Liputan6.com, Jakarta Naomi Lake, penyandang down syndrome bisa berbangga karena impiannya menjadi penulis menjadi kenyataan.
Ia yang sedari dulu rutin menyibukkan diri membaca buku-buku di perpustakaan selama masa sekolahnya, sudah menetapkan impiannya untuk memiliki buku hasil tulisannya sendiri, meskipun ia sendiri belum tahu kapan itu akan terwujud.
Baca Juga
Sebuah bukti mimpi yang dibarengi usaha, pada usianya yang ke-30, naomi bersiap untuk meluncurkan buku anak-anak ketiganya bulan depan, sembari merencanakan untuk buku keempat.
Advertisement
Lain dari kisah yang ia tulis sebelumnya yang menceritakan petualangan lucu Harmony si ayam betina, kisah yang ia tuangkan kali ini merupakan kisahnya sendiri.
Simak Video Berikut Ini:
Siapapun bisa mengapai impian
Buku yang diberi judul Naomi's World ini rencananya akan didistribusikan oleh Carers WA sebagai bagian dari proyek yang berfokus pada kisah-kisah para pejuang komunitas, untuk mendukung anak-anak penyandang disabilitas.
Buku bergambar ini menceritakan perjalanan hidup Naomi menuju sukses dan pengalamannya yang tumbuh dengan down syndrome.
Ceritanya berfokus pada pengalamannya di sekolah, perannya sebagai duta untuk Down Syndrome WA (duta sindrom down di Australia Barat), kecintaannya pada pertunjukan, dan inspirasi di balik serial suksesnya.
“Saya merasa sangat sulit di sekolah, saya mencoba menemukan cara untuk menyesuaikan diri, tetapi saya selalu menemukan zona nyaman saya di perpustakaan dengan membaca dan menulis,” katanya kepada the West.
“Begitu Anda mengambil sebuah buku dan mulai membaca, Anda secara ajaib menghilang ke dalam khayalan dan Anda menjadi bagian dari cerita. Itu adalah pelarian yang luar biasa bagi saya. Begitulah cara saya mulai menulis."
Naomi mengatakan buku tersebut bertujuan menunjukkan pada anak-anak bahwa siapapun dapat mencapai impian mereka.
“Pesan saya melalui buku ini adalah bahwa segala sesuatu mungkin terjadi. Anda hanya perlu keluar dan menjelajahi dunia, karena dunia tidak akan datang kepada Anda. Saya tidak pernah menyerah, (jari) saya terus menari (dalam tulisan),” katanya.
Advertisement