Liputan6.com, Zliten - Sebanyak 60 orang tewas dalam sebuah serangan bom bunuh diri yang terjadi di akademi polisi yang berada di kota Zliten, Libya. Menurut saksi mata, bomber membawa satu truk mobil tanker yang menerobos pagar serta halaman memasuki gedung yang dipenuhi oleh para calon penjaga pantai dan kadet polisi yang tengah melakukan upacara pagi, pada Kamis 7 Januari 2016.
Juru bicara rumah sakit Zliten mengatakan, setidaknya 60 jasad ditemukan. Menteri Kesehatan di Tripoli Fozi Awnais mengatakan 118 orang terluka.
Baca Juga
Baca Juga
Mereka yang terluka terutama yang terkena serpihan bom dibawa ke rumah sakit lebih canggih di Misrata. Bahkan dalam akun Facebooknya, rumah sakit itu meminta donor darah, seperti dilansir dari The Guardian, Kamis 7 Desember 2016.
Advertisement
Serangan bom bunuh diri kali ini adalah serangan paling mematikan semenjak kelompok teroris menguasai Libia setalah jatuhnya Moammar Khadafi pada 2011. Kendati demikian, belum ada yang mengaku bertanggung jawab terkait insiden ini.
Libya yang guncang dengan ketidakstablian keamanan semenjak jatuhnya Khadafi terpecah menjadi dua pemerintahan dari mulai Agustus 2014. Yang satu bermarkas di Tripoli, sementara satu lagi beribukota di Tobruk.
Serangan kali ini juga mempertanyakan komitmen Inggris yang menjadi sekutu Libya sejak lama untuk menerjunkan pasukannya dalam beberapa minggu ke depan. Pada Desember 2015 lalu, menteri pertahanan negeri Elizabeth itu mengumumkan 1.000 tentara akan dikirim ke negeri itu.
Akademi kepolisian di Zliten itu merupakan fasilitas pelatihan yang penting dan rencananya akan digunakan untuk markas pasukan Inggris.*