Partai Berkuasa Tak Dapat Suara Mayoritas, PM Turki Mundur

Pengunduran diri dari Davutoglu sudah disampaikan langsung kepada Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 10 Jun 2015, 18:41 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2015, 18:41 WIB
turki
PM Turki Ahmet Davutoglu (asbarez.com)

Liputan6.com, Ankara - Kegagalan partai berkuasa di Turki, Partai Keadilan dan Pembangunan (AK), dalam pemilu parlemen berbuntut panjang. Salah seorang kadernya yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Ahmet Davutoglu memilih mundur.

Pengunduran diri dari Davutoglu sudah disampaikan langsung kepada Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Orang nomor satu di Turki ini pun menerima pengunduran diri dari kolega satu partainya itu.

Namun, Davutoglu tak bisa langsung lepas tanggungjawab dan meninggalkan pos tugasnya. Presiden Erdogan meminta agar ia membentuk pemerintahan baru sebelum benar-benar mundur.

Meski meminta membentuk pemerintahan baru selama kurang lebih 45 hari, Erdogan tetap menhaturkan terima kasih pada Davutoglu. Apresiasi diucapkan terkait apa yang dikerjakannya selama menjadi Kepala Pemerintahan kurang dari setahun ini.

Pengunduran diri dari Davotoglu sudah diprediksi. Sebab dalam tradisi politik Turki, 'angkat kaki' dalam jabatan pemerintahan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban setelah pemilu berkahir.

Pemilu Turki beberapa hari lalu memunculkan kejutan besar. Alih-alih kembali berkuasa penuh di parlemen, perolehan suara partai AK malah di luar perkiraan. Mereka tidak dapat suara mayoritas, dan hanya memperoleh 40,86 persen.

Partai oposisi yang pro-Kurdi, Partai Rakyat Demokrasi berhasil membuat kecewa Partai AK. Perolehan suara di atas 10 persen membuat mereka punya kuris di parlemen. Demikian dilansir dari BBC, Rabu (10/6/2015).

Hal tersebut sontak membuat Partai AK ketar-ketir. Ini karena Partai Rakyat Demokrasi adalah pihak yang paling vokal meneriakan pembatasan peran dan kekuasan bagi Presiden Erdogan. (Ger/Tnt)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya