Target ISIS Setelah Irak dan Suriah: Roma, Italia

Bukan hanya terbatas di Timur Tengah, ternyata ISIS bercita-cita membawa gerakannya ke Eropa, bahkan seluruh dunia.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 02 Jul 2014, 11:25 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2014, 11:25 WIB
Al Baghdadi, pemimpin ISIS

Liputan6.com, London Masih belum puas dengan Irak dan Suriah, ISIS bercita-cita membawa impiannya ke Eropa dan, akhirnya, ke seluruh dunia.

Abu Bakr al-Baghdadi, yang mengangkat dirinya sendiri sebagai pemimpin Daulah Islamiyah yang membentang di Irak dan Suriah, berjanji akan memimpin pendudukan Roma dan mengajak kaum muslim untuk migrasi ke “negara”nya dan untuk berjuang di seluruh dunia di bawah naungannya.

Baghdadi, yang memiliki gelar PhD dalam Kajian Islam, mengatakan bahwa kaum muslim telah menjadi sasaran selama ini, dibunuh mulai dari Tiongkok hingga Indonesia.

Berbicara sebagai 'Khalifah' pertama sejak runtuhnya Ottoman, ia menyerukan kepada kaum muslim untuk merapatkan barisan untuk menegakkan Darul Islam. Demikianlah yang dilansir Liputan6.com dari Sydney Morning Herald (02/07/2014).

“Mereka yang sanggup berimigrasi ke Daulah Islam haruslah melakukannya, karena imigrasi ke Darul Islam merupakan kewajiban,” katanya dalam rekaman suara yang diterbitkan melalui situs web yang digunakan oleh kelompok yang sebelumnya dikenal sebagai ISIL.

“Bergegaslah, oh kaum muslim, ke rumahmu. Inilah daulahmu. Suriah bukan hanya untuk orang Suriah dan Irak bukan hanya untuk orang Irak. Negeri ini adalah untuk kaum muslim, semua muslim. Inilah amaran saya kepadamu. Kalau kamu tegar, kamu akan menduduki Roma dan memiliki dunia, insya Allah.”

Pidato itu muncul beberapa jam setelah parlemen Irak gagal menunjuk kepemimpinan baru karena perpecahan dalam tubuh parlemen berdasarkan golongan Syiah, Sunni, dan Kurdi. Irak harus melakukan pemungutan suara untuk memilih presiden, perdana menteri dan ketua parlemen sehubungan dengan pemilu baru-baru ini.

Setelah mengaku memiliki gelar “kalifah”, Baghdadi membujuk “para hakim dan mereka yang memiliki ketrampilan militer, manajemen, dan layanan masyarakat, dan dokter dan insinyur di segala bidang.” Ia juga menyerukan para pejuang untuk meningkatkan pertempuran selama bulan suci Ramadan.

“Dalam bulan kemenangan ini maupun bulan lainnya, tidak ada yang lebih mulia daripada jihad fisabilillah, jadi pergunakanlah kesempatan ini dan berjalanlah pada jalan para pendahulu kita yang mulia,” katanya.

Sehubungan dengan kekacauan yang merebak bulan lalu karena pemberontakan yang digagas kelompok itu, PBB mengatakan bahwa telah jatuh korban tewas hingga 2400 orang di Irak di bulan Juni, sehingga menjadi bulan yang paling mematikan dalam beberapa tahun belakangan ini.

Pengakuan kekuasaan Baghdadi atas kawasan yang luas itu masih akan ditantang oleh serangan balik dari pemerintah Irak. Banyak kelompok muslim yang meragukan kekhalifahannya. Namun demikian, pada pakar mencemaskan kemunculan Baghdadi yang menjadi daya tarik kaum ekstremis, bahkan dengan menggunakan media sosial untuk mengumpulkan pengikut di seluruh dunia.

Hassan Hassan, seorang analis Delma Institute di Abu Dhabi, menuliskan bahwa Baghdadi menghadirkan tantangan paling radikal sejak kemunculan Osama bin Laden dan Al-Qaeda. “Bisik-bisik mendukung khalifah di Aghanistan sekarang diganti dengan ucapan dan tindakan nyata, diperkuat oleh media sosial,” katanya. (Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya