Israel-AS Bersiap Bantu Australia Tangani Penyanderaan di Sydney

Di AS, Orang Nomor Satu di negara tersebut, Barack Obama bahkan langsung memanggil penasihat anti-terorismenya, Lisa Monoca.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 15 Des 2014, 10:50 WIB
Diterbitkan 15 Des 2014, 10:50 WIB
Pria Bersenjata Sandera Sejumlah Orang di Kafe Sydney
The Lindt chocolate cafe Martin Place kini tengah dikepung polisi. Sementara sejumlah orang di dalamnya dikabarkan disandera pelaku.

Liputan6.com, Sydney - Penyaderaan yang terjadi di Australia, segera membuat beberapa negara besar bertindak. Di antaranya adalah Amerika Serikat (AS) dan Israel.

Presiden AS Barack Obama bahkan langsung memanggil penasihat anti-terorismenya, Lisa Monaco. Keterangan tersebut disampaikan pihak Gedung Putih.

"Presiden Obama mendiskusikan situasi (di Australia) dengan penasihat anti-terorisnya, Lisa Monaco," sebut pernyataan resmi Gedung Putih seperti dikutip dari ABC, Senin (15/12/2014).

Bukan cuma AS, sekutu dekat negara tersebut, Israel juga langsung mengambil tindakan, sesaat setelah penyanderaan di Sydney terjadi. Melalui kedutaanya di Canberra, Negara Yahudi ini menyatakan akan terus memantau situasi di sana.

"Doa kami selalu bersama para orang-orang tak berdosa yang masih menjadi sandera aksi teror di Sydney," sebut pernyataan resmi Kedutaan Israel.

Tidak hanya itu, Israel menyatakan ia akan selalu bersama Pemerintah Australia. Untuk menghadapi semua aksi teror yang tengah dihadapi Negeri Kangguru.

Pada pagi ini, 2 pria bersenjata yang salah satu orang di antaranya membawa bendera bertulisan Arab, melakukan aksi teror di Sydney. Teror tersebut tepatnya berlangsung di The Lindt Chocolate Cafe Martin Place.

Puluhan orang termasuk pengunjung dan pelayan kafe dilaporkan disandera 2 pria bersenjata itu. Saat ini kepolisian Sydney masih terus melakukan upaya penyelamatan. (Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya