Topi Canggih, 'Anti-Kecelakaan' Kerja

Sebuah topi baseball dilengkapi pembaca gelombang otak yang bisa mendeteksi jika pekerja yang memakainya terlalu lelah.

oleh Indy Keningar diperbarui 18 Des 2015, 14:19 WIB
Diterbitkan 18 Des 2015, 14:19 WIB
Topi Canggih Anti-Kecelakaan Kerja
Sebuah topi baseball dilengkapi pembaca gelombang otak yang bisa mendeteksi jika pekerja yang memakainya terlalu lelah.

Liputan6.com, Sydney - Para pekerja di Australia kini tengah mencoba atribut teknologi terbaru, yakni topi baseball yang bisa membaca aktivitas otak.

Pemantauan ini akan dilakukan untuk memonitor otak para pekerja di tengah meningkatnya jumlah pekerjaan di lapangan. Pengawasan ini bertujuan untuk mengurangi insiden yang terjadi saat pekerja sudah terlalu lelah, dilaporkan dari Tech Insider, Jumat (18/12/2015).

Teknologi yang disebut SmartCap ini terlihat sangat mirip dengan topi baseball pada umumnya, tapi bedanya dilengkapi teknologi electroencephalogram (EEG), yang bisa membaca aktivitas otak.  SmartCap merupakan produk perusahaan asal Brisbane, Australia dengan nama yang sama.

Topi SmartCap saat ini sudah digunakan oleh perusahaan-perusahaan, namun keutamaannya kini sedang digunakan dalam penambangan. Sebuah industri dengan tingkat kecelakaan kerja tertinggi keempat di Australia.

Tercatat 12 orang telah meninggal dunia saat tengah bekerja pada tahun 2014 dan 13 pada tahun 2015.

SmartCap dilengkapi dengan EEG untuk mendeteksi gelombang otak pekerja. (foto: Mining Magazine)

Industri lainnya juga sudah mulai menggunakan SmartCap, seperti penerbangan dan perminyakan. Orang-orang yang bekerja dengan kendaraan dan perlengkapan truk juga sudah menggunakan teknologi ini.

SmartCap berfungsi dengan menggunakan prosesor seukuran kotak korek api. Alat ini akan menganalisis aktivitas otak, dan ketika mendeteksi pekerja yang kelelahan, pemakai akan diberi peringatan melalui prosesor, dengan menampilkan pesan visual dan alarm yang berbunyi. Risiko diukur dalam skala 1 - 4, dan ditentukan dengan kemampuan pemakai menahan diri untuk tidak tidur.

SmartCap bisa menggunakan 3G/4G ataupun Wi-Fi untuk menyampaikan nilai risiko pada prosesor. Namun jika pemakainya jauh dari jangkauan sinyal, informasi akan disimpan hingga koneksi kembali ditemukan.

Informasi gelombang otak tidak disimpan, hanya digunakan untuk menentukan tingkat risiko, dan akan terhapus setelah disampaikan.

"Gagasan memonitor tingkat kelelahan orang-orang di tempat kerja bisa menjadi ide yang menantang, dan saya rasa kenyamanan pengguna menjadi inisiatif dari tempat kerja guna membantu mereka melalui hari yang panjang dan pulang ke rumah dengan aman setiap harinya," tutur Dan Bonger, salah satu pembuat SmartCap.

Saksikan juga video menarik lainnya terkait video viral seorang anak kecil yang pandai menyanyikan lagu Adele berjudul 'Hello'. (*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya