Komentar Presiden Palestina Soal Pelarangan Masuk Masjid Al Aqsa

Hubungan Palestina dan Israel memanas dengan adanya pelarangan untuk warga Palestina memasuki Mesjid Al Aqsa.

oleh Andreas Gerry TuwoAdanti Pradita diperbarui 07 Mar 2016, 16:15 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2016, 16:15 WIB
Jewish Extremist Interferes in Jerusalem Process of Coexistence
Jewish professor posits that the radical group has been provoking the exacerbation of conflict with Palestine.

Liputan6.com, Jakarta - Isu terkait dengan pelarangan terhadap warga Palestina untuk menginjakkan kaki ke dalam masjid Al-Aqsa yang dibuat otoritas Israel semakin marak dibahas, baik oleh masyarakat lokal maupun internasional.

Situasi pun diperkeruh dengan adanya kabar bahwa seorang wanita asal Palestina ditahan pada hari Minggu 6 Maret 2016 kemarin oleh otoritas Israel.

Wanita bernama Hanadi Al-Halawani ini ditangkap ketika ia sedang berdemo dengan warga Palestina lainnya di depan masjid Al-Aqsa di kota Yerusalem. Seperti yang diberitakan oleh Ma’an News Agency, Senin (7/3/2016), sekelompok pria dan wanita Palestina melakukan protes di luar gerbang Al-Majlis di masjid Al-Aqsa karena dilarang untuk memasuki lokasi tersebut oleh otoritas Israel.

Poster dengan slogan ‘I have the right to pray in Al-Aqsa’ atau ‘kami punya hak untuk beribadah di masjid Al- Aqsa’ bertebaran di sepanjang pintu masuk Damaskus menuju kota Yerusalem.

Pihak kepolisian Israel berusaha membubarkan kelompok demonstran dengan menggunakan gas air mata. Di sela usaha membubarkan para demonstran, otoritas langsung menahan Hanadi Al-Halawani.

Juru bicara kepolisian Israel, Luba al-Samri menyatakan bahwa penahanan yang dilakukan terhadap Al-Halawani didasari oleh sikapnya yang bersifat menentang otoritas Israel.

"Al-Halawani melemparkan batu ke arah pihak kepolisian kami. Karena itu kami menahannya," jelas Luba al-Samri kepada timesofisrael hari Minggu 6 Maret 2016, seperti dikutip hari Senin (7/3/2016).

Tanggapan Presiden Palestina

Di sela perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI), Presiden Palestina, Mahmoud Abbas pun angkat bicara terkait insiden tersebut. Ia menyatakan bahwa kondisi di kota Yerusalem timur masih belum menemukan titik terang.

"Tidak hanya ke Al Aqsa, akses ke gereja pun juga masih sulit untuk warga," ucap Presiden Mahmoud Abbas dalam pidatonya untuk hari ke-2 KTT LB OKI di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta hari ini.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga mengecam keras aksi Israel di Palestina yang membatasi hak-hak warga di sana. Ia pun menyayangkan hal itu bisa terjadi.

"Kita dan dunia prihatin dengan memburuknya situasi di Palestina sekarang. Banyak kebijakan sepihak dan ilegal, serta hukuman kolektif Israel semakin menyulitkan rakyat Palestina," ujar pria yang akrab disapa Jokowi.

"Akses Umat Islam ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem juga dibatasi. Rakyat Palestina semakin tidak berdaya. Situasi kemanusiaan di wilayah-wilayah pendudukan semakin memburuk," sambung Jokowi.

Orang Nomor Satu di Indonesia itu juga menegaskan bahwa yang mengutuk tindakan Israel di Palestina bukan cuma Indonesia. Hampir seluruh negara dunia merasakan hal yang sama.

"Batas toleransi masyarakat internasional terhadap keberlanjutan pendudukan ilegal Israel atas wilayah Palestina sudah lama berakhir," tambah Jokowi dalam pidatonya di KTT OKI.

Jokowi pun menyerukan agar Israel menghentikan aksi pendudukannya di Palestina. Oleh sebab itu dia mendorong dunia Islam bersatu mendukung perjuangan Palestina merdeka.

"Sebagai bagian dari masyarakat internasional, Israel harus segera menghentikan aktivitas dan kebijakan ilegalnya di wilayah pendudukan," ucap Jokowi.

"Indonesia dan Dunia Islam siap melakukan langkah-langkah konkrit untuk terus mendesak Israel mengakhiri penjajahannya atas Palestina dan menghentikan kesewenang-wenangan di Al-Quds Al Sharif," pungkas Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya