Korsel Beri Penghargaan pada 32 Tokoh Indonesia

Kedutaan Besar Korea Selatan beri 32 pelaku seni dan budayawan Indonesia penghargaan atas promosi budaya antara dua negara.

oleh Elin Yunita KristantiArie Mega Prastiwi diperbarui 11 Des 2015, 12:20 WIB
Diterbitkan 11 Des 2015, 12:20 WIB
20151210- Dubes Korsel untuk Indonesia, Cho Taiyong-Jakarta-Johan Tallo-
Dubes Korsel untuk Indonesia, Cho Taiyong berpose saat Ramah Tamah dengan para jurnalis, Jakarta, Kamis (10/12/2015). Cho Taiyong berterimakasih kepada para jurnalis yang memperkenalkan kebudayaan Korea di Indonesia. (Liputan6.com/ Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - "Art is a lie", seni adalah sebuah kebohongan. Untaian kalimat dari maestro lukis, Pablo Picasso dikutip oleh  Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Cho Taiyoung dalam sambutannya dalam acara malam ramah tamah yang digelar di Kompleks Kedubes Korsel, Kamis malam 10 Desember 2015.

Dan, kalimat ini ia tujukan pada para seniman dan budayawan, dari Korea dan Indonesia, "Dan Anda sekalian adalah pembohong."

Jangan buru-buru salah sangka, Dubes Cho kemudian, meneruskan kata-kata mutiara dari Picasso. "Namun, seni adalah kebohongan yang mampu membuat kita menyadari kebenaran," kata dia. "Dan Anda, kita semua, adalah para pencari kebenaran."

Alih-alih di hotel, Kedubes Korea memilih menggelar malam ramah tamah di aula Kedubes. "Agar terasa lebih akrab," kata Pak Dubes.

 

Selain menampilkan grup musik Lynn -- yang  beraliran tradisional dan fusion, acara bertajuk 'Terbang Bersama Menuju Masa Depan' juga dihidangkan makanan tradisonal Korea Selatan: tteokbokki, bulgogi, gimbab, kimchi, japchae, dan aneka kudapan kue beras manis atau tteok.

Penghargaan pada Tokoh Indonesia

Dalam kesempatan tersebut, Korsel juga memberikan penghargaan kepada 32 tokoh Indonesia atas kontribusinya mendekatkan hubungan dua negara.

"Kami memberi penghargaan kepada mereka yang membantu memperkenalkan budaya Korsel di Indonesia," kata Dubes Cho Taiyoung.

Termasuk yang mendapat penghargaan adalah artis, Sandra Dewi; perancang adi busana, Harry Darsono; dosen dan sekaligus orang yang membidani lahirnya jurusan Sastra Korea di Universitas Indonesia, Ibnu Wahyudi.

"Acara ini bertujuan untuk mempromosikan pertukaran budaya antara Indonesia dan Korsel. Kita perlu mengenal satu sama lain secara lebih dekat," ujar Dubes Cho.

Dubes yang terkenal sebagai 'Singing ambassador' memberi kejutan kepada para undangan yang hadir, dengan membawakan lagu 'Satu Nusa Satu Bangsa' dengan penuh penghayatan.

"Budaya Indonesia telah dipromosikan di Korsel dan budaya Korsel sudah dipromosikan di Indonesia. Tapi itu belum cukup, sebagai dubes saya ingin lebih banyak lagi pertukaran kebudayaan antara kedua negara," tutup Dubes Cho.

Sementara, perancang busana Harry Darsono memuji pencapaian yang telah diraih Korea Selatan. "Tak ada yang 'berjalan' di sana. Korsel adalah negara yang 'berlari'."

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya