Rumah Sakit di Yaman Dirudal, 4 Tewas Seketika

Pesawat-pesawat terbang terlihat mengudara ketika proyektil meratakan bangunan-bangunan rumah sakit di Yaman.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 11 Jan 2016, 09:08 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2016, 09:08 WIB
Yaman Kian Panas, PBB Pulangkan Sisa Staf Internasional
Pemberontak Houthi memeriksa lokasi serangan udara Saudi di kota Saada (30/3). Situasi Yaman yang memburuk memaksa PBB menarik seluruh staf internasionalnya dari sana. (Reuters/VOA News)

Liputan6.com, Sanaa - Rumah sakit yang dibantu oleh Medecins Sans Frontieres (MSF) di Yaman utara diduga kuat dibombardir serangan udara. Sedikitnya 4 orang tewas ketika peluru kendali menghantam tempat pelayanan kesehatan tersebut.

"Selain menewaskan 4 orang, serangan rudal di Provinsi Saada, kantong kelompok Houthi, juga menyebabkan 10 orang luka-luka. Mereka adalah staf rumah sakit, 2 di antara mereka dalam kondisi kritis," kata lembaga bantuan medis tersebut seperti dikutip dari BBC, Senin (11/1/2016).

Selama ini kelompok Houthi bertempur melawan pemerintah dan sekutu-sekutunya, termasuk Arab Saudi.

Dalam pernyataannya, MSF mengatakan sejauh ini belum diketahui apakah rumah sakit itu dihantam peluru kendali dari serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi atau diluncurkan dari darat. Mereka hanya melihat pesawat-pesawat terbang di daerah tersebut ketika rudal meratakan bangunan-bangunan rumah sakit, dan serpihan lainnya mendarat di dekat rumah sakit.

"Ini adalah kejadian serius ketiga dalam tempo 3 bulan terakhir," beber pihak MSF.

Oktober tahun 2015 lalu, rumah sakit yang dioperasikan oleh MSF di Sadaa hancur, sedangkan pada Desember 1 klinik di Taiz juga diserang. Kedua serangan dilaporkan dilakukan oleh pesawat koalisi.

Di luar Yaman, pesawat militer Amerika Serikat mengebom rumah sakit MSF di Kunduz, Afghanistan.

Setidaknya 2.795 warga sipil dilaporkan tewas di Yaman sejak Maret 2015 lalu, ketika koalisi Arab yang dipimpin memulai kampanye militer untuk memulihkan pemerintah dan memukul mundur kelompok Houthi dan sekutu personel keamanan yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.

Dalam 6 bulan terakhir, koalisi dan pasukan pro-pemerintah telah direbut kembali Aden, tetapi pemberontak masih menguasai ibukota Sanaa. Situasi di wilayah itu sudah mengerikan juga telah memburuk, lebih dari 21 juta orang - empat perlima dari populasi - sekarang membutuhkan bantuan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya