COVID-19 Sebabkan Anak Disabilitas Menjadi Yatim Piatu, Aktivis: Butuh Bantuan

COVID-19 menyebabkan banyak anak tak terkecuali anak disabilitas kehilangan orangtuanya. Tak sedikit pula dari mereka yang menjadi yatim, piatu, atau bahkan yatim piatu.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 19 Agu 2021, 16:57 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi anak disabilitas yatim piatu
Ilustrasi anak disabilitas yatim piatu (11/5/2020). (AFP/Tauseff Mustafa)

Liputan6.com, Jakarta COVID-19 menyebabkan banyak anak tak terkecuali anak disabilitas kehilangan orangtuanya. Tak sedikit pula dari mereka yang menjadi yatim, piatu, atau bahkan yatim piatu.

Seperti terjadi pada Zidan (12) dan Wildan (15), kakak beradik asal Sidoarjo, Jawa Timur yang kehilangan kedua orangtuanya dalam waktu yang hampir bersamaan akibat COVID-19.

Sejak beberapa tahun yang lalu, Wildan menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Tahfidul Qur’an di kawasan Malang. Sedangkan Zidan yang menyandang disabilitas itelektual, autisme, tengah menempuh pendidikan di sekolah luar biasa di Kawasan Sidoarjo.

Selama ini mereka tinggal di kawasan Perumahan Pondok Wage Indah, Desa Wage, Kecamatan Taman Sidoarjo. Namun, setelah orangtuanya meninggal, mereka pun kini tinggal bersama pamannya, Didik Yulianto.

“Untuk sementara ini saya yang merawat mereka berdua,” ujar Didik Yulianto, mengutip keterangan Koalisi Komunitas Penyandang Disabilitas Sidoarjo Kamis (19/8/2021).

Butuh Bantuan Pemerintah

Menanggapi hal itu, Koordinator Koalisi Komunitas Penyandang Disabilitas Sidoarjo Abdul Majid,S.E. turut bersimpati dan berempati.

Majid meminta Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Pemerintah Provinsi Jawa Timur hingga Kementerian Sosial untuk turut bertanggung jawab atas masa depan kedua anak tersebut, meskipun mereka saat ini sedang dirawat oleh pamannya.

“Permasalahan ini harus diselesaikan secara komprehensif dan berkeadilan, khususnya kelanjutan hidup dan pendidikan mereka di masa depan,” kata Majid.

Fenomena Gunung Es

Majid meyakini, kasus Zidan dan Wildan hanya lah fenomena gunung es. Artinya, masih banyak anak-anak yatim piatu yang butuh bantuan.

Ketua Lira Disability Care (LDC) itu meminta Bupati Sidoarjo segera menginstruksikan kepala dinas terkait seperti,Dinas Sosial Sidoarjo untuk menjamin kelayakan hidup mereka. Di sisi lain, Dinas Pendidikan harus menjamin keberlangsungan pendidikan mereka dengan jalur beasiswa khusus, dan Dinas Kesehatan harus menjamin hak kesehatan atau rehabilitasi mereka.

“Memang hal ini membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, karena permasalahan disabilitas adalah mencakup lintas sektoral termasuk mencarikan orangtua asuh dari BUMD, Swasta dan masyarakat untuk kelanjutan hidup mereka,” paparnya.

LDC bersama Koalisi Disabilitas Sidoarjo (YAMI, PERTUNI, PPCM, yayasan Aurica, Melati Indonesia, TK Trisula dan SILAM.ID) juga sedang melakukan pendataan kepada penyandang disabilitas, anak-anak berkebutuhan khusus dan keluarganya yang terdampak langsung COVID-19.

“Alhamdulilah sudah ada calon donatur dari beberapa komunitas yang ada di Sidoarjo sudah bersedia untuk membantu. Masyarakat yang ingin ikut berdonasi dapat menghubungi nomor 081232895118,” tandas Majid.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya