Liputan6.com, Jakarta Narasi merupakan salah satu jenis teks yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu dalam bentuk cerita pendek, novel, biografi, maupun berita. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan narasi? Bagaimana ciri-ciri dan strukturnya? Mari kita bahas secara mendalam tentang narasi dalam artikel berikut ini.
Pengertian Narasi
Narasi adalah bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Pada dasarnya, narasi merupakan bentuk tulisan yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa secara runtut berdasarkan urutan waktu.
Istilah "narasi" berasal dari kata Latin "narrare" yang artinya "memberi tahu". Orang yang menyampaikan narasi disebut narator atau pencerita. Tujuan utama narasi adalah mengisahkan suatu kejadian atau rangkaian peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.
Dalam narasi, penulis berusaha menjelaskan kepada pembaca tentang:
- Apa yang terjadi
- Bagaimana suatu peristiwa terjadi
- Kapan peristiwa itu berlangsung
- Siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut
- Mengapa peristiwa itu bisa terjadi
Dengan demikian, narasi mengandung unsur-unsur seperti tokoh, alur cerita, latar, dan sudut pandang. Semua unsur ini dirangkai menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan menarik.
Advertisement
Ciri-Ciri Narasi
Untuk dapat mengidentifikasi sebuah teks narasi, kita perlu memahami ciri-ciri khasnya. Berikut ini adalah beberapa ciri utama dari teks narasi:
- Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan
- Dirangkai dalam urutan waktu (kronologis)
- Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"
- Terdapat konflik atau pertentangan
- Berbentuk cerita tentang peristiwa atau pengalaman
- Memiliki nilai estetika
- Menekankan susunan kronologis
- Memiliki tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita
- Terdapat latar tempat dan waktu yang jelas
- Menggunakan kata-kata yang menunjukkan urutan waktu
Ciri-ciri di atas membedakan narasi dari jenis teks lainnya seperti deskripsi atau eksposisi. Dalam narasi, pembaca seolah-olah dibawa masuk ke dalam cerita dan dapat merasakan apa yang dialami tokoh-tokohnya.
Struktur Teks Narasi
Sebuah narasi yang baik memiliki struktur yang jelas dan runtut. Struktur ini membantu pembaca memahami jalan cerita dengan lebih mudah. Secara umum, struktur teks narasi terdiri dari:
1. Orientasi
Bagian ini merupakan pembukaan atau pengenalan cerita. Pada orientasi, penulis memberikan informasi awal tentang:
- Siapa tokoh-tokoh dalam cerita
- Kapan cerita terjadi
- Di mana latar cerita
- Apa yang sedang terjadi
Orientasi berfungsi untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang situasi awal cerita. Bagian ini biasanya cukup singkat namun informatif.
2. Komplikasi
Setelah pengenalan, cerita mulai berkembang dengan munculnya berbagai konflik atau masalah. Komplikasi merupakan inti dari narasi, di mana terdapat:
- Rangkaian peristiwa yang saling berkaitan
- Munculnya konflik atau masalah
- Perkembangan konflik menuju klimaks
Pada bagian ini, ketegangan cerita mulai terbangun. Pembaca dibuat penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
3. Resolusi
Setelah mencapai klimaks, cerita mulai mereda menuju penyelesaian. Pada tahap resolusi:
- Konflik mulai teratasi
- Masalah menemukan jalan keluar
- Ketegangan cerita mulai menurun
Resolusi menunjukkan bagaimana tokoh-tokoh dalam cerita mengatasi konflik yang terjadi. Tidak selalu berakhir bahagia, resolusi bisa juga berupa akhir yang menggantung atau bahkan tragis.
4. Koda (Opsional)
Beberapa narasi memiliki bagian penutup yang disebut koda. Bagian ini bersifat opsional dan biasanya berisi:
- Kesimpulan cerita
- Pesan moral atau amanat
- Tanggapan penulis terhadap peristiwa dalam cerita
Koda memberikan sentuhan akhir pada narasi, membuat cerita terasa lebih lengkap dan bermakna.
Advertisement
Unsur-Unsur Narasi
Selain struktur, narasi juga memiliki unsur-unsur pembangun yang membuat cerita menjadi hidup dan menarik. Unsur-unsur utama dalam narasi meliputi:
1. Tema
Tema adalah gagasan pokok yang menjadi dasar cerita. Tema bisa berupa nilai moral, kritik sosial, atau pesan yang ingin disampaikan penulis. Contoh tema dalam narasi antara lain:
- Perjuangan melawan ketidakadilan
- Kekuatan persahabatan
- Pengorbanan demi cinta
- Pencarian jati diri
Tema menjadi benang merah yang mengikat seluruh elemen cerita menjadi satu kesatuan yang utuh.
2. Alur/Plot
Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita. Alur menunjukkan hubungan sebab-akibat antar kejadian dalam narasi. Berdasarkan urutannya, alur dapat dibedakan menjadi:
- Alur maju: cerita disusun secara kronologis dari awal hingga akhir
- Alur mundur: cerita dimulai dari akhir, kemudian menceritakan kejadian-kejadian sebelumnya
- Alur campuran: gabungan alur maju dan mundur
Alur yang baik mampu membuat pembaca terus penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
3. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku dalam cerita. Setiap tokoh memiliki karakteristik atau sifat yang membedakannya dari tokoh lain. Berdasarkan perannya dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi:
- Tokoh utama: tokoh sentral yang menjadi fokus cerita
- Tokoh tambahan: tokoh pendukung yang membantu jalannya cerita
Sementara berdasarkan sifatnya, tokoh dapat dibedakan menjadi:
- Tokoh protagonis: tokoh yang mewakili nilai-nilai kebaikan
- Tokoh antagonis: tokoh yang berlawanan atau menentang tokoh protagonis
Penokohan adalah cara penulis menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
4. Latar/Setting
Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar terdiri dari:
- Latar tempat: lokasi terjadinya peristiwa
- Latar waktu: kapan peristiwa terjadi
- Latar suasana: keadaan atau atmosfer yang melingkupi peristiwa
Latar yang digambarkan dengan baik akan membuat pembaca seolah-olah berada dalam cerita tersebut.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi penulis dalam membawakan cerita. Ada beberapa jenis sudut pandang yang umum digunakan:
- Orang pertama: menggunakan kata ganti "aku" atau "saya"
- Orang ketiga: menggunakan kata ganti nama atau "dia"
- Orang kedua: menggunakan kata ganti "kamu" (jarang digunakan)
Pemilihan sudut pandang akan mempengaruhi bagaimana cerita disampaikan dan bagaimana pembaca merasakan kedekatan dengan tokoh-tokohnya.
6. Amanat
Amanat adalah pesan moral atau nilai-nilai yang ingin disampaikan penulis melalui cerita. Amanat bisa disampaikan secara tersurat (langsung) atau tersirat (tidak langsung). Contoh amanat dalam narasi:
- Kejujuran selalu berbuah kebaikan
- Kerja keras adalah kunci kesuksesan
- Persahabatan sejati mampu melewati berbagai rintangan
Amanat membuat narasi tidak hanya sekedar hiburan, tapi juga memiliki nilai edukatif bagi pembacanya.
Jenis-Jenis Narasi
Narasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan tujuan dan sifatnya. Berikut ini adalah jenis-jenis narasi yang umum ditemui:
1. Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertambah. Ciri-ciri narasi ekspositoris:
- Menceritakan peristiwa berdasarkan fakta
- Bersifat logis dan sistematis
- Menggunakan bahasa yang informatif
- Tidak berusaha mempengaruhi emosi pembaca
Contoh narasi ekspositoris antara lain biografi, laporan perjalanan, atau sejarah suatu peristiwa.
2. Narasi Sugestif
Narasi sugestif bertujuan untuk memberi makna atas suatu peristiwa atau kejadian sebagai pengalaman. Ciri-ciri narasi sugestif:
- Menyampaikan makna tersirat
- Merangsang daya khayal pembaca
- Menggunakan bahasa figuratif
- Berusaha mempengaruhi emosi pembaca
Contoh narasi sugestif antara lain cerpen, novel, atau dongeng.
3. Narasi Artistik
Narasi artistik bertujuan untuk menciptakan kesan estetis pada pembaca. Ciri-ciri narasi artistik:
- Menggunakan bahasa yang indah dan puitis
- Menonjolkan aspek keindahan dalam penceritaan
- Sering menggunakan majas atau gaya bahasa
- Bisa bersifat fiksi maupun nonfiksi
Contoh narasi artistik antara lain puisi naratif atau prosa liris.
4. Narasi Informatif
Narasi informatif bertujuan untuk memberikan informasi atau pengetahuan kepada pembaca. Ciri-ciri narasi informatif:
- Menyajikan informasi secara jelas dan akurat
- Menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami
- Bersifat objektif
- Tidak memasukkan unsur fiksi atau imajinasi
Contoh narasi informatif antara lain berita, artikel ilmiah, atau buku pelajaran.
Advertisement
Kaidah Kebahasaan Teks Narasi
Dalam menulis teks narasi, ada beberapa kaidah kebahasaan yang perlu diperhatikan. Kaidah-kaidah ini membantu membuat narasi menjadi lebih hidup dan menarik. Berikut ini adalah beberapa kaidah kebahasaan dalam teks narasi:
1. Penggunaan Kata Kerja
Narasi banyak menggunakan kata kerja untuk menggambarkan aksi atau tindakan. Ada dua jenis kata kerja yang sering digunakan:
- Kata kerja transitif: kata kerja yang memerlukan objek. Contoh: "Andi membaca buku."
- Kata kerja intransitif: kata kerja yang tidak memerlukan objek. Contoh: "Burung itu terbang."
Penggunaan kata kerja yang tepat akan membuat cerita lebih dinamis dan hidup.
2. Penggunaan Kata Sifat
Kata sifat digunakan untuk menggambarkan ciri atau keadaan tokoh, benda, atau situasi dalam cerita. Contoh penggunaan kata sifat dalam narasi:
- "Gadis cantik itu tersenyum malu-malu."
- "Angin dingin berhembus kencang malam itu."
Kata sifat membantu pembaca membayangkan dengan lebih jelas apa yang terjadi dalam cerita.
3. Penggunaan Kata Keterangan Waktu
Karena narasi menceritakan rangkaian peristiwa, penggunaan kata keterangan waktu sangat penting. Contoh kata keterangan waktu yang sering digunakan:
- Kemudian
- Setelah itu
- Keesokan harinya
- Sementara itu
- Akhirnya
Kata-kata ini membantu menunjukkan urutan kejadian dalam cerita.
4. Penggunaan Kata Penghubung
Kata penghubung digunakan untuk menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Beberapa kata penghubung yang sering digunakan dalam narasi:
- Dan
- Tetapi
- Karena
- Sehingga
- Meskipun
Penggunaan kata penghubung yang tepat membuat alur cerita menjadi lebih lancar dan mudah diikuti.
5. Penggunaan Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Dalam narasi, dialog antar tokoh bisa disampaikan melalui kalimat langsung atau tidak langsung.
- Kalimat langsung: "Aku akan pergi besok," kata Rina.
- Kalimat tidak langsung: Rina mengatakan bahwa dia akan pergi besok.
Variasi penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung membuat cerita lebih dinamis.
6. Penggunaan Majas
Majas atau gaya bahasa sering digunakan dalam narasi untuk membuat cerita lebih menarik dan ekspresif. Beberapa majas yang sering digunakan:
- Personifikasi: memberikan sifat manusia pada benda mati
- Simile: perbandingan langsung menggunakan kata "seperti" atau "bagaikan"
- Metafora: perbandingan tidak langsung
- Hiperbola: melebih-lebihkan sesuatu
Penggunaan majas yang tepat dapat membuat narasi menjadi lebih hidup dan mengesankan.
Cara Menulis Teks Narasi
Menulis teks narasi yang baik membutuhkan keterampilan dan latihan. Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa Anda ikuti untuk menulis teks narasi:
1. Menentukan Tema dan Tujuan
Langkah pertama adalah menentukan tema dan tujuan penulisan. Apa yang ingin Anda ceritakan? Pesan apa yang ingin Anda sampaikan? Tentukan hal ini dengan jelas sebelum mulai menulis.
2. Membuat Kerangka Cerita
Buatlah kerangka cerita yang berisi garis besar alur. Tentukan:
- Bagaimana cerita akan dimulai
- Peristiwa-peristiwa penting yang akan terjadi
- Bagaimana konflik akan muncul dan berkembang
- Bagaimana cerita akan berakhir
Kerangka ini akan membantu Anda tetap fokus saat menulis.
3. Mengembangkan Tokoh
Pikirkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita Anda. Tentukan:
- Sifat dan kepribadian mereka
- Latar belakang mereka
- Motivasi dan tujuan mereka
Tokoh yang dikembangkan dengan baik akan membuat cerita lebih menarik dan realistis.
4. Mendeskripsikan Latar
Gambarkan latar cerita dengan jelas. Berikan detail tentang:
- Tempat terjadinya peristiwa
- Waktu kejadian
- Suasana atau atmosfer yang melingkupi cerita
Deskripsi latar yang baik akan membantu pembaca "masuk" ke dalam cerita.
5. Menulis Draf Pertama
Mulailah menulis draf pertama berdasarkan kerangka yang telah Anda buat. Pada tahap ini, fokus pada menuangkan ide tanpa terlalu memikirkan kesempurnaan bahasa.
6. Mengembangkan Dialog
Jika cerita Anda melibatkan percakapan antar tokoh, kembangkan dialog yang natural dan sesuai dengan karakter masing-masing tokoh.
7. Menyunting dan Merevisi
Setelah draf pertama selesai, baca kembali dan lakukan penyuntingan. Perhatikan:
- Alur cerita: apakah sudah mengalir dengan baik?
- Konsistensi karakter: apakah tokoh-tokoh bertindak sesuai dengan sifat mereka?
- Penggunaan bahasa: apakah ada kata-kata atau kalimat yang perlu diperbaiki?
- Ejaan dan tata bahasa: perbaiki kesalahan yang ada
Jangan ragu untuk melakukan beberapa kali revisi untuk mendapatkan hasil terbaik.
8. Meminta Umpan Balik
Mintalah orang lain untuk membaca karya Anda dan memberikan umpan balik. Pandangan orang lain bisa membantu Anda melihat aspek-aspek yang mungkin terlewat.
9. Finalisasi
Setelah melakukan revisi berdasarkan umpan balik, lakukan pengecekan terakhir sebelum menganggap karya Anda selesai.
Ingat, menulis adalah proses yang membutuhkan latihan. Semakin sering Anda menulis, semakin baik kemampuan Anda dalam menciptakan narasi yang menarik.
Advertisement
Contoh Teks Narasi
Untuk lebih memahami bagaimana sebuah teks narasi disusun, mari kita lihat contoh berikut ini:
Judul: "Pertemuan Tak Terduga"
Sore itu, langit Jakarta tampak mendung. Rintik-rintik hujan mulai turun membasahi jalanan yang macet. Rina, seorang mahasiswi berusia 20 tahun, berjalan tergesa-gesa di trotoar sambil memegang payung birunya yang sudah usang. Ia harus segera sampai di halte bus sebelum hujan bertambah deras.
Tiba-tiba, angin kencang bertiup. Payung Rina terlepas dari genggamannya dan terbang ke tengah jalan. Tanpa berpikir panjang, gadis itu berlari mengejar payungnya. Ia tidak menyadari sebuah mobil melaju kencang ke arahnya.
"Awas!" teriak seseorang.
Rina menoleh. Matanya terbelalak melihat mobil yang tinggal beberapa meter darinya. Kakinya seolah terpaku di aspal. Tepat saat mobil itu hampir menabraknya, seseorang menarik tangannya dengan kuat. Rina terhuyung dan jatuh ke trotoar, namun ia selamat dari tabrakan maut.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya penolongnya, seorang pemuda berkacamata yang tampak sebaya dengannya.
Rina masih shock. Ia hanya bisa mengangguk pelan. Pemuda itu membantunya berdiri.
"Terima kasih," ucap Rina lirih. "Aku Rina. Siapa namamu?"
"Aku Dito," jawab pemuda itu sambil tersenyum. "Lain kali hati-hati ya. Nyawa lebih berharga dari sebuah payung."
Rina tersenyum malu. Ia baru sadar betapa bodohnya tindakannya tadi. Hujan semakin deras, tapi keduanya masih berdiri di sana, saling menatap.
"Mau kuantar ke halte?" tawar Dito.
Rina mengangguk. Mereka berjalan bersama di bawah payung Dito, mengobrol dan tertawa seolah telah lama kenal. Tanpa mereka sadari, pertemuan tak terduga ini adalah awal dari sebuah cerita baru dalam hidup mereka.
Contoh narasi di atas menunjukkan beberapa elemen penting:
- Orientasi: pengenalan tokoh Rina dan situasi awal
- Komplikasi: munculnya konflik saat Rina hampir tertabrak
- Resolusi: Rina diselamatkan oleh Dito
- Koda: pertemuan mereka menjadi awal cerita baru
Narasi ini juga menggambarkan latar dengan jelas, menggunakan dialog untuk menghidupkan cerita, dan membangun ketegangan melalui alur yang menarik.
Kesimpulan
Narasi adalah bentuk tulisan yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa secara runtut berdasarkan urutan waktu. Teks narasi memiliki struktur yang terdiri dari orientasi, komplikasi, resolusi, dan kadang-kadang koda. Unsur-unsur penting dalam narasi meliputi tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, dan amanat.
Ada beberapa jenis narasi, seperti narasi ekspositoris, sugestif, artistik, dan informatif. Masing-masing memiliki tujuan dan karakteristik yang berbeda. Dalam menulis narasi, penting untuk memperhatikan kaidah kebahasaan seperti penggunaan kata kerja, kata sifat, kata keterangan waktu, dan majas.
Menulis narasi yang baik membutuhkan latihan dan keterampilan. Dengan memahami elemen-elemen penting dalam narasi dan mengikuti langkah-langkah penulisan yang tepat, Anda dapat menciptakan cerita yang menarik dan berkesan bagi pembaca.
Narasi bukan hanya sekedar rangkaian peristiwa, tapi juga cara untuk menyampaikan pengalaman, emosi, dan nilai-nilai kepada orang lain. Melalui narasi, kita dapat berbagi pengetahuan, menghibur, atau bahkan mempengaruhi pandangan orang lain. Karena itu, kemampuan menulis narasi yang baik adalah keterampilan yang sangat berharga dalam berbagai aspek kehidupan.
Advertisement