-langkah ini akan secara aktif mendukung tanggapan pemerintah terhadap invasi Rusia ke Ukraina,” ujar Glen.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pasar Kripto Masih Stabil di Tengah Konflik Ukraina-Rusia
Sebelumnya, Bitcoin (BTC) diperdagangkan dalam kisaran ketat antara USD 46.000 (Rp 659,5 juta) hingga USD 47.000 (Rp 673,8 juta) selama beberapa hari terakhir.
Pasar kripto secara keseluruhan masih dipengaruhi sentimen negatif dari konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina. Selain itu kondisi ekonomi global juga turut memberikan dampak pada kondisi pasar kripto.
Pada Rabu, diplomat Rusia menyatakan pembicaraan damai dengan Ukraina belum mencapai titik balik. Sementara itu, pertempuran meningkat antara kedua negara, yang berkontribusi pada kenaikan harga minyak dan emas.
Di tengah sentimen tersebut, sebagian besar cryptocurrency alternatif (altcoin) mengungguli Bitcoin pada Kamis, 31 Maret 2022, yang menunjukkan pedagang masih nyaman dengan risiko yang cukup tinggi.
Misalnya, AAVE dan Solana yang naik sebanyak 7 persen selama 24 jam terakhir, dibandingkan dengan kenaikan 1 persen dalam Bitcoin selama periode yang sama.
Selain itu, Indeks Ketakutan dan Keserakahan (Fear and Greed Index) Bitcoin memasuki wilayah "keserakahan", yang menunjukkan masih adanya sentimen bullish di antara pedagang kripto.
Indeks saat ini “keserakahan” berada pada level tertinggi tahun ini, tetapi masih berada di bawah level puncak yaitu "ketamakan ekstrim" yang terlihat pada November lalu saat Bitcoin menyentuh harga tertinggi sepanjang masa.
Selama beberapa bulan terakhir, pembacaan sentimen Bitcoin tidak menentu karena BTC turun sebanyak 50 persen dan kemudian stabil dalam kisaran perdagangan, meskipun dengan perubahan harga 20 persen. Sangat sulit untuk mendapatkan pembacaan yang jelas tentang sentimen kripto, terutama selama masa tekanan pasar.
Perusahan analisis, Arcane Research dalam sebuah laporan menjelaskan pelaku pasar harus hati-hati jika mencapai indeks “keserakahan”.
"Pelaku pasar harus ingat bahwa setiap kali kita menunjukkan sedikit tanda keserakahan musim semi ini, pasar telah membanting kita kembali ke keadaan yang menakutkan," tulis Arcane Research dikutip dari CoinDesk, Kamis, 31 Maret 2022.
Kapitalisasi pasar Bitcoin relatif datar terhadap total kapitalisasi pasar kripto, atau "rasio dominasi," turun di bawah rata-rata pergerakan 50 hari, yang berarti Altcoin mulai mengungguli.
Biasanya, rasio dominasi Bitcoin yang menurun menunjukkan selera risiko yang lebih besar di antara investor kripto. Sebaliknya, rasio dominasi yang meningkat menandakan pelarian ke tempat yang aman karena investor mengurangi eksposur mereka terhadap Altcoin, yang memiliki profil risiko lebih besar daripada Bitcoin.
Advertisement