Liputan6.com, Jakarta Ditemui selesai acara 'The First Year of Indonesia’s Foreign Policy Under Jokowi Administration' di SCTV Tower, Jakarta, pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal mengemukakan kepada Liputan6.com bahwa masih banyak pekerjaan rumah untuk kebijakan internasional yang harus dibenahi oleh Presiden Joko Widodo.
"Seperti yang saya katakan tadi, bahwa kita adalah negara 'middle power', jadi jangan kita jadi negara termarjinalkan kalau diplomasi luar negeri kita sampai gagal," ujar mantan juru bicara Presiden SBY itu, Senin (16/11/2015).
Menurut organisasi yang didirikannya, masih banyak kekurangan dalam kebijakan internasional Jokowi.
Advertisement
"Saya tidak bisa memberi nilai berapa, terlalu sederhana untuk itu. Tapi perlu saya tekankan, Pak Jokowi melakukan pekerjaannya dengan baik, namun kita perlu lebih meningkatkan diri lagi dalam hubungan diplomasi," kata Dino.
Salah satu pembicara dalam seminar itu, Dr Dinni Wisnu juga mengatakan, Jokowi dalam hal kebijakan luar negeri masih jauh dari sempurna. Ia menilai bahwa gaya diplomasi Jokowi masih sangat 'personal touch'. Oleh karena itu, menurut Dubes Dino, seharusnya ada tim yang kuat, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri untuk mengambil panggung diplomasi.
"Indonesia ini berpotensi menjadi pemain besar. Jangan sampai salah langkah, jangan sampai kita sia-siakan," tambah mantan Dubes AS dan Jepang itu.
Baca Juga
"Tidak, saya tidak mengkritik Ibu Menlu Retno, tapi saya ingin tekankan sekali lagi, Kemlu harus mengambil panggung diplomasi. Kita punya banyak sekali diplomat yang bagus, kita bisa memperbaiki kebijakan internasional kita ini," tutup Dino. (Rie/Sun)