Intip Paskibraka Mengenal Kesenian Daerah di Kelas Seni Budaya

Bagaimana suasana kelas seni budaya anak-anak Paskibraka? Apa saja yang didapat Paskibraka?

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 11 Agu 2016, 14:41 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2016, 14:41 WIB
Empat Materi yang Diajarkan di Kelas Seni Budaya Paskibraka
Bagaimana suasana kelas seni budaya anak-anak Paskibraka? Apa saja yang didapat Paskibraka?

Liputan6.com, Jakarta Sudah dua malam ini putra dan putri peserta Diklat Paskibraka 2016 mengikuti kelas seni budaya. Sejumlah 68 siswa dan siswi dari 34 provinsi di Indonesia dilatih langsung oleh Putu. Dia adalah alumnus Institut Kesenian Jakarta (IKJ) sekaligus pelatih kesenian tim pertukaran pemuda yang sudah bekerja sama dengan Kemenpora sejak 1998.

Putu ingin sekali memaksimalkan potensi yang dimiliki seluruh calon anggota Paskibraka. Ia yakin anak-anak tersebut memiliki banyak talenta yang sayang apabila tidak diperlihatkan. Selain itu, dia juga ingin menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak tersebut.

"Anak-anak sekarang mudah sekali mengakses segala bentuk informasi. Mereka bisa belajar dari YouTube. Belum lagi mentor atau pelatih di daerah membekali mereka dengan ilmu seni budaya yang cukup. Di sini tinggal kita maksimalkan potensi mereka. Yang tadinya belum 100 persen jadi 100 persen," kata Putu di Aula Gedung Soegondo pada Rabu malam (10/8/2016)

Kelas seni dan budaya memiliki tujuan agar calon anggota Paskibraka bisa saling mengenal budaya yang dibawa teman-temannya dari provinsi lain. Perwakilan dari Aceh bisa mengenal budaya teman-teman dari timur, begitu juga sebaliknya, yang dari Papua, Kalimantan, dan Sulawesi menjadi tahu budaya apa saja yang dimiliki teman-teman dari Indonesia bagian barat.

"Ketika mereka mempelajari budaya-budaya ini ada proses interaksi di dalamnya. Ada proses saling belajar. Saling mengenal. Yang membuat mereka lebih kompak, solid, dan bonding," kata Putu. Diharapkan para Paskibraka tidak menjadi sosok egois saat bertugas nanti. "Tidak ada lagi yang memiliki sifat 'Ah, aku harus bagus dari yang lain'," kata Putu menambahkan.

Putu Mulai Menyusun Lagu Daerah Apa Saja yang Akan Dibawakan. Nantinya, Putu Akan Membuat Semua Lagu Daerah Tersebut Menjadi Medley yang Dapat Dinyanyikan Seluruh Calon Anggota Paskibraka Secara Bersama-sama

Sebanyak empat materi dibawakan Putu di kelas seni budaya yang berlangsung selama satu sampai dua jam. Perkenalan, lagu daerah, Tari Saman, dan Poco-Poco. Putu sudah terbayang konsep yang cocok untuk materi perkenalan. "Akan kita buat acara perkenalan seperti fashion show atau kayak ajang Putri Indonesia begitu," kata Putu.

Perkenalan itu wajib. Masing-masing peserta Diklat Paskibraka 2016 tentunya dibekali dengan pakaian adat yang merupakan identitas provinsi asal mereka. Mereka harus bisa menunjukkan bahwa mereka bangga lahir sebagai putra dan putri Indonesia. "Sekaligus untuk menunjukkan bahwa dari daerah lain juga memiliki kebudayaan yang bagus dan Indonesia itu memang kaya," kata Putu menjelaskan.

Membawakan lagu daerah tidak kalah penting. Melihat perkembangan zaman yang semakin merajalela, Putu semacam memiliki keyakinan bahwa putra dan putri calon Paskibraka ini kurang mengenal lagu daerah mereka sendiri. Di kelas seni budaya itulah mereka diberi kesempatan untuk menampilkan lagu daerah yang mereka tahu.

Agar memudahkan mereka menghapal lagu daerah, Putu akan membuat beberapa judul lagu menjadi medley dengan aransemen yang ringan dan enak didengar. "Lagu daerah ketika dibawakan bersama teman yang lain bisa bagus juga. Teman-teman yang lain juga bisa mempelajari lagu daerah tersebut," kata Putu.

Yang lucu saat peserta Diklat Paskibraka 2016 berlatih Tari Saman dengan instruktur Cut Aura dan Rayhan Aditya Ramadhan. Kita tahu betapa sulitnya gerakan tari yang berasal dari Nangroe Aceh Darussalam tersebut.

Putra dan putri Aceh sendiri belum tentu mahir menari tari saman. Namun, anak-anak tersebut terlihat sangat antusias berlatih Tari Saman meski setiap lima menit mengeluh kaki agak keram.

Tasya Nabilah dari Bengkulu dan Teman-temannya Sedang Berlatih Tari Saman di Bawah Bimbingan Putu (Foto: Aditya Eka Prawira)

Putu memilih Tari Saman lantaran memiliki gerakan yang dapat membangkitkan semangat dan kekompakan. Tari Saman juga bisa dilakukan bersama-sama di mana saja. Tidak membutuhkan piranti, sarana, atau peralatan yang memusingkan. Cukup gerakan dan lantunan suara merdu dari Cut Aura. "Tari saman mewakili Indonesia ujung barat. Saya memilih tari saman karena lebih simpel yang membuat Paskibraka ini tidak terbebani untuk menyiapkan peralatan macam-macam," kata Putu.

Putu salut dengan kerja keras seluruh calon anggota Paskibraka. Mereka dinilai cepat menangkap materi yang telah disampaikan. Beberapa kali latihan gerakan yang sederhana, mereka dapat meniru dan mengerjakannya dengan sangat baik.

Sesudah menari Tari Saman yang membuat kaki sedikit pegal, peserta Diklat Paskibraka 2016 dilatih menari Poco-Poco. Ini supaya mereka lebih rileks dan santai. Terbukti, tanpa aba-aba mereka dapat melakukannya sendiri.

"Poco-poco agar anak-anak ini lebih gembira," kata Putu.

Gloria dan Jeane Mengiri Teman-teman Bernyanyi Menggunakan Gitar yang Mereka Punya. Dua Orang Paskibraka Putri Ini Memang Dikenal Mahir Bermain Gitar

Sebetulnya Putu ingin menampilkan banyak seni dan budaya dari daerah lain. Hanya saja waktu yang diberikan tidak terlalu panjang. Dari kegiatan ini Putu ingin memerlihatkan bahwa istilah pertukaran budaya tidak selalu untuk tingkat internasional. Indonesia sendiri memiliki budaya, kebiasaan, dan bahasa daerah yang berbeda-beda.

"Paskibraka ini saya lihat anak-anak jenius. Mereka cepat sekali menghapal gerakan yang saya berikan," kata Putu bangga.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya