Liputan6.com, Jakarta Peristiwa Isra Mi'raj merupakan salah satu momen paling penting dan bersejarah dalam perjalanan kenabian Muhammad SAW. Perjalanan spiritual luar biasa ini mengandung banyak hikmah dan pelajaran berharga bagi umat Islam. Mari kita telusuri lebih dalam makna dan tujuan isra mi'raj Nabi Muhammad SAW.
Pengertian Isra Mi'raj
Isra Mi'raj terdiri dari dua peristiwa yang berbeda namun saling berkaitan:
- Isra berasal dari kata bahasa Arab yang berarti "perjalanan malam". Ini merujuk pada perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem dalam satu malam.
- Mi'raj berasal dari kata bahasa Arab yang berarti "naik" atau "tangga". Ini mengacu pada perjalanan vertikal Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Aqsa menembus tujuh lapis langit hingga Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT.
Jadi, Isra Mi'raj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dalam satu malam dari Makkah ke Yerusalem, lalu naik ke langit tertinggi untuk bertemu Allah SWT. Peristiwa luar biasa ini terjadi sekitar satu tahun sebelum hijrah Nabi ke Madinah, tepatnya pada 27 Rajab tahun ke-11 kenabian (621 M).
Perjalanan Isra Mi'raj melampaui batas-batas ruang dan waktu yang kita kenal. Nabi Muhammad SAW melintasi jarak ribuan kilometer dan menembus tujuh lapis langit hanya dalam hitungan jam. Ini menunjukkan keagungan kekuasaan Allah SWT yang mampu melepaskan hamba pilihan-Nya dari ikatan hukum alam.
Advertisement
Tujuan Utama Isra Mi'raj
Peristiwa Isra Mi'raj memiliki beberapa tujuan utama yang sangat penting, di antaranya:
1. Menerima Perintah Shalat Lima Waktu
Tujuan terpenting dari Isra Mi'raj adalah turunnya perintah shalat lima waktu secara langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Awalnya Allah memerintahkan shalat 50 kali sehari semalam. Namun atas saran Nabi Musa AS, Rasulullah SAW memohon keringanan hingga akhirnya ditetapkan menjadi lima kali sehari semalam.
Perintah shalat yang diterima langsung tanpa perantara Malaikat Jibril ini menunjukkan betapa pentingnya ibadah shalat bagi umat Islam. Shalat menjadi tiang agama dan sarana komunikasi langsung antara hamba dengan Allah SWT. Melalui shalat, seorang muslim dapat merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta seperti yang dialami Rasulullah saat Mi'raj.
2. Melihat Tanda-tanda Kebesaran Allah
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Isra ayat 1:
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Ayat ini menegaskan bahwa salah satu tujuan Isra Mi'raj adalah agar Allah memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. Selama perjalanan, Rasulullah menyaksikan berbagai keajaiban alam semesta dan alam ghaib yang menunjukkan keagungan kekuasaan Allah, termasuk:
- Melihat surga dan neraka beserta penghuninya
- Bertemu para nabi terdahulu di setiap lapisan langit
- Menyaksikan Baitul Ma'mur yang setiap hari diziarahi 70.000 malaikat
- Melihat Malaikat Jibril dalam wujud aslinya yang memiliki 600 sayap
- Mencapai Sidratul Muntaha, batas terjauh yang bisa dicapai makhluk
Pengalaman spiritual ini semakin memantapkan keimanan dan keyakinan Nabi Muhammad SAW akan kebesaran Allah SWT.
3. Menghibur dan Menguatkan Nabi Muhammad SAW
Isra Mi'raj terjadi di saat Nabi Muhammad SAW sedang menghadapi masa-masa sulit dalam dakwahnya di Makkah. Beliau baru saja kehilangan dua orang yang sangat dicintai dan menjadi pendukung utama dakwahnya, yaitu istri tercinta Khadijah binti Khuwailid dan paman pelindungnya Abu Thalib. Penolakan dan penindasan kaum Quraisy juga semakin gencar.
Di tengah kesedihan dan tekanan berat ini, Allah menganugerahkan pengalaman spiritual luar biasa kepada Nabi-Nya. Pertemuan langsung dengan Allah SWT dan para nabi terdahulu memberi kekuatan baru bagi Rasulullah untuk melanjutkan perjuangan dakwahnya. Ini menunjukkan betapa Allah selalu hadir menghibur dan menguatkan hamba-Nya yang setia di saat-saat tersulit.
4. Memperkenalkan Nabi Muhammad kepada Para Nabi Terdahulu
Selama perjalanan Mi'raj, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan para nabi terdahulu di setiap lapisan langit, antara lain:
- Nabi Adam AS di langit pertama
- Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS di langit kedua
- Nabi Yusuf AS di langit ketiga
- Nabi Idris AS di langit keempat
- Nabi Harun AS di langit kelima
- Nabi Musa AS di langit keenam
- Nabi Ibrahim AS di langit ketujuh
Pertemuan ini menegaskan posisi Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan rasul. Beliau juga menjadi imam shalat bagi para nabi, menunjukkan bahwa ajaran Islam yang dibawanya menyempurnakan ajaran nabi-nabi sebelumnya.
5. Menguji Keimanan Umat Islam
Peristiwa Isra Mi'raj menjadi ujian keimanan bagi umat Islam saat itu. Banyak yang tidak percaya bahwa Nabi Muhammad SAW bisa melakukan perjalanan sejauh itu hanya dalam satu malam. Sebagian sahabat bahkan murtad karena menganggap cerita ini tidak masuk akal.
Namun bagi mereka yang beriman, peristiwa ajaib ini justru semakin memantapkan keyakinan mereka akan kekuasaan Allah yang tak terbatas. Ini menunjukkan bahwa iman sejati tidak hanya berdasarkan logika semata, tapi juga keyakinan akan hal-hal ghaib yang melampaui nalar manusia.
Hikmah dan Pelajaran dari Isra Mi'raj
Peristiwa Isra Mi'raj mengandung banyak hikmah dan pelajaran berharga yang dapat kita petik dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Pentingnya Ibadah Shalat
Turunnya perintah shalat lima waktu menjadi inti dari peristiwa Isra Mi'raj. Ini menunjukkan betapa pentingnya ibadah shalat bagi seorang muslim. Shalat bukan sekadar ritual, tapi sarana komunikasi langsung dengan Allah SWT yang dapat membersihkan jiwa dan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Kita perlu menjaga dan meningkatkan kualitas shalat kita, bukan hanya sekedar gerakan fisik tapi juga menghadirkan kekhusyukan hati. Shalat yang berkualitas akan membawa dampak positif bagi kehidupan kita.
2. Kekuasaan Allah Tak Terbatas
Perjalanan Isra Mi'raj yang melampaui batas ruang dan waktu menunjukkan bahwa kekuasaan Allah SWT tidak terbatas oleh hukum alam yang kita kenal. Ini mengajarkan kita untuk tidak membatasi pemahaman kita tentang Allah hanya berdasarkan logika semata. Ada banyak hal di alam semesta ini yang belum mampu dijangkau oleh akal manusia.
3. Pentingnya Ketabahan dan Kesabaran
Isra Mi'raj terjadi di saat Nabi Muhammad SAW menghadapi cobaan berat dalam dakwahnya. Ini mengajarkan kita untuk tetap tabah dan sabar menghadapi ujian hidup. Allah selalu hadir menguatkan hamba-Nya yang setia, meski kadang dengan cara yang tak terduga.
4. Keberanian Menyampaikan Kebenaran
Meski banyak yang tidak percaya, Nabi Muhammad SAW tetap menyampaikan pengalaman Isra Mi'raj-nya kepada umat. Ini mengajarkan kita untuk berani menyuarakan kebenaran meski menghadapi penolakan. Kebenaran harus tetap disampaikan meski pahit dan sulit diterima.
5. Pentingnya Pembersihan Jiwa
Sebelum melakukan Mi'raj, dada Nabi Muhammad SAW dibersihkan dengan air Zamzam. Ini mengajarkan pentingnya membersihkan hati dan jiwa sebelum mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kita perlu senantiasa menjaga kesucian batin agar bisa mencapai kedekatan spiritual dengan Sang Pencipta.
6. Solidaritas Antar Umat Beragama
Pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan para nabi terdahulu menunjukkan adanya kesinambungan ajaran para nabi dan rasul. Ini mengajarkan kita untuk menghormati ajaran agama lain dan membangun solidaritas antar umat beragama tanpa mengorbankan akidah.
7. Pentingnya Masjidil Aqsa
Dipilihnya Masjidil Aqsa sebagai tempat singgah sebelum Mi'raj menunjukkan pentingnya masjid ini bagi umat Islam. Kita perlu peduli dan mendukung perjuangan membebaskan Masjidil Aqsa dari pendudukan.
Advertisement
Tradisi Memperingati Isra Mi'raj
Meski bukan termasuk hari raya resmi dalam Islam, banyak umat Islam di berbagai belahan dunia memiliki tradisi memperingati peristiwa Isra Mi'raj. Beberapa tradisi yang umum dilakukan antara lain:
1. Pengajian dan Ceramah Agama
Banyak masjid dan lembaga Islam mengadakan pengajian atau ceramah khusus membahas tentang Isra Mi'raj. Ini bertujuan mengingatkan kembali umat akan makna dan hikmah dari peristiwa bersejarah tersebut.
2. Pembacaan Kisah Isra Mi'raj
Di beberapa daerah, ada tradisi membacakan kitab-kitab yang mengisahkan perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Ini biasanya dilakukan di masjid atau madrasah dengan melibatkan masyarakat setempat.
3. Ziarah ke Makam Wali atau Ulama
Sebagian masyarakat memiliki tradisi berziarah ke makam para wali atau ulama pada malam 27 Rajab. Mereka berdoa dan membaca Al-Quran di sana sebagai bentuk peringatan Isra Mi'raj.
4. Puasa Sunnah
Meski tidak ada hadits shahih yang menganjurkannya, sebagian umat Islam memiliki kebiasaan berpuasa sunnah pada tanggal 27 Rajab sebagai bentuk syukur atas peristiwa Isra Mi'raj.
5. Pembagian Makanan
Di beberapa daerah, ada tradisi membagikan makanan atau mengadakan makan bersama dalam rangka memperingati Isra Mi'raj. Ini sebagai bentuk sedekah dan mengeratkan silaturahmi antar warga.
Kontroversi Seputar Peringatan Isra Mi'raj
Meski banyak dilakukan, peringatan Isra Mi'raj juga menuai beberapa kontroversi di kalangan umat Islam:
1. Status Hukumnya
Sebagian ulama berpendapat bahwa memperingati Isra Mi'raj termasuk bid'ah karena tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Namun sebagian lain menganggapnya sebagai bid'ah hasanah (bid'ah yang baik) selama tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan syariat.
2. Penentuan Tanggal
Ada perbedaan pendapat di kalangan sejarawan Islam mengenai tanggal pasti terjadinya Isra Mi'raj. Meski umumnya diperingati pada 27 Rajab, beberapa riwayat menyebutkan tanggal-tanggal lain.
3. Ritual Khusus
Beberapa tradisi peringatan Isra Mi'raj dianggap tidak memiliki landasan syariat yang kuat, seperti puasa khusus 27 Rajab atau pembacaan kitab-kitab tertentu.
4. Berlebihan dalam Perayaan
Sebagian kalangan mengkritik perayaan Isra Mi'raj yang terlalu meriah hingga menyerupai hari raya, padahal statusnya bukan hari raya resmi dalam Islam.
Advertisement
Cara Bijak Memperingati Isra Mi'raj
Terlepas dari kontroversi yang ada, kita bisa mengambil jalan tengah dalam memperingati Isra Mi'raj dengan cara yang bijak dan sesuai syariat:
1. Mempelajari Kembali Kisah Isra Mi'raj
Kita bisa menggunakan momentum ini untuk memperdalam pemahaman tentang peristiwa Isra Mi'raj dari sumber-sumber yang terpercaya. Ini akan menambah wawasan dan memperkuat keimanan kita.
2. Meningkatkan Kualitas Ibadah
Mengingat salah satu tujuan utama Isra Mi'raj adalah turunnya perintah shalat, kita bisa memfokuskan diri untuk meningkatkan kualitas shalat dan ibadah lainnya.
3. Muhasabah Diri
Momentum Isra Mi'raj bisa menjadi sarana introspeksi diri, mengevaluasi amal ibadah kita selama ini dan bertekad untuk memperbaiki diri.
4. Berbagi Ilmu dan Kebaikan
Kita bisa mengadakan diskusi atau kajian ringan tentang hikmah Isra Mi'raj dengan keluarga atau teman-teman, serta melakukan amal kebaikan sebagai bentuk syukur.
5. Berdoa dan Bermunajat
Malam 27 Rajab bisa kita manfaatkan untuk memperbanyak doa dan munajat kepada Allah SWT, memohon ampunan dan petunjuk-Nya.
Kesimpulan
Isra Mi'raj merupakan peristiwa luar biasa yang mengandung banyak hikmah dan pelajaran berharga bagi umat Islam. Tujuan utamanya bukan hanya menerima perintah shalat lima waktu, tapi juga memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah kepada Nabi Muhammad SAW serta menguatkan beliau dalam mengemban tugas kenabian.
Terlepas dari perbedaan pendapat tentang cara memperingatinya, yang terpenting adalah kita bisa mengambil hikmah dari peristiwa Isra Mi'raj dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan kualitas ibadah, penguatan keimanan, dan perbaikan akhlak seharusnya menjadi fokus utama kita dalam mengenang momen bersejarah ini.
Semoga dengan memahami makna dan tujuan Isra Mi'raj, kita bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW. Wallahu a'lam bishawab.
Advertisement