Perang Suriah, Dubes RI Kembali Lakukan Pemulangan TKI Massal

Dubes RI untuk Suriah, Djoko Harjanto berpesan kepada para TKI agar tidak lagi berangkat bekerja ke Timur Tengah.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 02 Des 2014, 22:00 WIB
Diterbitkan 02 Des 2014, 22:00 WIB
WNI Suriah
Dubes RI untuk Suriah, Djoko Harjanto berpesan kepada para TKW agar tidak lagi berangkat bekerja ke Timur Tengah (KBRI Damaskus)

Liputan6.com, Damaskus - Seiring situasi Suriah yang masih belum kondusif, sampai saat ini KBRI Damaskus terus melakukan repatriasi atau pemulangan massal warga negara Indonesia (WNI) dari Suriah.

Duta Besar LB & BP RI untuk Republik Arab Suriah Djoko Harjanto telah melepas sebanyak 45 tenaga kerja Indonesia (TKI) atau tenaga kerja wanita (TKW) ke Indonesia melalui Beirut. Repatriasi ini merupakan gelombang yang ke-25 kalinya sejak awal tahun 2014.

Dalam sambutannya, Djoko berpesan kepada para TKW agar tidak lagi berangkat bekerja ke Timur Tengah terutama Suriah yang saat ini masih dilanda konflik dan karena saat ini pun gaji sebagai pembantu rumah tangga di Indonesia sudah cukup tinggi.

"Bapak Dubes berharap agar mereka tidak terjebak dengan rayuan sponsor yang selalu mengiming-imingi gaji besar untuk bekerja di Timur Tengah. Bapak Dubes mengharapkan agar sesampainya di Indonesia, mereka dapat memakai uang hasil bekerja di luar negeri sebagai modal membuka usaha berwiraswasta sembari mengharapkan kondisi ekonomi Indonesia akan semakin membaik," demikian keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Selasa (2/12/2014).

Repatriasi TKW dari Suriah ke Indonesia melalui Beirut ini merupakan program nasional yang dibiayai pemerintah pusat dan idealnya para WNI/TKW tidak dipungut biaya sejak di bandara Soekarno-Hatta hingga tiba ke desa masing-masing. Namun kenyatannya, dalam pemberitaan di media massa masih ada berita tentang oknum-oknum tertentu yang melakukan pungli terhadap para TKW.

"Dalam pemulangan kloter 45 TKW tersebut, KBRI berhasil memulangkan dua orang korban human trafficking (perdagangan orang) sindikat Iyad Mansur dan Bungawati salah satunya berinisial DAS, asal Lombok Timur, NTB yang dikirim ke wilayah konflik di kota Homs, Suriah. Dia baru bekerja selama empat hari kemudian kabur ke KBRI karena majikannya baru saja meninggal terkena mortir," ungkap Windu Setiyoso, Pejabat Konsuler merangkap Pensosbud KBRI Damaskus.

Selain itu, kata Windu, terdapat satu orang TKW berinisial SBD yang telah bekerja 10 tahun di Suriah yang berhasil ditarik dari penguasaan majikannya.

"Upaya menarik TKW yang telah bekerja di rumah majikan selama sepuluh tahun ini tak lepas dari bantuan aparat penegak hukum Suriah yang telah membantu KBRI dalam menangani kasus-kasus trafficking," imbuh dia.

Ditambahkan dia, ketika sampai ke Indonesia, bukan berarti permasalahan mereka selesai, karena ada pihak-pihak tertentu yang sengaja mengeksploitasi mereka.

"Bahkan tidak mengherankan banyak keluarga yang mengeluhkan kepada KBRI adanya LSM lokal dan oknum-oknum lain telah menipu dan memerasnya dengan menjanjikan bisa memulangkan TKW dari Timur Tengah dengan meminta imbalan jasa. Sebagai contoh, ada keluarga TKW berasal Juntinyuat, Indramayu yang mengaku kepada kami telah menghabiskan uang 48 juta rupiah untuk diberikan kepada para LSM lokal dan sponsor yang mengaku dapat mencari anggota keluarhganya di Suriah, namun hasilnya nol," ujar Windu.

Sejak awal 2014 sampai saat ini, KBRI Damaskus telah merepatriasi 1.403 TKW dari Suriah ke Beirut menggunakan 35 bus. Dari Beirut, mereka akan diterbangkan ke Indonesia karena hingga kini maskapai penerbangan seperti Ettihad, Emirate dan Qatar Airways masih belum melayani rute penerbangan dari dan ke Damaskus. (Riz/Ali)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya