Liputan6.com, Kunduz: Kota Kunduz, Afghanistan Utara, luluh lantak setelah dibombardir Amerika Serikat dan sekutunya, beberapa waktu silam. Kekuasaan Taliban di kota itu pun ambruk. Buntutnya, pejuang Taliban -sebagian besar dari Suku Pashtun- terpaksa menyingkir ke luar Kunduz, baru-baru ini. Tindakan itu pun dilakukan Suku Sikh. Kelompok minoritas di kota itu tak kuasa bertahan di Kunduz yang porak poranda. Mereka memilih Kabul dan Mazar I-Sharif sebagai kota tujuan.
Tapi, ada yang menarik sebelum mereka meninggalkan Kunduz. Imigran asal India yang hanya berjumlah 50 kepala keluarga itu tetap melaksanakan upacara religius di beberapa kuil yang beberapa waktu silam telah diberangus rezim Taliban. Di tempat itu, mereka berdoa, makan, minum, serta mendiskusikan masa depan suku dari Sungai Gangga tersebut.
Setelah tiba ditujuan, mereka secara swadaya menyelenggarakan pendidikan untuk anak-anak Sikh di sebuah sekolah khusus. metode belajar dan mengajar menggunakan bahasa Punjab. Setelah meninggalkan Kunduz, kini, mereka hanya tinggal berharap: pemerintah baru di Afghanistan dapat memperhatikan kepentingan kaum minoritas di negeri itu.(WAN/Uri)
Tapi, ada yang menarik sebelum mereka meninggalkan Kunduz. Imigran asal India yang hanya berjumlah 50 kepala keluarga itu tetap melaksanakan upacara religius di beberapa kuil yang beberapa waktu silam telah diberangus rezim Taliban. Di tempat itu, mereka berdoa, makan, minum, serta mendiskusikan masa depan suku dari Sungai Gangga tersebut.
Setelah tiba ditujuan, mereka secara swadaya menyelenggarakan pendidikan untuk anak-anak Sikh di sebuah sekolah khusus. metode belajar dan mengajar menggunakan bahasa Punjab. Setelah meninggalkan Kunduz, kini, mereka hanya tinggal berharap: pemerintah baru di Afghanistan dapat memperhatikan kepentingan kaum minoritas di negeri itu.(WAN/Uri)