Kunjungi Papua Nugini, Menlu Retno Jalin Keakraban

Kunjungan ini adalah kesempatan pertama Menlu Retno ke Papua Nugini, sekaligus salah satu dari lawatan bilateral resmi pertama.

oleh Oscar Ferri diperbarui 28 Feb 2015, 16:24 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2015, 16:24 WIB
Retno Marsudi
Menlu Retno Marsudi (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Port Moresby - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri Luar Negeri Papua Nugini Hon Rimbink Pato telah menggelar pertemuan bilateral resmi pertama di Port Moresby, Papua Nugini pada Jumat 27 Februari 2015 kemarin. Kunjungan ini adalah kesempatan kali pertama Menlu Retno ke Papua Nugini, sekaligus salah satu dari lawatan bilateral resmi pertama sejak dilantik pada Oktober 2014.

"Hal ini merupakan cerminan dari kedekatan dan pentingnya hubungan bilateral antara Indonesia dengan Papua Nugini, sekaligus juga merefleksikan komitmen tegas Indonesia untuk memperkuat hubungan, kerja sama, serta kontribusi bagi pembangunan di kawasan Pasifik," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (28/2/2015).

Menurut Kemlu RI, kedua menlu mengakui kepentingan strategis yang ada dari hubungan khusus antara Indonesia dengan Papua Nugini, dengan memperhatikan lokasi geografis serta latar belakang dan warisan budaya Melanesia yang dimiliki oleh kedua negara.

"Hubungan bilateral antara kedua negara juga didasarkan pada prinsip saling menguntungkan dan saling menghormati integritas teritorial," imbuh Kemlu RI.

Di dalam pertemuan juga telah dibicarakan cara dan upaya untuk lebih meningkatkan kerja sama antara Indonesia dengan Papua Nugini dalam kerangka Kemitraan Strategis yang disetujui pada 2013.

"Untuk itu, kedua menlu telah menyetujui untuk meningkatkan upaya dalam rangka merealisasikan tujuan-tujuan yang telah disepakati pada Plan of Action 2013, terutama di bidang kerja sama ekonomi, pemajuan konektivitas serta people to people atau hubungan antar-masyarakat, peningkatan manajemen perbatasan serta penguatan kerja sama di bidang peningkatan kapasitas dan bantuan teknis," papar Kemlu RI.

Baik Menlu RI mupun Menlu Papua Nugini juga menekankan pentingnya mendorong upaya peningkatan perdagangan, termasuk di pasar perbatasan. Walaupun nilai perdagangan kedua negara pada 2009-2013 telah tumbuh sebesar 18,73 persen, kedua menlu menggarisbawahi bahwa masih terdapat banyak kesempatan yang dapat diraih.

"Untuk itu, mereka akan meningkatkan upaya untuk mendorong sektor swasta dalam melakukan perdagangan dan investasi lintas batas yang lebih besar," beber Kemlu RI.

Tugu Perbatasan

Di bidang hubungan antar-masyarakat, kedua menlu menyetujui untuk mendorong kerja sama di bidang kepemudaan dan olahraga, pendidikan, serta hubungan antar-budaya dan antar-masyarakat di daerah perbatasan.

"Mereka juga mendiskusikan upaya untuk meningkatkan pariwisata dan bisnis lintas batas melalui konektivitas yang lebih baik, antara lain dengan memajukan transportasi udara, infrastruktur jalan di daerah perbatasan serta fasilitas visa-on-arrival," urai Kemlu RI.

Selain itu, kedua menlu menyambut baik rencana peresmian tugu perbatasan Indonesia-Papua Nugini serta kantor Border Development Agency (BDA) di perbatasan Skouw-Wutung di tahun ini.

"Terkait isu-isu regional, Menlu Retno Marsudi menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mendukung Keketuaan Papua New Guinea di APEC pada tahun 2018, sebagaimana diputuskan dalam APEC Leaders’ Declaration di Beijing tahun lalu," lanjut Kemlu RI.

Menlu Retno sekaligus menyampaikan undangan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada Perdana Menteri Papua Nugini untuk menghadiri Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika 1955 dan 10 Tahun Kemitraan Strategis Asia-Afrika pada 19-24 April 2015. (Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya