Binance Terseret Pelanggaran Aturan Pencucian Uang di AS, Begini Dampaknya terhadap Industri Kripto

Binance hadapi rekor pembayaran denda USD 4,3 miliar atau sekitar Rp 67,95 triliun karena melanggar aturan pencucian uang di Amerika Serikat (AS).

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Nov 2023, 18:13 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2023, 18:13 WIB
Binance Terseret Pelanggaran Aturan Pencucian Uang di AS, Begini Dampaknya terhadap Industri Kripto
Binance bukan hanya merupakan bursa kripto terbesar di dunia. Akan tetapi, Binance juga jauh lebih besar dibandingkan pesaingnya. (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Hanya ada sedikit sosok di kripto yang tampak cukup besar dalam beberapa tahun terakhir selain Changpeng Zhao, atau lebih dikenal sebagai CZ. Ia pun dikenal sebagai pendiri Binance yang dibangun pada 2017.

Dikutip dari CNN Money, Rabu (22/11/2023), Binance bukan hanya merupakan bursa kripto terbesar di dunia. Akan tetapi, Binance juga jauh lebih besar dibandingkan pesaingnya. Hingga kini, Binance memiliki hampir 60 persen pangsa pasar untuk perdagangan spot kripto.

Bahkan ketika pangsa pasar tersebut telah susut hingga mendekati 40 persen sejak regulator Amerika Serikat (AS) meningkatkan tekanan pada perusahaan tersebut sejak Juni, tidak ada bursa lain yang mampu menandinginya.

OKX yang berbasis di Seychelles berada di urusan kedua dalam pangsa pasar dengan 5,44 persen dan bursa Amerika Serikat (AS) Coinbase berada di urutan ketiga dengan 5,37 persen, menurut situs berita kripto CoinDesk.

Namun, masa depan Binance di puncak industri kripto masih belum pasti. Binance hadapi rekor pembayaran denda USD 4,3 miliar atau sekitar Rp 67,95 triliun ( asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.593) kepada otoritas AS untuk menyelesaikan tuntutan pidana.

Changpeng Zhao pada Selasa, 21 November 2023 mengundurkan diri sebagai CEO dan mengaku bersalah atas tuduhan pencucian uang. Pejabat AS menyebut denda itu sebagai resolusi korporasi terbesar yang pernah ada yang melibatkan tuntutan pidana bagi seorang eksekutif.

Setelah penyelidikan selama bertahun-tahun, otoritas Amerika Serikat menyebutkan Binance mengizinkan pelaku kejahatan masuk ke platformnya, memungkinkan transaksi terkait dengan pelecehan seksual terhadap anak, narkotika dan pendanaan teroris.

Menurut Departemen Kehakiman, Binance tidak memiliki protokol untuk menandani dan melaporkan transaksi yang berisiko pencucian uang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Changpeng Zhao Mengaku Bersalah

CEO Binance, Changpeng Zhao. Dok: Binance
CEO Binance, Changpeng Zhao. Dok: Binance

Karyawan Binance sangat menyadari pengawasan semacam itu akan mengundang penjahat ke platformnya. Changpeng Zhao menghadapi hukuman maksimal 10 tahun penjara, meski akhirnya hukuman kemungkinan akan jauh lebih ringan. Changpeng Zhao juga setuju bayar denda USD 50 juta atau sekitar Rp 780,07 miliar dan denda perdata USD 150 juta atau Rp 2,34 triliun.

"Saya membuat kesalahan dan saya harus mengambil tanggung jawab,” unggah Zhao di platform X.

"Ini yang terbaik untuk komunitas kami Binance dan untuk diri sendiri. Binance bukan lagi bayi. Sudah waktunya bagi saya untuk membiarkannya berjalan dan berlari,” ia menambahkan.

Apa Artinya bagi Kripto?

Binance seperti mantan saingannya yang terkenal FTX dengan cepat menunjukkan bisnis berkembang pesat dalam industri yang kacau dan sebagian besar tidak diatur.

"Meskipun Binance tidak sempurna, tetapi telah berupaya melindungi pengguna sejak awal berdirinya sebagai startup kecil dan melakukan upaya luar biasa untuk investasi dalam keamanan dan kepatuhan,” tulis perusahaan dalam pernyataan pada Selasa, 21 November 2023.

"Binance tumbuh sangat cepat secara global dan membuat keputusan yang salah dalam prosesnya. Hari ini Binance bertanggung jawab atas bab terakhir ini,” kata perseroan.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Masalah Binance

Ilustrasi Binance (Foto: Unsplash/Vadim Artyukhin)
Ilustrasi Binance (Foto: Unsplash/Vadim Artyukhin)

Ini adalah pernyataan umum di antara perusahaan kripto yang sedang diawasi. Namun, otoritas federal telah menjelaskan tidak akan melakukan tindakan apapun terkait kejahatan korporasi dalam kripto dan lainnya. Analis melihat penyelesaian itu sebagai kemenangan parsial bagi Binance dan Changpeng Zhao.

"Menghindari hukuman penjara bagi Changpeng Zhao dan kemampuan bursa untuk melanjutkan operasinya, meski tanpa CZ sebagai CEO-nya, kemungkinan besar merupakan hasil terbaik mengingat beratnya tuduhan terhadap Binance,” tulis Analis Kripto PitchBook, Robert Le.

Ia menambahkan, pendekatan awal Binance untuk bergerak cepat dan hancurkan sesuatu yang melibatkan penawaran produk ilegal dan memasukkan pasar tanpa izin yang sesuai telah menyebabkan kesulitan saat ini.

Respons awal pasar terhadap berita Binance tidak terdengar. Bitcoin tergelincir lebih dari 1 persen pada Selasa sore, 21 November 2023. Hampir tidak ada perubahan di pasar yang bergejolak.

Mengutip CNN, investor dan pengusaha di industri kripto hanya ingin melihat industri ini bergerak dari awal mengidolakan pendiri.

“Pertanyaannya adalah apakah kripto benar-benar tumbuh sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk eksis melampaui pendirinya yang berpengaruh yang telah mengawal merek, mendorong inovasi, advokasi untuk lembaga ini. Itu adalah sesuatu yang harus dilihat dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Profesor Hukum di Universitas Vanderlbilt, Yesha Yadav.

Yadav mencatat kesepakatan senilai USD 4,3 miliar untuk Binance mencerminkan statusnya sebagai institusi yang penting secara sistemik berpotensi terlalu besar untuk gagal.

“Apa yang dilakukan kesepakatan pembelaan ini adalah memberi Binance kesempatan untuk menjalani hari lain. Saya pikir hal ini mencerminkan kekhawatiran jika Binance dimatikan, hal itu akan menyebabkan kerugian lebih lanjut bagi rata-rata orang yang simpan uang di industri secara keseluruhan,” kata dia.


Senator AS Minta Departemen Hakim AS Tuntut Binance dan Tether

Binance
Binance. Photo: Kanchanara/unsplash

Sebelumnya diberitakan, dua anggota parlemen AS, Cynthia Lummis dan French Hill telah meminta Departemen Kehakiman AS (DOJ) untuk mempertimbangkan tuntutan pidana terhadap Binance dan Tether, dengan tuduhan kedua platform kripto tersebut digunakan untuk mendanai Hamas. 

Lummis menyoroti perlunya penyelidik federal untuk menindak pelaku kejahatan di bidang aset kripto setelah muncul laporan yang menunjukkan Hamas menggunakan aset kripto untuk mendanai perang mereka di Israel. 

“Kami mendesak Departemen Kehakiman untuk mengevaluasi secara hati-hati sejauh mana Binance dan Tether memberikan dukungan material dan sumber daya untuk mendukung terorisme melalui pelanggaran undang-undang sanksi yang berlaku dan Undang-Undang Kerahasiaan Bank,” kata Lummis, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis  (2/11/2023).

Lummis menambahkan dalam hal keuangan gelap, kripto bukanlah musuh pelaku kejahatanlah yang menjadi musuhnya. 

Surat tersebut mengutip artikel yang diterbitkan oleh Wall Street Journal pada 10 Oktober yang menyatakan Hamas, Jihad Islam Palestina, dan Hizbullah telah menerima pendanaan kripto sejak Agustus 2021. 

Meskipun mengakui tingkat pendanaan yang dilaporkan dalam artikel tersebut kemungkinan besar tidak akurat, Para anggota parlemen percaya Departemen Kehakiman tetap harus meminta pertanggungjawaban pelaku kejahatan jika mereka terbukti memfasilitasi aktivitas terlarang.

Minggu ini, perusahaan analisis blockchain Elliptic mengklarifikasi tidak ada bukti yang mendukung pernyataan Hamas telah menerima sumbangan kripto dalam jumlah besar. Perusahaan tersebut menambahkan data yang diberikannya telah disalahartikan.

Surat tersebut selanjutnya menggambarkan Binance sebagai platform kripto yang tidak diatur yang berbasis di Seychelles dan Kepulauan Cayman yang secara historis dikaitkan dengan aktivitas terlarang, mencatat perusahaan tersebut konon menjadi subjek investigasi Departemen Kehakiman saat ini.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya