Wanita Hamil di Spanyol Tertular Zika, Kasus Pertama di Eropa

Wanita itu memperlihatkan gejala tertular virus Zika setelah kembali dari Kolombia.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 05 Feb 2016, 10:50 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2016, 10:50 WIB
20160203-Nyamuk-Zika-Reuters
Nyamuk Aedes Aegypti nyamuk terlihat di laboratorium dari Pelatihan dan Penelitian Medis Training Center International (CIDEIM) di Cali, Kolombia (2/2/2016). Nyamuk ini membawa virus Zika yang mengancam kesehatan janin. (REUTERS/Jaime Saldarriaga)

Liputan6.com, Barcelona - Kementerian Kesehatan Spanyol mengumumkan bahwa perempuan hamil yang baru saja kembali dari Kolombia terdiagnosis terkena Virus Zika. Ini adalah kasus pertama di Eropa setelah World Health Organisation (WHO) mendeklarasikan darurat internasional.

"Salah satu pasien terdiagnosis di timur laut Catalonia adalah seorang perempuan hamil. Ia memperlihatkan gejala-gejala Zika setelah kembali dari Kolombia," kata pernyataan kementerian. Pihak tersebut menambahkan, wanita itu adalah salah satu dari 7 kasus di Spanyol, dan semuanya dalam kondisi baik-baik saja.

Virus Zika yang dicurigai di balik kelahiran bayi dengan kepala kecil atau mikrosepalus pertama kali diketahui di Brasil pada tahun lalu. Otoritas kesehatan telah mewanti-wanti bahwa penyakit yang ditimbulkan akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti dapat menginfeksi 4 juta orang di Amerika Latin dan bakal menyebar secara global, seperti dilansir dari The Guardian, Kamis 5 Februari 2016.

Demam dimulai setelah gigitan nyamuk. Demam itu terasa lebih berat dari demam biasa dan diikuti dengan bercak-bercak merah. Namun semenjak Oktober 2015, Brasil telah melaporkan 404 kasus mikrosepalus.

Kecurigaan kelahiran abnormal mengarah ke Zika. Virus tersebut juga dicurigai penyebab penyakitt Guillan-Bare atau penyakit saraf.

Kementerian kesehatan Spanyol mengatakan agar masyarakat tenang. Mereka menjelaskan bahwa penyakit itu datang karena ketujuh orang itu baru saja bepergian dari luar negeri.

"Hingga sekarang, kasus Virus Zika di Spanyol datang dari luar, bukan dari dalam negeri. Jadi kami mengimbau bagi mereka yang mengalami gejala-gejala agar segera melapor. Jangan ambil risiko untuk menyebarkannya lagi. Ini kasus yang serius," kata penjelasan kementerian.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya