Liputan6.com, Jakarta Dua bersaudara yang memiliki kelainan genetik langka yang disebut MASA syndrome (berupa kelainan saraf) dinyatakan tidak akan bisa berbicara maupun bergerak lagi oleh dokter. Namun, James Fewster-Smith (13 tahun) dan saudara laki-lakinya Harry (9 tahun) bersepeda 25 km dalam tujuh hari di sekitar Hartllepool dan menyelesaikan bagian terakhir pada hari Minggu (28/03/2021). Keduanya mendapat sorak-sorai dari keluarga dan temannya yang menunggu di garis final.
Dilansir dari Dailymotion, usaha yang luar biasa dari keduanya, dengan memakai belat dan sepatu yang disesuaikan serta pakaian yang sesuai dengan postur mereka. Tetapi mereka bertekad untuk mengumpulkan uang guna membantu Hartlepool Carers dan the PFC Trust membeli karavan senilai £ 50.000 untuk membantu kaum muda dan pengasuh beristirahat dari tugas keperawatan.
Awalnya kedua bersaudara hanya menargetkan £ 500, tetapi hasil akhirnya mencapai lebih dari £ 1.700.
Advertisement
Ayahnya, Gavin (39 tahun) dan ibunya, Christine (37 tahun) merasa sangat bangga dengan prestasi kedua buah hati mereka meskipun menyandang disabilitas. Bahkan mereka menganggap itu sulit untuk dilakukan orang biasa dan khawatir itu terlalu berat bagi kedua anaknya. Namun apa yang mereka khawatirkan lagi-lagi salah karena kedua bersaudara berhasil berjuang sampai akhir.
“Kami sangat berterima kasih kepada semua orang yang telah mendukung mereka dalam tantangan mereka dan ingin berterima kasih kepada semua orang yang telah menyumbangkan dan berbagi cerita mereka,” kata Christine, dikutip dari Hartlepool Mail.
Simak Video Berikut Ini:
Keceriaan James menyentuh hati warga Hartlepool
Saat James masih berusia 3 tahun, ia dinyatakan tidak akan pernah berjalan, berbicara, tidak dapat memahami dunia di sekitar mereka dan tidak akan hidup lama, oleh dokter.
Keceriaan James menyentuh hati warga Hartlepool dan membanjiri James dengan uang untuk menyemangatinya. Lagi-lagi warga tersentuh saat James menunjukkan keberaniannya saat ia mengambil langkah pertamanya. Dalam keadaan sulit apapun, James tidak pernah melepas senyuman dan semangatnya, sehingga membuat orang tuanya merasa bangga.
Bertahun-tahun kemudian, Harry didiagnosis dengan kondisi yang sama dengan James. Tapi sama dengan kakaknya, Harry pun menjadi anak yang bersemangat dan penuh ceria. Sehingga saat kedua bersaudara mencapai garis finish, semuanya turut berbahagia dan bangga, sampai turut menyumbang.
Advertisement