Liputan6.com, Jakarta PEPE adalah memecoin deflasi yang diluncurkan di Ethereum. Cryptocurrency dibuat sebagai penghargaan untuk karakter meme di internet Pepe the Frog, yang dibuat oleh Matt Furie, yang mendapatkan popularitas di awal tahun 2000-an.
Dilansir dari Coinmarketcap, proyek ini bertujuan untuk memanfaatkan popularitas koin meme, seperti Shiba Inu dan Dogecoin, dan berusaha untuk memantapkan dirinya sebagai salah satu cryptocurrency berbasis meme teratas.Â
Baca Juga
PEPE mengimbau komunitas kripto dengan melembagakan kebijakan tanpa pajak, sistem redistributif yang memberi penghargaan kepada pemegang saham jangka panjang, dan mekanisme pembakaran untuk mempertahankan kelangkaan koin PEPE.
Advertisement
Peta jalan PEPE menampilkan tiga fase, di mana fase pertama termasuk daftar di CoinMarketCap, dan mendapatkan trending $PEPE di Twitter, sementara fase dua termasuk daftar di bursa terpusat (CEX) dan fase tiga termasuk daftar pertukaran tingkat 1.
Harga PEPE Coin
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa (30/4/2024) PEPE Coin masih menguat sebesar 2,95 persen dalam 24 jam terakhir dan 7,88 persen sepekan. Harga PEPE Coin saat ini berada di level Rp 0,121 dengan volume perdagangan 24 jam terakhir sebesar Rp 11,5 triliun.Â
PEPE Coin memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 50,8 triliun. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 391,7 triliun PEPE Coin dari maksimal suplai 420,6 triliun.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Â
Bitcoin dan Ethereum Pimpin Arus Keluar Kripto dalam 3 Pekan Terakhir
Menurut laporan Coinshares terbaru, produk investasi cryptocurrency mencatat arus keluar tiga minggu berturut-turut minggu lalu, dengan total USD 435 juta atau setara Rp 7 triliun (asumsi kurs Rp 16.223 per dolar AS).
Dilansir dari Coingape, Selasa (30/4/2024), ini menjadikannya salah satu arus keluar mingguan terakhir sejak Maret. Arus keluar yang kuat dari ETF Bitcoin spot AS adalah kontributor utama hal ini.
Pekan lalu, harga Bitcoin menghadapi tekanan jual signifikan yang terkoreksi lebih dari 6%. Pada saat yang sama, volume perdagangan untuk ETFÂ kripto.
Arus keluar sebagian besar dirasakan oleh Bitcoin dan Ethereum. Dalam hal tren regional, Amerika Serikat (AS) mengalami arus keluar terbesar, yaitu sebesar USD 388 juta atau setara RP 6,2 triliun.
Sementara itu, Jerman dan Kanada juga menghadapi sentimen negatif dengan arus keluar masing-masing sebesar USD 16 juta atau setara RP 259,5 miliar dan USD 32 juta atau setara Rp 519 miliar.
Namun, Swiss dan Brasil menentang tren ini, dengan arus masuk masing-masing sebesar USD 5 juta atau setara Rp 81 miliar dan USD 4 juta atau setara Rp 64,8 miliar.
Di sisi lain, beragam altcoin mengalami arus masuk, investor lebih menyukai produk investasi multi-koin, sehingga menghasilkan arus masuk sebesar USD 7 juta atau setara Rp 113,5 miliar. Selain itu, favorit abadi seperti Solana, Litecoin, dan Chainlink mempertahankan momentumnya.
Menurut analis kripto Michael van de Poppe, Bitcoin tetap terikat pada kisaran tertentu, menunjukkan potensi pergerakan turun lebih lanjut.
Dia berpendapat pertemuan FOMC mendatang pada Rabu dapat mempengaruhi sentimen pasar, yang menyebabkan koreksi sebelum acara tersebut. Namun, mungkin ada pemulihan setelahnya, dipicu oleh harapan potensi penurunan suku bunga.
Â
Advertisement