Liputan6.com, Jakarta - Hari itu, 4 Desember 1872, dengan menggunakan teropong, awak kapal Inggris, Dei Gratia melihat penampakan kapal dengan layar terkembang di lepas pantai Portugis.
Saat diamati, ada keganjilan pada bahtera tersebut. Kapal itu hanya mengapung, tanpa kendali. Ada keanehan di layarnya. Kapten Dei Gratia, David Morehouse kaget bukan main saat menyadari itu adalah Mary Celeste.
Bahtera tersebut meninggalkan Kota New York 8 hari sebelum kapal yang ia nakhodai angkat sauh. Seharusnya Mary Celeste sudah sampai di Genoa Italia. Maka, ia pun putar haluan, siap memberi pertolongan.
Awak kapal pun dikirim ke dek Mary Celeste. Tak ada seorang pun di sana. Kosong melompong. Â
Hampir seluruh ruangan terendam air. Hanya ada satu pompa yang berfungsi, sedang yang dua lainnya tampaknya telah dibongkar. Air memenuhi dek setinggi 1,1 meter. Namun kapal tidak tenggelam bahkan masih dapat berlayar.
Baca Juga
Semua berkas yang ada di kapal menghilang kecuali buku harian kapten kapal. Jam kapal tidak berfungsi, kompas sama sekali rusak, sedangkan sextant dan marine chronometer telah hilang. Satu satunya sekoci Mary Celeste juga menghilang.
Meski ada kerusakan, kapal relatif utuh. Harta benda para awaknya tak tersentuh. Juga ditemukan perbekalan air dan makanan yang cukup dikonsumsi 6 bulan. Namun, tak ada seorang pun yang akan menikmatinya.
Mary Celeste kemudian menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah pelayaran: apa yang terjadi pada 10 orang yang berlayar di dalamnya?
Selama beberapa dekade, spekulasi liar bermunculan. Dari dampak serangan bajak laut,monster, atau korban waterspouts -- pusaran air yang menjulang tinggi dan bisa menyedot benda-benda di sekitarnya.
Advertisement
Sejumlah buku dan film bermunculan terkait Mary Celeste, menawarkan penjelasan lain -- dari balas dendam mantan budak hingga pelaut pembunuh.
Lainnya menduga, kapal itu sengaja ditinggalkan, ada yang mengira gempa bumi bawah laut sebagai penyebabnya. Mitos UFO dan Segitiga Bermuda juga masuk dalam pertimbangan.
Mary Celeste sering digambarkan sebagai prototipe kapal hantu sejak ditemukan terlantar di tengah laut.
Dua Penjelasan Masuk Akal
Baru belakangan, menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi, misteri Mary Celeste mulai mendapatkan alternatif jawaban yang masuk di akal.Â
"Saya suka dengan hal-hal misterius. Namun itu harus diuji kembali menggunakan ilmu pengetahuan," kata Anne MacGregor, pembuat dokumenter The True Story of the 'Mary Celeste', seperti dikutip dari situs Smithsonian.
Mary Celeste memulai pelayarannya pada 7 November 1872 membawa 7 awak kapal. Sang kapten, Benjamin Spooner Briggs membawa serta istrinya, Sarah, dan putri mereka yang baru berusia 2 tahun, Sophia. Total, ada 10 orang di dalamnya.
Ia mengangkut kargo berupa 1.701 barel alkohol industri.
Kapal layar ganda dengan bobot total 282 ton tersebut berlayar di tengah cuaca buruk. Catatan pelayaran atau ship log terakhir dibukukan pada 25 November 1872 pukul 05.00.
Apalah Mary Celeste sengaja ditinggalkan di tengah laut?
Meninggalkan kapal di tengah laut adalah hal terakhir yang akan diperintahkan seorang nakhoda atau pelaut. Dan, jika Kapten Briggs benar memerintahkannya, mengapa?
Malam sebelum catatan terakhir ditulis, Mary Celeste menghadapi lautan yang bergolak, angin kencang yang menderu dengan kecepatan 35 knot.
Pada pelayaran sebelumnya, Mary Celeste mengangkut batu bara. Debu dan puing konstruksi bisa jadi menyumbat pipa kapal -- kondisi yang mungkin menjelaskan pipa berantakan di kapal.
Dengan pompa yang tak bisa beroperasi, nakhoda Briggs tidak akan tahu berapa banyak air laut berada di lambung kapalnya.
Pada titik itu, kata MacGregor, Briggs yang punya pengalaman betapa beratnya menghadapi cuaca buruk, dan tak bisa menentukan apakah kapalnya akan tenggelam, mungkin memerintahkan semua orang meninggalkan Mary Celeste. Apalagi, matanya menangkap daratan.
Dugaan masuk akal lain adalah, telah terjadi ledakan besar yang diduga dipicu alkohol yang dibawanya.
Seperti dikutip dari situs University College London (UCL), ledakan besar bisa saja dipicu percikan api saat dua tong bergesekan. Atau saat awak yang sembrono, dengan pipa tembakau ngepul di mulutnya, membuka pintu kargo dalam perjalanan panjang di antara New York ke Italia.
Catatan menyebut, 300 galon alkohol bocor. Meski, tak ada temuan bekas terbakar maupun gosong di perahu.
Setelah Mary Celeste yang terlantar ditemukan, Kapten Morehouse memerintahkan beberapa anak buah kapal untuk mengemudikannya sampai Genoa, Italia.
Bangkai kapal tersebut kemudian terbaring di terumbu karang lepas pantai Haiti.
Selain misteri Mary Celeste, 4 Desember juga menjadi momentum peristiwa mengerikan.
Pada 1977, pesawat Malaysia Airlines Penerbangan 653 dibajak dan jatuh di Kampong Ladang, Tanjong Kupang. 100 Orang di dalamnya tewas seketika, jasad mereka sulit diidentifikasi.
Termasuk yang kehilangan nyawa adalah Menteri Pertanian Malaysia, Dato' Ali Haji Ahmad, Kepala Departemen Pekerjaan Umum Malaysia, Dato' Mahfuz Khalid, dan Duta Besar Kuba untuk Jepang, Mario Garcia.
Sementara, pada 2013, Perdana Menteri Xavier Bettel menjadi pemimpin dunia pertama yang secara terang-terangan mengaku sebagai penyuka sesama jenis.
Advertisement