Presiden Palestina: Kibaran Bendera di PBB Simbol Harapan Kami

Awal bulan September lalu, sidang majelis Umum PBB menyetujui keputusan untuk mengibarkan bendera Palestina dan Vatikan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 30 Sep 2015, 18:21 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2015, 18:21 WIB
Presiden Palestina: Bendera di PBB Simbol Kebanggan Kami
Warga memegang bendera Palestina sebagai simbol kebanggaan negara. (Reuters)

Liputan6.com, New York - Bendera Palestina segera berkibar untuk pertama kalinya di Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat.

"Saat itu akan menjadi hari paling emosional dan membanggakan," ungkap para pemimpin Palestina seperti dikutip dari BBC, Rabu (30/9/2015).

Awal bulan September lalu, sidang majelis Umum PBB menyetujui keputusan untuk mengibarkan bendera Palestina dan Vatikan. Saat itu Israel menolak keputusan tersebut dan memprotesnya, bersama Amerika serikat dan 6 anggota PBB lain.(Baca: Bendera Palestina Kini Berkibar di Markas PBB)

Para pemimpin Israel dan Palestina akan berbicara di sidang PBB pekan ini.

"Rasa bangga di kalangan rakyat Palestina begitu merasuk dalam hati, ketika dunia mengambil keputusan dalam pemungutan suara yang bersejarah ini," tulis Presiden Palestina, Mahmud Abbas seperti dimuat Huffington Post Selasa 29 September.

"Saya percaya, hari ketika bendera kami dikibarkan, berdampingan dengan panji bangsa-bangsa lain di dunia, akan juga merupakan hari yang paling emosional dan membanggakan." Juga simbol harapan.

Ia juga menyerukan penyelesaian multilateral bagi konflik Palestina-Israel. "PBB harus memberikan kepada rakyat kami lebih dari sekadar harapan," tuturnya.

Dalam pemungutan suara terkait bendera Palestina pada Kamis 24 September, 119 negara mendukung. Sementara 45 lainnya memutuskan tidak ikut mengambil suara alias abstain.

Duta besar Israel di PBB saat itu, Ron Prosor menyebut langkah itu merupakan upaya terang-terangan untuk membajak PBB. Sebab, menurut dia, satu-satunya cara Palestina mencapai kedaulatan sebagai sebuah negara adalah dengan perundingan langsung dengan Israel.

Pada 29 November 2012 lalu, Palestina mendapatkan status pengamat non-anggota melalui voting Sidang Majelis PBB.

Wakil Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, sebelumnya mengatakan aksi itu merupakan langkah lain dalam memperkuat keberadaan pemerintah Palestina di arena internasional. (Tnt/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya