Cerita Inspiratif Pendiri Ojol Difabel, Difa Bike di Yogyakarta

Transportasi bagi penyandang disabilitas di Indonesia masih terbilang kurang akses. Menurut Triyono, penyandang disabilitas daksa pendiri Difa Bike, transportasi di Indonesia belum dibangun dengan baik.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 31 Agu 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2020, 15:00 WIB
Triyono penemu difabike
Triyono (kiri). Foto: Instagram triyonodifa

Liputan6.com, Jakarta Transportasi bagi penyandang disabilitas di Indonesia masih terbilang kurang diperhatikan. Menurut Triyono, penyandang disabilitas daksa pendiri Difa Bike, transportasi di Indonesia belum dibangun dengan baik.

Hal ini yang melatarbelakanginya untuk membangun Difa Bike, sebuah perusahaan penyedia moda transportasi yang akses bagi penyandang disabilitas.

“Saya sendiri juga seorang difabel dan saya merasakan betapa transportasi publik kita belum terlalu dibangun dengan baik. Terlalu sulit koneksi dari rumah ke manapun sehingga kita tahun 2014 membangun Difa Bike ini harapannya mampu memberikan pilihan bagi teman-teman untuk bergerak,” kata Triyono dalam webminar DICE Learning Series X CCU Vol.2, Kamis (27/8/2020).

Kendaraan bermotor dimodifikasi sedemikian rupa agar bisa digunakan oleh penyandang disabilitas terutama pengguna kursi roda. Modifikasi di antaranya seperti penambahan bak di samping sepeda motor yang memungkinkan pengguna kursi roda naik bersama kursi rodanya sekaligus.

Kendaraan tersebut bisa digunakan untuk mobilisasi dari rumah ke sekolah, ke tempat-tempat umum, ke tempat wisata, dan untuk jualan.

“Karena di Yogyakarta itu salah satu pokok utamanya adalah pariwisata sedangkan aksesibilitas untuk ke sana terlalu sulit. Makanya kita berusaha membuat sebuah terobosan agar wisata ini juga bisa diakses oleh semuanya.”

Simak Video Berikut Ini:

Prinsip Triyono

Triyono menambahkan, prinsip yang ia miliki adalah bukan hanya untuk menciptakan pemberdayaan dan solusi. Secara ekonomi ia mengkreasi Difa Bike sebagai sebuah social enterprise.

“Jadi bukan sekadar memberdayakan secara individu sebagai difabel tapi secara ekonomi dan sosial juga kita kaitkan karena harapan kami adalah teman-teman difabel atau disabilitas ini naik kelas.”

“Ini kita kombinasikan dengan berbagai hal. Tentang kompetensinya, tentang integritasnya, inovasinya, dan kemanusiaan.”

Menurutnya, di Indonesia nilai kemanusiaan masih sangat diperjuangkan. Mengingat, masih adanya kesenjangan antara difabel dan non difabel sehingga perlu ada cara sehingga difabel setara dengan non difabel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya