Penyerang Parlemen Kanada Pernah Dipenjara Kasus Perampokan

Pria itu dilaporkan tengah diselidiki dalam kasus kepemilikan narkotika, sebelum melakoni penyerangan ke Gedung Parlemen Kanada.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 23 Okt 2014, 10:18 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2014, 10:18 WIB
Penjagaan dari kepolisian di sekitar Gedung Parlemen Kanada.
Penjagaan dari kepolisian di sekitar Gedung Parlemen Kanada. (BBC)

Liputan6.com, Ottawa - Pelaku penyerangan gedung parlemen Kanada di Ottawa pada Rabu 22 Oktober 2014 waktu setempat, ternyata seorang pelaku kriminal. Ia pernah dibui karena kasus perampokan dan kepemilikan senjata pada 2003.

Beberapa saat setelah penyerangan digagalkan, stasiun televisi CTV melaporkan bahwa pelaku bernama Michael Zehaf-Bibeau. Dikutip dari BBC, Kamis (23/10/2014), pria berusia 32 tahun yang pernah dipenjara itu dilaporkan tengah diselidiki dalam kasus kepemilikan narkotika sebelum melakoni penyerangan.

Oleh badan intelijen Kanada, Michael dimasukkan ke dalam kategori 'orang berisiko tinggi'. Oleh karena itu, dilakukan penyitaan paspor guna mencegahnya bepergian ke luar negeri.

"Aparat keamanan masih menyelidiki apakah Michael bertindak sendirian atau memiliki sekutu," ucap Perdana Menteri Kanada Stephen Harper.

Dalam aksinya, Michael melepaskan tembakan ke arah seorang serdadu yang menjaga Monumen Peringatan Perang.

Serdadu itu ialah Kopral Nathan Cirillo, bagian dari kesatuan pasukan penggelar seremoni di kompleks parlemen. Ia meninggal dunia akibat cedera yang dideritanya.

Setelah aksi itu, Michael berlari dengan membawa senapan ke gedung parlemen yang berjarak beberapa ratus meter.

Sejumlah saksi mata menggambarkan Michael sebagai seorang pria yang berpakaian serba hitam, dan wajahnya setengah tertutup oleh sehelai kain.

Setelah sempat baku tembak dengan penjaga keamanan di parlemen, Michael tewas akibat peluru yang dilepaskan Sersan Kevin Vickers.

Saat berita ini diturunkan, Kepolisian Ottawa telah mencabut blokade di pusat kota.

"Investigasi polisi di pusat kota telah menyimpulkan bahwa tidak ada ancaman terhadap keselamatan publik di area tersebut. Namun, operasi polisi masih berlanjut di kompleks parlemen. Dengan demikian, wilayah itu tidak bisa dimasuki publik,” demikian pernyataan resmi dari Kepolisian Ottawa.

Perdana Menteri Kanada Steven Harper mengecam serangan di gedung parlemen itu, menyebutnya sebagai perbuatan keji. Pemerintah Kanada sebelumnya menaikkan peringatan terorisme dari rendah menjadi menengah. (Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya