Narkoba, Senjata, Hingga Kripto Disita dari Operasi SpecTor

Operasi itu dikoordinasikan bersama Europol dan menghasilkan penyitaan pasar web gelap

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 04 Mei 2023, 07:32 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2023, 07:32 WIB
Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer
Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer

Liputan6.com, Jakarta Sebuah konsorsium penegakan hukum gabungan antara AS dan beberapa negara lainnya melakukan 288 penangkapan dan menyita lebih dari USD 53 juta atau setara Rp 781,4 miliar (asumsi kurs Rp 14.745 per dolar AS) dalam bentuk tunai dan mata uang kripto.

“Penyitaan ini sebagai bagian dari tindakan penegakan narkoba jaringan gelap yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebut Operasi SpecTor,” kata Jaksa Agung Merrick Garland dalam konferensi pers, dikutip dari CNBC, Rabu (3/5/2023). 

Departemen Kehakiman juga menindak transaksi kriminal cryptocurrency dan pasar kriminal online. Lusinan senjata api dan lebih dari 850 kilogram obat-obatan juga disita dalam Operasi SpecTor, mengacu pada protokol penjelajahan web gelap. 

Operasi itu dikoordinasikan bersama Europol dan menghasilkan penyitaan pasar web gelap yang disebut Pasar Monopoli, menurut siaran pers dari agen Eropa. 

Departemen Kehakiman mengatakan lebih dari 100 operasi federal dan penuntutan telah dilakukan di AS. Garland mengatakan 153 tersangka domestik telah ditangkap, termasuk seorang pria California yang diduga menjual fentanil dan metamfetamin senilai hampir USD 2 juta atau setara Rp 29,4 miliar di web gelap.

SpecTor adalah kelanjutan dari upaya yang sama yang mengganggu pasar darknet Hydra pada 2022 dan situs pencurian identitas online Genesis Market pada 2023.

Operasi ini melibatkan banyak pihak di antaranya Agen dari Biro Investigasi Federal, Drug Enforcement Administration, U.S. Postal Inspection Service, Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak, dan tim investigasi kriminal Internal Revenue Service terlibat. 

Penegakan hukum dari Austria, Brasil, Prancis, Jerman, Belanda, Polandia, Swiss, dan Inggris juga terlibat.

Pria Asal Ohio Dibui Usai Curi 712 Bitcoin Milik Saudaranya

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengumumkan seorang pria dari Ohio, Gary James Harmon dijatuhi hukuman empat tahun tiga bulan penjara karena mencuri 712 Bitcoin milik saudaranya.

Dilansir dari Decrypt, Selasa (2/5/2023), Harmon mengaku bersalah atas tuntutan pidana pada Januari, dihadapkan pada satu dakwaan masing-masing penipuan kawat dan penghalang keadilan, membawa hukuman maksimal 40 tahun digabungkan.

Bitcoin sebanyak 712 dengan nilai lebih dari USD 21 juta atau setara Rp 308 miliar (asumsi kurs Rp 14.670 per dolar AS) harga saat ini diambil oleh Harmon setelah penangkapan saudaranya pada Februari 2020.

Menurut Departemen Kehakiman, dana tersebut bernilai sekitar USD 4,8 juta atau setara Rp 70,4 miliar pada saat diambil.

Saudara laki-laki Harmon, Larry Dean Harmon, ditangkap pada Februari 2020 karena mengoperasikan layanan pencampuran koin bernama Helix, yang memproses lebih dari 350.000 Bitcoin antara 2014 dan 2017 dan bermitra dengan beberapa pasar internet gelap, kata Departemen Kehakiman.

 

Kronologi Pencurian

Koin Kripto atau Crypto. Disimak harga kripto hari ini.
Koin Kripto atau Crypto. Disimak harga kripto hari ini.

Larry Dean Harmon kemudian mengaku bersalah atas konspirasi pencucian uang dan dakwaan yang terkait dengan pengiriman uang yang tidak benar pada 2021.

Selain dakwaan pidana, Larry Dean Harmon dikenai denda USD 60 juta atau setara Rp 880,2 miliar oleh The Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN).

Sebagai bagian dari penuntutan itu, penegak hukum menyita beberapa aset, termasuk "perangkat penyimpanan mata uang kripto" yang pada awalnya tidak dapat diakses karena fitur keamanan tertentu.

 

Sita Aset

Ilustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer
Ilustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer

Gary James Harmon dapat secara diam-diam mengirim dirinya 712 Bitcoin milik saudaranya ke perangkat lain dengan membuat ulang dompet Bitcoin dengan kredensial saudaranya. 

Harmon kemudian mencuci aset itu, mengirimkan bitcoin yang baru diambil ke dua layanan pencampuran online lainnya. 

Layanan pencampuran kripto online atau sering disebut platform Mixer memungkinkan pengguna mengaburkan dari mana dompet asal sebuah kripto dipindahkan. Ini akan membuat aset kripto tetap menjadi anonim tanpa mengetahui siapa pemilik sebelumnya dan pemilik baru.

 

DisclaimerSetiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya