Liputan6.com, Jakarta - Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) kembali menargetkan perusahaan terkait kripto, yaitu OpenSea, salah satu pasar Non Fungible Token (NFT) terbesar di dunia. SEC mengklaim NFT yang diperdagangkan di platform tersebut mungkin adalah sekuritas.
CEO Opensea, Devin Finzer mengungkapkan, OpenSea telah menerima Wells Notice dari SEC yang mengancam akan menuntut perusahaannya karena mereka yakin NFT di platform Opensea adalah sekuritas.
Baca Juga
SEC telah mengincar apa pun yang berhubungan dengan kripto dalam beberapa tahun terakhir, dan NFT menjadi target terbaru mereka. Namun OpenSea yakin ini juga dapat merugikan kreator, kolektor, dan seluruh ekosistem NFT.
Advertisement
Finzer mengatakan, NFT adalah tentang segalanya kecuali sekuritas. Orang membeli aset digital ini untuk berbagai alasan, mungkin itu adalah item dalam sebuah game, avatar, atau bahkan sekadar cara untuk mendukung artis favorit mereka.
"Pendekatan SEC mengancam mata pencaharian para artis dan kreator yang sekadar bereksperimen dengan teknologi baru yang berkembang pesat atau telah memilihnya sebagai media pilihan mereka,” kata Opensea dalam keterangannya, dikutip dari Coinmarketcap, Kamis (29/8/2024).
OpenSea lebih lanjut menjelaskan NFT bukanlah saham, obligasi, atau sekuritas tradisional lainnya. Perbandingan tersebut tidak tepat. Namun, SEC tampaknya bersikeras memperlakukan NFT sebagaimana mestinya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
OpenSea Berhasil Salip Blur sebagai Pasar NFT Terlaris
Sebelumnya, OpenSea, salah satu platform pasar token non-fungible terkemuka, kembali meraih dominasinya menjadi platform pasar NFT yang paling banyak diperdagangkan dalam 24 jam terakhir.
Data yang dikumpulkan oleh Tiexo.com menunjukkan dalam 24 jam terakhir, OpenSea telah mencatat volume penjualan perdagangan sebesar USD 5.96 juta. OpenSea sempat kehilangan kejayaannya awal tahun lalu setelah peluncuran Blur NFT Marketplace. Dalam kejadian yang tidak terduga, Opensea NFT Marketplace kembali menjadi pasar NFT #1 di ekosistem Ethereum NFT.
Di posisi selanjutnya ada Magic Eden, pasar NFT multi chain dan pasar NFT terbesar di Solana. Dalam 24 jam terakhir, Magic Eden telah mengumpulkan volume penjualan perdagangan sebesar 4,28 juta, mewakili 27,37% dari total lima pangsa pasar NFT Marketplace yang paling banyak diperdagangkan.
Melansir Inside Bitcoinist, Sabtu (28/6/2024), Blur berada di posisi ketiga. Dalam 24 jam terakhir, Blur telah mencatat volume penjualan perdagangan sebesar USD 3,2 juta, mengambil 20,97% dari total lima pangsa pasar pasar NFT yang paling banyak diperdagangkan.
Blur merupakan pasar NFT terdesentralisasi yang dirancang untuk pedagang profesional, menawarkan kemampuan unik, royalti pembuat konten yang fleksibel, dan pesaing utama pasar OpenSea.
Tensor NFT Marketplace, salah satu platform perdagangan NFT terbesar di ekosistem Solana NFT,berada di posisi keempat yang paling banyak diperdagangkan. Dalam 24 jam terakhir, Tensor telah mencatat volume penjualan perdagangan sebesar USD 803,019, hanya mengambil 5% dari lima pangsa pasar pasar NFT yang paling banyak diperdagangkan.
Di posisi kelima ada CryptoPunks.eth, pasar NFT baru dan inovatif yang didedikasikan khusus untuk koleksi 10.000 CryptoPunks yang ikonik, adalah pasar NFT kelima yang paling banyak diperdagangkan. Dalam 24 jam terakhir, CryptoPunks telah mengumpulkan volume penjualan perdagangan sebesar USD 553,087, mengambil sisa 3.43% dari lima pangsa pasar pasar NFT yang paling banyak diperdagangkan.
Advertisement
Desa di Jepang Ini Pakai NFT untuk Jaga Populasi yang Makin Menua
Sebelumnya, Yamakoshi, sebuah desa terpencil di Jepang yang terletak di pegunungan Niigata, berhasil menarik 1.700 warga digital melalui penjualan Non-Fungible Token (NFT) dalam sebuah inisiatif untuk mendukung dan mempertahankan populasi yang sudah menua.
Melansir Cointelegraph, Kamis (27/6/2024), penjualan tersebut dilakukan melalui skema Desa Neo-Yamakoshi yang dipimpin oleh warga setempat yang mengelola koleksi Nishikigoi NFT.
Nama “Nishikigoi” sendiri diambil dari jenis ikan koi. Aset digital ini menjadi pengidentifikasi “warga digital” Yamakoshi dan token tata kelola yang memungkinkan partisipasi dalam proses pemungutan suara yang dikelola warga di desa tersebut.
Laporan baru oleh perusahaan riset dan konsultan Jepang Yuri Group menunjukkan, proyek ini telah mengumpulkan dana lebih dari USD 423.000 melalui penjualan Nishikigoi NFT sejak diluncurkan pada 2021.
Pendapatan tersebut telah disalurkan untuk inisiatif masyarakat, seperti menyelenggarakan hari olahraga untuk anak-anak di sekolah setempat.
Token Nishikigoi ini pun diberikan secara gratis untuk penduduk yang berlokasi secara fisik, sementara komunitas digital harus membelinya.
Harga dasar Nishikigoi NFT adalah 0,0318 Ether pada 26 Juni 2024, menurut pasar NFT Magic Eden.
Teknologi NFT tidak memberikan solusi langsung terhadap rekor angka kelahiran yang rendah di Jepang, namun menjadi pendekatan unik dan eksperimental untuk mengumpulkan dana bagi populasi lanjut usia di komunitas pedesaan terpencil.
“Jika strategi mereka berhasil dan diperluas ke desa-desa lain, kami memperkirakan daerah pedesaan di Jepang dapat mengumpulkan dana sebesar setengah miliar dolar sambil menguji gelombang baru teknologi sosial dengan daya tarik global,” kata Yuri Group dalam laporannya.
NFT Punya Peluang Bantu Penyusutan Populasi Jepang?
Pada April 2024, kelompok sektor swasta Population Strategy Council melaporkan bahwa 40% dari 1.729 kota di Jepang berisiko menyusut karena lebih sedikit kelahiran.
Pemerintahan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida memandang Web3 sebagai elemen kunci dalam mencapai “Masyarakat 5.0,” sebuah rencana yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan maju dengan mengintegrasikan teknologi seperti kecerdasan buatan, Internet, dan teknologi digital lainnya.
Proyek Desa Neo-Yamakoshi sendiri diberikan dana 10 juta yen oleh Partai Demokrat Liberal yang berkuasa untuk menguji dan mengimplementasikan alat Web3.
Namun, proyek ini menemui beberapa kendala, seperti menjelaskan teknologi dan manfaatnya kepada masyarakat lanjut usia.
Volume penjualan NFT global akan menutup kuartal kedua tahun 2024 dengan turun 45%, sementara Juni diperkirakan akan menjadi bulan dengan kinerja terburuk sejak Oktober 2023, menurut data CryptoSlam.
Kapitalisasi pasar NFT, yang sebagian besar didominasi oleh barang koleksi dan avatar, turun 31.5% dalam tiga bulan menjelang 26 Juni, menurut data NFTGo.
Meskipun aktivitas perdagangan NFT baru-baru ini menurun, Yuri Group mengatakan masih ada ruang untuk NFT praktis dan koleksi profil di Jepang.
“Bagaimanapun, ini adalah Jepang, rumah bagi anime dan manga dan negara dengan budaya koleksi fisik yang sangat besar yang cocok untuk adopsi NFT,” ungkap Will Fee, peneliti di Yuri Group.
“’Warga digital’ di metaverse Yamakoshi juga cenderung menggunakan anime atau avatar yang lebih kartun, yang menunjukkan bahwa penerapan teknologi yang lebih menyenangkan juga memiliki umur simpan di samping kasus penggunaannya yang berdampak sosial,” tambahnya.
Advertisement