Penyandang Disabilitas Asal Jakarta Timur Berbagi Pengalaman Soal Aksi Antisipasi Bencana dalam Ajang Internasional

Penyandang disabilitas daksa asal Jakarta Timur, Ratna Sari mewakili Indonesia dalam ajang The 7th Asia Pacific Dialogue Platform.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Jun 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2023, 09:00 WIB
Penyandang Disabilitas Asal Jakarta Timur Berbagi Soal Aksi Antisipasi Bencana dalam Ajang Internasional di Nepal
Penyandang disabilitas daksa asal Jakarta Timur, Ratna Sari mewakili Indonesia dalam ajang The 7th Asia Pacific Dialogue Platform. Foto: tangkapan layar instagram @ahacenter.

Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas daksa asal Jakarta Timur, Ratna Sari mewakili Indonesia dalam ajang The 7th Asia Pacific Dialogue Platform.

Ajang ini diselenggarakan di Kathmandu, Nepal pada 13 hingga 15 Juni 2023. Dalam ajang tersebut, Ratna berbagi pengetahuan dan pengalamannya dalam mengikuti program Anticipation yang digawangi oleh Wahana Visi Indonesia (WVI).

Ini adalah program yang didanai pihak dari Jerman dan dilaksanakan selama 15 bulan, mulai September 2022 hingga November 2023.

Tujuan program ini adalah menetapkan protokol tindakan antisipasi untuk area program terpilih yang terpapar bencana. Guna meningkatkan kesiapan dan kapasitas tindakan prabencana di level masyarakat dan mengurangi risiko alam atau buatan manusia yang berdampak tinggi.

Hal ini dilakukan dengan mendorong adanya tindakan antisipasi yang terkoordinasi di tengah-tengah masyarakat. Selain di Indonesia, Program Anticipation juga diimplementasikan di Bangladesh, Mongolia, Filipina, Myanmar, dan Sri Lanka melalui kemitraan dengan World Vision International.

Dalam kesempatan di Nepal, Ratna juga berbagi soal implementasi aksi antisipasi, manfaat yang ia dapatkan, tantangan yang ia temui, dan rekomendasi ke depannya dalam antisipasi bencana.

Ratna mengaku senang selalu dilibatkan dalam setiap implementasi dan pengambilan keputusan aksi antisipasi di kelurahan.

“Kegiatan aksi antisipasi selalu melibatkan semua lapisan masyarakat, tidak terkecuali masyarakat berisiko tinggi sehingga kami dapat mengetahui secara langsung aksi dini yang ditetapkan, jalur evakuasi yang disepakati, alur informasi peringatan dini yang diberikan, dan lain sebagainya”, ujar Ratna mengutip keterangan pers, Selasa (20/6/2023).

Tantangan Aksi Antisipasi

Simulasi kesiagaan bencana di Vihara Silaparamita
Simulasi kesiagaan bencana di Vihara Silaparamita, pertolongan pengungsi disabilitas, (12/11/2022). Foto: Dok Pribadi.

Menurut Ratna, tantangan yang dihadapi terkait aksi antisipasi adalah ketika melakukan evakuasi.

Kondisi tempat tinggalnya, yakni di Kampung Melayu, Jakarta Timur cukup padat. Sehingga, jalur evakuasi dan titik kumpul sempit dan membuat warga kesulitan melakukan evakuasi.

Dia berharap, ke depannya proses implementasi aksi antisipasi ini semakin banyak disosialisasikan. Terutama kepada kelompok berisiko tinggi, sehingga mereka dapat lebih memahami mengenai aksi antisipasi dan menjadi lebih percaya diri untuk terlibat dalam setiap kegiatan.

“Selain itu, semoga ke depannya partisipasi dapat lebih inklusif dengan melibatkan juru bahasa isyarat atau akses penunjang lainnya,” tambah Ratna.

Bukan Acara Kecil

Simulasi kesiagaan bencana disabilitas
Simulasi kesiagaan bencana di Vihara Silaparamita, pertolongan pengungsi disabilitas (12/11/2022). Foto: Dok Pribadi.

Talk show yang dihadiri Ratna di Nepal secara umum membahas soal manfaat partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan. Khususnya dalam mempersiapkan aksi antisipasi yang tanggap terhadap kesetaraan gender dan sosial inklusi (Gender Equality Social Inclusion).

Ini adalah acara besar yang diadakan oleh Anticipation Hub bekerja sama dengan:

  • Palang Merah Jerman
  • Palang Merah Amerika
  • Palang Merah Finlandia
  • Palang Merah Denmark
  • Federasi Internasional Palang Merah
  • Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC)
  • IFRC Climate Centre
  • Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN-FAO)
  • Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA)
  • Program Pangan Dunia (WFP)
  • Start Network.

Indonesia Rawan Bencana

Anggota Disabilitas Siaga Bencana (Difagana) Arie Wisesa Pratama
Anggota Disabilitas Siaga Bencana (Difagana) Arie Wisesa Pratama. Foto: Tangkapan layar Instagram @arie_wisesa.

Dalam keterangan yang sama, Team Leader Anticipatory Action, Wahana Visi Indonesia, Maria Natalia Pratiwi, mengatakan bahwa pihaknya selalu melibatkan berbagai pihak dalam implementasi aksi antisipasi.

“Kami selalu berusaha melibatkan semua pihak dalam setiap proses implementasi aksi antisipasi dan kami harap hasil dari proses yang sudah dilakukan dapat diterima dengan baik dan bermanfaat bagi semua pihak”, ujar Maria.

Dia menambahkan, Indonesia sebagai negara kepulauan secara geografis terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu:

  • Lempeng Benua Asia
  • Lempeng Benua Australia
  • Lempeng Samudera Hindia
  • Lempeng Samudera Pasifik.

Kondisi tersebut sangat rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.

Maka dari itu, membangun kesadaran masyarakat melalui aksi-aksi antisipasi yang terkoordinasi sangat penting dibangun oleh semua pihak.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya