Liputan6.com, Canberra - Selasa ini mungkin jadi hari terakhir bagi 9 terpidana mati. Malam nanti, saat hari berganti, mereka diperkirakan akan menjalani eksekusi di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Keluarga pun berdatangan, untuk mengucapkan salam terakhir.
Termasuk keluarga duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Dikawal polisi mereka membelah kerumunan wartawan, menuju dermaga yang akan membawa mereka ke Nusakambangan.
Ibu Myuran Sukumaran, Raji dan adiknya Brintha terlihat histeris. Sementara, Febyanti Herewila -- perempuan yang baru dinikahi Andrew Chan Senin malam lalu nampak terpukul. Suara jeritan terdengar dari dalam kantor pelabuhan di mana keluarga menunggu sebelum menyeberang.
Pertemuan terakhir akan berlangsung hingga pukul 14.00 WIB. Setelah itu, Chan, Myuran Sukumaran, dan 7 terpidana lain akan menghabiskan berjam-jam terakhir mereka di sel isolasi.
Seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (28/4/2015), Sukumaran mengajukan permohonan terakhir: agar diizinkan melukis hingga saat-saat terakhir. Pada 10 hari terakhir, ia menggambarkan saat-saat terakhir hidupnya. Dalam lukisan yang muram dan mengerikan.
Sementara, Chan minta diizinkan beribadah di gereja penjara bersama keluarganya.
Sebelumnya, terungkap bahwa Sukumaran menolak matanya ditutup saat eksekusi. Ia memilih untuk menatap langsung wajah-wajah anggota regu tembak, saat mereka berbaris, dan mengakhiri hidupnya.
Informasi soal itu terungkap dari Ben Quilty, pelukis ternama Australia yang berteman dengan Sukumaran.
"Myuran berkata akan menatap mereka, bahwa tak akan ada yang bisa menutup matanya. Ia akan menghadapinya (eksekusi) dengan bermartabat," kata Quilty dalam siaran di 2GB Radio.
"Ia akan menghadapinya dengan kuat dan bermartabat. Aku tahu benar soal itu. Myuran ingin menunjukkan pada ibunya bahwa ia tidak cengeng."
"Ia ingin ibunya berpikir bahwa ia tabah, kuat, dan bermartabat. Menjadi putranya yang bisa dibanggakan."
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop pagi tadi mengungkap bahwa ia menerima surat dari Indonesia. Yang isinya mengonfirmasi akan melanjutkan proses eksekusi Bali Nine.
"Tak ada indikasi bahwa Presiden Joko Widodo berubah pikiran dan akan memberikan pengampunan yang kita minta," kata dia kepada Nine Network.
Pihak Indonesia tidak mengungkap kapan persisnya eksekusi akan dilakukan. Namun, diyakini itu akan berlangsung tengah malam nanti.
Menlu Bishop mengaku, tak bisa berhenti memikirkan Chan, Sukumaran, dan keluarga mereka.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi memastikan segala bentuk upaya Australia untuk membebaskan Sukumaran dan Chan tidak akan berpengaruh pada putusan yang telah dijatuhkan pada mereka. Sebab, hal ini adalah bentuk nyata dari penegakan hukum di Tanah Air.
"I'll try to make it very clear, itu adalah hak Australia untuk menyampaikan concern, tapi posisi Indonesia konsisten. This is about law enforcement," tegas Retno.
Myuran Sukumaran dan Andrew Chan dibekuk di Bandara Ngurah Rai, Bali, pada 2005, bersama anggota kelompok Bali Nine lain. Mereka tertangkap saat hendak menyelundupkan 8,3 kg heroin ke Australia. (Ein/Tnt)