Liputan6.com, Baghdad - Pasukan militer Irak bersama dengan prajurit pendukung, berhasil merebut kembali kota penting di Irak, Kota Karma, dari tangan ISIS.
Pencapaian tersebut, merupakan kemenangan penting pertama pemerintah dalam usaha perebutan kembali Falluja seutuhnya.
Baca Juga
Menurut laporan yang dikutip dari CNN, Jumat (27/5/2016), jatuhnya Karma kembali ke tangan pemerintah berakibat sebagian besar wilayah timur Falluja di bawah kendali pemerintah Irak.
Advertisement
Baca Juga
Dalam pertempuran yang dimulai sejak 23 Mei 2016 tersebut, pasukan militer Irak didukung oleh milisi Syiah -- juga dibantu oleh pasukan udara koalisi anti-ISIS yang dipimpin AS -- meluncurkan serangan untuk merebut kembali Falluja, 65 kilometer dari Baghdad.
Falluja, dan juga Mosul, merupakan dua kota terakhir di Irak yang masih berada di bawah kendali ISIS. Namun, keberhasilan militer Irak merebut Kota Karma, membuat kesempatan pembebasan Falluja semakin besar.Â
Menanggapi hal tersebut, Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, menuliskan ucapan selamat kepada rakyat Irak, atas atas pembebasan Karma, pada akun Facebook-nya.
"Kita bersatu untuk membebaskan Falluja dan menyelamatkan orang-orang dari teror ISIS. Kita tidak menyia-nyiakan nyawa para pejuang yang tewas dalam medan perang," kata Abadi.
Walaupun telah berhasil merebut Karma, beberapa pertempuran masih berlangsung untuk menyingkirkan sekelompok militan ISIS dari barat Karma.
PBB: Warga sipil dalam keadaan bahaya
Setidaknya 50.000 warga sipil masih terperangkap di Falluja, dan berada dalam keadaan bahaya -- seiring dengan upaya militer pemerintah merebut kembali daerah itu.
"Kami menerima laporan menyedihkan dari warga spil yang ingin melarikan diri dari Falluja menuju tempat aman, tapi tak bisa bergerak," kata Lise Grande, koordinator kemanusiaan PBBÂ untuk Irak.
Pemerintah Irak telah menyebarkan selebaran 'jalur aman' bagi warga sipil yang ingin menuju kamp-kamp yang didirikan militer di luar kota. Warga juga bisa mengibarkan bendera putih di atas rumah mereka, dan menunggu dijemput pasukan penyelamat.
Namun, menurut laporan Human Rights Watch, ISIS melarang warga sipil untuk meninggalkan Falluja. Badan persamaan hak itu juga menyatakan, warga dilanda kelaparan karena kekurangan pangan dan meningkatnya harga bahan pokok.
Menurut laporan PBB sekitar 800 warga berhasil melarikan diri ke tempat aman, sejak Minggu 22 Mei 2016. Sebagian dari mereka berasal dari daerah-daerah terpencil.
Beberapa dari pengungsi tersebut dilaporkan berjalan selama berjam-jam, untuk mencapai kamp yang didirikan di Amiriyat al-Falluja -- berada sekitar 30 kilometer di selatan.
"PBB dan rekannya memiliki tim kemanusiaan di kamp-kamp. Kami menyediakan makanan, air dan tempat perlindungan saat pengungsi sampai," kata Grande.
Falluja, terletak di Provinsi Al Anbar yang terletak sekitar 69 km di sebelah barat Baghdad, di tepi Sungai Eufrat -- kota pertama yang dikuasai oleh ISIS setelah perang besar pada Januari 2014.
Enam bulan kemudian kelompok teroris tersebut mengumumkan kekalifahan yang mencakup sebagian besar Irak dan Suriah.
Setelah mengumumkan akan merebut kembali Kota Falluja dari ISIS pada Minggu 22 Mei lalu, pasukan militer Irak dilaporkan telah memulai pergerakannya untuk mewujudkan pembebasan Kota Falluja -- berhasil membebaskan Kota Karma.