Selat Malaka Jadi Inspirasi Hasil Pertemuan Trilateral 3 Negara

Retno menuturkan, wilayah di antara 3 negara itu memegang satu posisi yang sangat strategis dan penting (perairannya).

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Mei 2016, 16:52 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2016, 16:52 WIB
20160505-Pertemuan Indonesia, Malaysia dan Filipina Bahas Keamanan Maritim-Yogyakarta
Menlu RI Retno Marsudi memberikan keterangan usai pertemuan trilateral di Gedung Agung Yogyakarta, Kamis (5/5). Indonesia, Malaysia dan Filipina menggelar pertemuan membahas keamanan maritim antara ketiga negara. (Boy Harjanto)

Liputan6.com, Yogyakarta - Hari ini Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Panglima Tentara dari 2 negara asing -- Filipina dan Malaysia -- dan dari Indonesia. Dalam pertemuan trilateral tersebut, selain melahirkan Joint Declaration juga dijelaskan bahwa pengamanan perairan ketiga negara mengadaptasi dari perjanjian sebelumnya.

"Tadi dalam pertemuan kita juga membahas best practises yang sudah dimiliki dalam menjaga keamanan di Selat Malaka. Kita sudah melakukan kerja sama (untuk pengamanan ini)," ujar Menlu Retno di Gedung Agung Yogyakarta, Kamis (5/5/2016).

"Kerja sama semacam ini, contoh baiknya, best practise-nya akan kita adapt untuk kerja sama trilateralnya... Itu inti pertemuannya," imbuh Retno.

Menurut Retno, hal itu merupakan pesan politik bagi Indonesia, kawasan dan bagi dunia.

"Bahwa ketiga negara yang directly affected, dapat segera melakukan pertemuan dan merespons untuk menjawab tantangan-tantangan (menjaga keamanan kawasan) tersebut," jelas Retno.

Retno menuturkan, wilayah di antara 3 negara itu memegang satu posisi yang sangat strategis dan penting (perairannya) bagi ekonomi ketiga negara.

"Wilayah itu memegang posisi strategis, posisi penting. Nah, menjadi tantangan kita untuk menjadikan wilayah itu damai, stabil. Di saat yang sama, wilayah itu mendatangkan tantangan," imbuh Retno.

Adanya 10 dan 4 sandera Indonesia dan 4 lainnya dari Malaysia yang diculik Abu Sayyaf, membuktikan adanya tantangan bagi ketiga negara tersebut.

"Oleh karena itu Indonesia inisiatif menjadi tuan rumah pertemuan 3 negara, untuk menjawab tantangan tersebut. Karena kita yakin kalau kita tak mampu merespons, maka ekonomi kita juga akan terganggu," beber Retno.

"Rasa aman masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut, yang melakukan perdagangan ke wilayah tersebut akan merasa tak aman. Oleh karena itu, setting pertemuan menlu dan panglima angkatan bersenjata dilakukan".

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya