Survei: 55 Persen Penyandang Disabilitas Tak Pernah Mendengar atau Mempelajari Literasi Keuangan

Masih banyak penyandang disabilitas yang tak pernah mendengar atau mempelajari soal literasi keuangan secara mendalam.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Jun 2024, 09:13 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2024, 09:13 WIB
literasi keuangan disabilitas
55,3 Persen Penyandang Disabilitas Tak Pernah Mendengar atau Mempelajari Literasi Keuangan Secara Mendalam, Jakarta (20/6/2024). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas kerap menghadapi tantangan dalam mendapatkan akses pada sumber daya dan pendidikan keuangan yang memadai.

Survei dari Menembus Batas pada Januari 2024 menunjukkan bahwa 55,3 persen responden disabilitas tidak pernah mendengar atau mempelajari secara mendalam tentang literasi keuangan. Termasuk mengenai produk-produk keuangan, meski banyak di antara mereka yang sudah memiliki kesadaran bahwa mengelola keuangan itu menjadi hal penting.

Menurut Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Angkie Yudistia mengatakan, penyandang disabilitas yang merupakan kelompok masyarakat rentan dan indeks literasinya masih rendah, belum menjadi salah satu fokus sasaran edukasi. Hal tersebut terjadi karena adanya hambatan upaya literasi keuangan khususnya kepada segmen yang sulit dijangkau dengan digitalisasi sekalipun. Misalnya masyarakat yang tidak terafiliasi pada ikatan atau komunitas tertentu seperti teman-teman disabilitas.

Sejalan dengan temuan dari survei Menembus Batas pada Januari 2024, mayoritas responden disabilitas tidak tahu tentang pengetahuan keuangan.

Maka dari itu, kata Angkie, kunci utamanya adalah kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta dalam memberikan akses yang terbuka bagi mereka.

“Kesehatan finansial tidak hanya penting untuk pencapaian pribadi tetapi juga merupakan komponen vital dalam mewujudkan visi Indonesia Emas pada tahun 2045,” kata Angkie Yudistia dalam konferensi pers OCBC di Jakarta Selatan, Kamis (20/6/2024).

Banyak Penyandang Disabilitas Tak Miliki Rekening Tabungan

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND) Dante Rigmalia turut menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya memantau, mengevaluasi, serta secara aktif melakukan advokasi dan kerja sama lintas sektoral. Termasuk dengan organisasi disabilitas untuk memperluas akses pendidikan keuangan yang setara.

Hal ini perlu dilakukan mengingat penyandang disabilitas kerap tak mendapat informasi yang cukup termasuk tentang literasi keuangan. Ini adalah salah satu alasan mengapa masih banyak penyandang disabilitas yang tak memiliki rekening tabungan.

“Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 pasal 9 menyatakan tentang hak keadilan dan perlindungan hukum untuk penyandang disabilitas meliputi pengendalian masalah keuangan atau menunjuk orang untuk mewakili kepentingannya dalam urusan keuangan,” kata Dante.

“Kemudian hak-hak memperoleh akses terhadap pelayanan jasa perbankan dan nonperbankan. Karena penyandang disabilitas pun membutuhkan fasilitas seperti yang bisa dinikmati non disabilitas,” tambahnya.

Bantu Penyandang Disabilitas Sehat Secara Finansial

Minimnya literasi keuangan jadi penyebab rendahnya jumlah penyandang disabilitas yang memiliki rekening tabungan.
Minimnya literasi keuangan jadi penyebab rendahnya jumlah penyandang disabilitas yang memiliki rekening tabungan, Jakarta (20/6/2024). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Minimnya literasi keuangan di kalangan penyandang disabilitas melatarbelakangi PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) untuk meluncurkan program “Semua Bisa #FinanciallyFit: Disabilitas Menyala Tanpa Batas.”

Program ini diluncurkan sebagai upaya meningkatkan nilai inklusi dalam memberikan akses literasi keuangan yang lebih luas kepada setiap lapisan masyarakat.

Program ini dirancang khusus untuk membuka peluang lebih luas bagi teman-teman disabilitas dalam mengakses pengetahuan dan sumber daya keuangan. Serta memastikan bahwa setiap individu dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan mandiri.

Brand & Communication Division Head OCBC, Aleta Hanafi, mengatakan, program ini merupakan salah satu wujud tanggung jawab pada masyarakat di pilar edukasi.

“Di mana kami percaya bahwa literasi keuangan yang tepat akan membantu tiap individu untuk dapat mencapai life goals keuangan,” kata Aleta dalam kesempatan yang sama.

“Selain itu, kami juga berkolaborasi dengan lembaga organisasi non-profit, dan komunitas disabilitas untuk terus memperkaya dan menyempurnakan program edukasi keuangan terbaik bagi teman-teman disabilitas,” tambahnya.

Sejalan dengan Arahan OJK

disabilitas
Minimnya literasi keuangan jadi penyebab rendahnya jumlah penyandang disabilitas yang memiliki rekening tabungan, Jakarta (20/6/2024). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Lebih lanjut Aleta mengatakan, program ini sejalan dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam strategi nasional. Salah satunya untuk mendorong pelaksanaan kegiatan edukasi keuangan secara langsung kepada segmen masyarakat disabilitas.

Wujud nyata tersebut dilakukan dalam program Financial Education Board Game bersama OCBC volunteer di salah satu Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) di Jakarta.

Hal ini yang menginspirasi OCBC untuk mengembangkan Ruangmenyala.com yang ramah bagi teman-teman disabilitas.

“Kami percaya bahwa pendekatan literasi keuangan tidak selalu membosankan, melalui Ruangmenyala.com, teman-teman disabilitas dapat memulai perjalanan #FinanciallyFit melalui serangkaian workshop, webinar, dan materi edukasi yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan teman-teman disabilitas,” kata Director Marketing & Lifestyle Business OCBC, Amir Widjaya.

Ruangmenyala.com adalah platform yang menggabungkan teknologi dan metodologi pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan penyandang disabilitas.

“Ruangmenyala.com adalah ekosistim yang dibangun untuk memberikan akses literasi keuangan bagi semua. Diluncurkan pada tahun 2021, Ruangmenyala.com saat ini telah memiliki 141.577 member.”

“Selain kelas-kelas edukasi Ruang Menyala, kami pun menyediakan bimbingan dari Financial Coach, didukung dengan akses tanpa batas secara gratis ke Ruang Menyala, Financial Check-Up, maupun edukasi mengenai pemahaman produk-produk keuangan yang beragam,” imbuhnya.

Tahun ini pengembangan Ruang Menyala dilakukan guna menjangkau teman-teman disabilitas untuk mempelajari dasar-dasar pengelolaan keuangan pribadi. Seperti budgeting, pengelolaan utang, investasi, dan perencanaan masa depan melalui:

  • Survei yang dilakukan di 5 pulau besar di Indonesia dengan total responden sejumlah 161 orang yang tersebar di 21 provinsi.
  • Kelas online dan tatap muka regular dengan dukungan juru bahasa isyarat yang nyaman dan mudah diakses bagi teman-teman disabilitas.
  • Video pembelajaran yang dilengkapi terjemahan bahasa isyarat dan subtitle untuk membantu mereka memahami konsep pengelolaan keuangan yang lebih baik.
  • #FinanciallyFit audiobook dari buku ‘12 PILLARS OF #FINANCIALLYFIT’, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan orang dengan gangguan penglihatan.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya