Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini, 79 tahun lalu, Pemerintah Jerman yang berada di bawah kendali Adolf Hitler melalui Partai Nazi mendirikan perusahaan mobil milik negara, Gesellschaft zur Vorbereitung des Deutschen Volkswagens mbH.
Kelak, nama itu berganti menjadi Volkswagenwerk (VW) atau 'The People's Car Company' sebelum akhirnya menjadi Volkswagen setelah Perang Dunia II.
Pabrikan otomotif yang awalnya dioperasikan oleh organisasi Nazi, German Labor Front, itu bermarkas di Wolfburg, Jerman. Hitler pada saat itu dikabarkan memiliki sejumlah proyek ambisius seperti misalnya membangun Autobahn -- jalanan bebas hambatan sebagai penghubung beberapa jalur penting -- dan jalan raya dengan akses terbatas di Jerman.
Ternyata tak hanya berambisi membangun jalan, pemimpin Partai Nazi itu juga ingin mengembangkan dan memproduksi massal sebuah kendaraan cepat dengan harga terjangkau, yaitu US$140 atau setara Rp1,8 juta (dengan US$1 senilai Rp13.564 saat ini). Hitler pun memanggil seorang insiyur otomotif asal Austria, Ferdinand Porsche untuk mewujudkan impiannya itu. Demikian seperti dilansir History, Sabtu (28/5/2016).
Dalam sebuah reli Nazi pada tahun 1938, sang Fuhrer mengumumkan kebanggaannya atas didirikannya pabrikan Volkswagen.
"Ini adalah pengumuman, bahwa mobil ini telah dibangun. Tujuannya adalah untuk menjawab kebutuhan transportasi dan memberikan mereka kebahagiaan," ujar Hitler dalam pidatonya.
Tak lama setelah Kraft-durch-Freude-Wagen -- julukan terhadap Volkswagen yang berarti 'Kekuatan Melalui Kebahagiaan' -- dipamerkan untuk pertama kalinya di Berlin Motor Show pada 1939, Perang Dunia II pecah dan produksi mobil itu pun dihentikan. Setelah perang berakhir -- menyebabkan pabrik hancur -- pihak sekutu berusaha membangun kembali industri otomotif di Jerman.
Di Amerika Serikat, penjualan Volkswagen awalnya berjalan lambat dibanding dengan di sejumlah negara lainnya. Kabarnya, ini terjadi karena mobil pabrikan Jerman itu memiliki ukuran kecil dan bentuk yang tak lazim sehingga asing bagi masyarakat lokal.
Namun pada tahun 1959, agen periklanan Doyle Dane Bernbach meluncurkan sebuah kampanye dubbing mobil 'Beetle', kendaraan itu ditampilkan berputar -- menonjolkan keuntungan dari bentuk dan ukurannya yang kecil. Kampanye tersebut berhasil, beberapa tahun berikutnya impor VW ke AS meroket.
Pada tahun 1960, Pemerintah Jerman menjual 60 persen saham VW kepada publik -- membuatnya menjadi perusahaan terbuka. Sekitar 12 tahun setelah itu, produksi mobil the Beetle berhasil melampaui rekor dunia, yakni dengan kapasitas produksi mencapai 15 juta kendaraan.
Dengan desain the Beetle yang tidak berubah sejak 1935, penjualan VW tumbuh lambat pada awal 1970-an. Namun pengenalan mobil baru dengan desain sporty seperti seri 'Rabbit' atau 'the Golf' berdampak pada tumbuhnya kembali angka penjualan.
Di akhir 1990-an, dibawah kepemimpinan CEO Ferdinand Piech, VW telah mempunyai 3 merek mewah: Audi, Bentley, dan Bugatti. Hingga kini, VW terus tumbuh dan berinovasi, menjadikannya salah satu perusahaan otomotif terbesar di Eropa.
Dan setelah hampir puluhan tahun berdiri, mobil the Beetle produksi awal pabrikan VW kabarnya terakhir kalinya di Puebla, Meksiko, pada tanggal 30 Juli 2003 lalu.
Peristiwa bersejarah lainnya yang juga terjadi pada tanggal ini adalah jatuhnya ibu kota Ethiopia ke tangan pemberontak. Pada 28 Mei 1991, Front Demokratik Revolusioner Rakyat Ethiopia (EPRDF) berhasil mengalahkan militer berkuasa sehingga berujung pada jatuhnya diktator militer, Haile Mariam Mengistu.
Tank milik EPRDF dilaporkan memasuki Addis Ababa nyaris tanpa perlawanan. Pemerintahan transisi pun dibentuk dengan Meles Zenawi sebagai presidennya.
Sastrawan, aktivis dan juga aktris Amerika Serikat dilaporkan tutup usia pada 28 Mei 2014. Penulis yang terkenal dengan memoarnya, I Know Why the Caged Bird Sings -- bercerita tentang masa kecilnya yang penuh dengan tekanan dan pelecehan di wilayah selatan AS pada 1930-an -- itu meninggal pada usia 86 tahun di kediamannya di Winston-Salem, North Carolina.