Liputan6.com, Jakarta - Otoritas keamanan Filipina berhasil menggerebek sebuah bisnis yang diduga digunakan untuk penipuan kripto. Alhasil, 99 orang karyawan termasuk pemilik perusahaan diringkus polisi.
Kantor Polisi Wilayah Ibu Kota Nasional (NCRPO), sebuah divisi dari Kepolisian Nasional Filipina (PNP), mengungkapkan 99 pekerja ditangkap selama penggerebekan di sebuah pusat penipuan kripto yang diduga berada di Kota Parañaque, Filipina.
Baca Juga
Quincy Kammeraad, Kiper Filipina yang Gawangnya Kebobolan 7 Kali oleh Timnas Indonesia 7 Tahun Lalu Kini Jadi Pahlawan di Piala AFF 2024
Harga Mentereng Kristensen, Pemain Filipina yang Pupuskan Asa Indonesia di Piala AFF 2024
Piala AFF 2024 Sedang Berlangsung, Tonton Live Streaming Pertandingan Timnas Indonesia VS Filipina di Sini
Kepala NCRPO, Mayjen Jose Melencio Nartatez melaporkan polisi menggerebek kantor Perusahaan AIA di Centrium Tower 1, Barangay Baclaran, setelah adanya laporan intelijen bisnis tersebut terlibat dalam penipuan mata uang kripto dan asmara. Di antara mereka yang ditangkap terdapat tiga tokoh kunci: Nan Shan, sang manajer; Detu Su, sang pemilik; dan Wu Jian Bin, sang supervisor.Â
Advertisement
64 orang yang ditangkap merupakan warga asing, seperti dari Tiongkok, Malaysia, dan negara lainnya. Sementara itu, 34 lainnya merupakan warga Filipina yang diduga bekerja sebagai perwakilan layanan pelanggan (CSR).
"Penyelidikan mengungkap bahwa perusahaan tersebut menggunakan CSR mereka untuk secara curang menggambarkan suatu karakter, seperti model kaya yang akan menarik calon korban untuk berinvestasi di platform perdagangan/pertukaran mata uang kripto yang dimanipulasi, dengan maksud penipuan," ujar Jose Melencio Nartatez, mengutip Bitcoin.com, Jumat (23/8/2024).
Penyelidikan lebih lanjut mengungkap perusahaan tersebut tidak terdaftar di Komisi Sekuritas dan Bursa Filipina. Karyawan Filipina mengklaim mereka dipaksa untuk berpartisipasi dalam penipuan dan dipaksa untuk melakukan peran yang membahayakan.
"Saat melakukan penyelidikan kepada mereka, warga negara Filipina tersebut menyatakan bahwa mereka (CSR) dipaksa bekerja sebagai penipu, sementara para model dipaksa untuk berpakaian dengan cara yang menggoda dan melakukan perilaku cabul, yang akan digambarkan oleh CSR untuk memikat calon korban mereka," ungkapnya.
Dakwaan berdasarkan Undang-Undang Pencegahan Kejahatan Dunia Maya tahun 2012 dan Kode Peraturan Sekuritas Filipina sedang dipersiapkan untuk menjerat para pelanggar.
Â
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Popularitas Kripto Meme Coin Turun pada Awal Semester II 2024
Sebelumnya, selama paruh pertama 2024, koin meme menjadi sorotan, memikat dunia kripto dengan pesonanya yang unik. Namun, kehebohannya tampaknya mulai mereda memasuki paruh akhir tahun. Â
Dilansir dari Bitcoin.com, Selasa (20/8/2024), menurut Google Trends, penelusuran untuk "koin meme" telah menurun secara signifikan, dan sejak 21 Mei, pasar token meme telah mengalami penurunan tajam dengan nilai lebih dari USD 20 miliar atau setara Ro 303,8 triliun (asumsi kurs Rp 15.690 per dolar AS).
Google Trends memberikan skor puncak 100 untuk istilah pencarian meme coin selama 10-15 Maret 2024. Saat ini, skor tersebut anjlok menjadi hanya 22. Minggu ini, basis minat yang tersisa terhadap token meme adalah Nigeria, Somalia, Kosovo, St. Helena, dan Siprus.Â
Selain penurunan minat pencarian dari 100 menjadi 22 sejak Maret, ekonomi token meme juga telah kehilangan sejumlah besar nilai sejak Mei. Data historis menunjukkan pada 21 Mei 2024, pasar koin meme bernilai USD 59,62 miliar atau setara Rp 935,4 triliun.Â
Maju cepat ke hari ini, dan angka itu telah turun menjadi USD 39,59 miliar atau setara Rp 621,1 triliun, kerugian yang mengejutkan sebesar USD 20,02 miliar hanya dalam 89 hari.Â
Meskipun koin meme memiliki awal yang kuat pada 2024, paruh kedua tahun ini kurang bersahabat bagi token ini, baik yang bertema humor, selebritas, atau kandidat presiden.Â
Kehilangan USD 20 miliar dalam waktu kurang dari 90 hari bukanlah hal yang mudah, dan masa depan pasar koin meme masih belum pasti.Â
Seperti yang ditunjukkan Google Trends, minat yang dulu kuat pada sektor ini kini memudar, dengan investor tampaknya mengalihkan fokus mereka ke area lain di pasar kripto.
Advertisement
RTR Coin Jadi Proyek Resmi Kripto Donald Trump, Apa Benar?
Sebelumnya, mata uang kripto bernama Restore the Republic (RTR) mengalami kenaikan dan penurunan yang dramatis, meskipun diperdagangkan kurang dari sehari. Gelombang ini karena kebingungan atas asal usul kripto tersebut.Â
Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (12/8/2024), ketika token tersebut muncul di blockchain Solana pada Jumat, token RTR Coin tersebut dengan cepat dikaitkan dengan putra mantan presiden Donald Trump, Eric Trump, yang telah memposting di X awal pekan lalu terkait pengumuman aset kripto yang ingin diluncurkan.
Ternyata RTR Coin yang dianggap adalah proyek milik Eric Trump hanyalah rumor yang digemborkan-gemborkan dan bukan proyek asli milik Eric Trump.
Ketika rumor menyebar, penggemar kripto dan MAGA sama-sama menggelontorkan lebih dari USD 155 juta atau setara Rp 2,4 triliun (asumsi kurs Rp 15.949 per dolar AS) ke dalam mata uang tersebut dalam waktu enam jam setelah perdagangan, menyebabkan nilainya melonjak lebih dari 120%, menurut data CoinGecko.
Token Palsu
Namun, setelah hanya satu jam mencapai puncaknya di harga USD 0,022, harganya dengan cepat turun lebih dari 80%. Ini memicu klarifikasi cepat dari Eric Trump, yang memperingatkan pengguna tentang "token palsu" dan menambahkan proyek resmi Trump belum diumumkan.
RTR bukanlah memecoin bertema Trump pertama yang diduga tidak berafiliasi dengan mantan presiden tersebut. Super Trump (STRUMP) memiliki kapitalisasi pasar lebih dari USD 14 juta, dan melonjak 20% saat RTR mulai naik.Â
Demikian pula, token MAGA (TRUMP) memiliki kapitalisasi pasar lebih dari USD 140 juta dan melonjak 10% pada Kamis. Secara historis, koin-koin telah dipompa selama momen-momen bullish dari ramalan elektoral Trump.
Vladimir Putin Sahkan Undang-Undang Kripto Rusia
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang pada 8 Agustus yang menetapkan kerangka hukum eksperimental untuk mempromosikan teknologi digital, termasuk mata uang kripto, khususnya dalam perdagangan internasional.
Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (14/8/2024), Undang-undang tersebut memungkinkan modifikasi atau penghapusan ketentuan legislatif tertentu untuk memfasilitasi transaksi mata uang kripto, seperti penggunaan mata uang digital dalam perdagangan lintas batas.Â
Undang-undang tersebut juga memungkinkan perubahan pada definisi utama seperti nilai mata uang dan platform elektronik serta mengubah peraturan yang mengatur platform perdagangan mata uang kripto dan prosedur untuk menggabungkan mata uang digital ke dalam sistem keuangan.
Undang-undang tersebut mengharuskan setiap rezim hukum eksperimental yang melibatkan mata uang digital disetujui oleh Kementerian Keuangan Rusia, Layanan Keamanan Federal, dan Layanan Pemantauan Keuangan Federal (Rosfinmonitoring).Â
Undang-undang tersebut juga mengizinkan modifikasi terhadap aturan yang terkait dengan sistem asuransi simpanan, sistem pembayaran Bank Rusia, dan penyelesaian sengketa pinjaman konsumen.
Bank Rusia berwenang untuk mengawasi proyek percontohan ini, yang meliputi penggunaan mata uang kripto untuk penyelesaian perdagangan luar negeri, menyelenggarakan perdagangan mata uang digital, dan mengembangkan platform elektronik dalam sistem pembayaran nasional.Â
Gubernur Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina menyatakan pada Juli transaksi mata uang kripto pertama di bawah rezim baru ini mungkin terjadi pada akhir tahun.
Selain undang-undang ini, Putin juga menandatangani undang-undang pada hari yang sama yang mengatur penambangan mata uang kripto di Rusia, dengan undang-undang tersebut dijadwalkan akan berlaku efektif akhir tahun ini.
Advertisement