Penyesalan Ganda Pria AS, Ditipu ISIS dan Diperkarakan FBI

Surat dakwaan mengatakan Khweis melakukan sejumlah riset mendalam terhadap ISIS sepanjang 2015 dan berangkat ke Suriah.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 10 Jun 2016, 11:48 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2016, 11:48 WIB
Warga AS Pertama Pendukung ISIS Hadapi Persidangan
Warga AS Pertama Pendukung ISIS Hadapi Persidangan. Mohamad Jamal Khweis (Reuters)

Liputan6.com, Virginia - Seorang warga AS yang bergabung dengan ISIS kini tengah menghadapi sidang federal yang digelar pada Kamis 9 Juni waktu setempat. Ia didakwa karena memberi dukungan terhadap kelompok teror itu.

Mohamad Jamal Khweis, yang besar di Virginia, adalah warga AS pertama yang ditangkap dalam 'pertempuran' melawan ISIS.

Pemuda 26 tahun itu tampil di pengadilan Alexandria, Virginia bersama keluarga dan mendengar dakwaan yang ia terima pada Kamis 9 Juni 2016. Khweis tak berbicara sepatah kata apapun selama pembacaan dakwaan itu.

Pengacara Khweis, John Zwerling mengatakan, masih terlalu dini bagi kliennya untuk menyanggah segala dakwaan yang ditujukan kepadanya. Demikian seperti dilansir dari CNN.

"Semuanya tak seperti yang terlihat seperti dakwaaan yang diajukan pemerintah," kata Zwerling. Ia menambahkan baru Kamis pagi tahu kalau kliennya baru kembali ke AS. Mereka hanya berbicara satu jam sebelum sidang.

"Kami akan punya kesempatan lain untuk mempelajari kasus ini," lanjutnya lagi.

Ayah dari Khweis, Jamal, yang berada di ruang sidang bersama anaknya mengatakan bahagia melihat buah hatinya kembali.

Hakim memerintahkan Khweis dalam tahanan hingga sesi pembacaan dakwaan yang akan berlangsung 14 Juni mendatang.

Setelah ditangkap oleh pejuang Kurdi pasukan anti-ISIS pada Maret lalu, Khweis mengatakaan ia tak lagi mendukung kelompok teror itu. Ia juga menjelaskan, ISIS tidak mewakili Islam.

"Hidup di bawah organisasi itu benar-benar buruk," kata Khweis dalam sebuah wawancara dengan TV.

Setelah tertangkap dan ditahan di Irak, penyidikan dilakukan oleh FBI.

Surat dakwaan mengatakan Khweis melakukan sejumlah riset mendalam terhadap ISIS sepanjang 2015. Termasuk sering menonton eksekusi yang dilakukan oleh ISIS lewat video dan media sosial.

Ia juga pernah menghubungi secara langsung pihak ISIS dan berangkat sendiri ke Turki, lantas ke Suriah.

Menurut surat dakwaan, ketika tim ISIS menanyakan apakah ia siap jadi bomber bunuh diri, Khweis menjawab iya. Namun, menurut pria itu, pertanyaan itu adalah semacam tes komitmen.

Menurut pengacaranya, "Saya tak punya alasan untuk berpikir ia mau mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu."

"Saya tak berpikir lurus," kata Khweis kepada Kurdistan24, seraya menambahkan bahwa ia meninggalkan ISIS karena ingin kembali ke Amerika.

Khweis membeberkan kepada media Kurdi, ia memperingatkan kepada seluruh orang yang ingin bergabung ISIS.

"Pesan saya kepada seluruh orang Amerika, hidup di Mosul sangat-sangat buruk. Mereka yang mengendalikan Mosul sangat tidak mewakili agama. Menurut saya, mereka bukan muslim," pesan Khweis.

"Saya tidak setuju dengan ideologi mereka, saat itulah, saya ingin kabur," tambahnya.

Lebih dari 250 pasukan ISIS adalah warga AS, menurut direktur Nasional Intelejen. Namun, Khweis mengatakan, ia tak pernah bertemu dengan orang AS lainnya ketika ia bergabung dengan ISIS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya