Polisi Tangkap 10 'Biang' Teror Jelang Olimpiade Brasil

Mereka ditahan di 10 negara bagian yang berbeda, dan telah berhubungan melalui layanan pesan seperti Whatsapp.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Jul 2016, 01:04 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2016, 01:04 WIB
Polisi di Brasil jelang Olimpiade Rio. (Reuters)
Polisi di Brasil jelang Olimpiade Rio. (Reuters)

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Polisi Brasil menangkap 10 anggota kelompok yang diduga mempersiapkan aksi terorisme, dua minggu sebelum dimulainya Olimpiade Rio.

"Mereka bukan anggota ISIS, tapi telah mencoba untuk melakukan kontak dengan kelompok militan itu," kata pihak berwenang seperti dikutip dari BBC, Jumat (22/7/2016).

Menteri Kehakiman Brasil, Alexandre Moraes mengatakan kelompok itu dalam tahap perencanaan serangan. Beruntung pihak kepolisian berhasil meringkus dan melakukan tindakan pencegahan terhadap potensi teror dari mereka.

Alexandre Moraes menjelaskan orang-orang itu merupakan amatir mutlak dan tidak siap untuk melancarkan serangan.

"Semua yang ditahan adalah warga negara Brasil, dan dua lagi tersangka masih dalam pencarian," tutur Alexandre Moraes.

Mereka ditahan di 10 negara bagian yang berbeda, dan telah berhubungan melalui layanan pesan seperti Whatsapp.

Para anggota kelompok itu telah berusaha untuk menghubungi pemasok senjata di negara tetangga Paraguay, untuk mendapatkan senapan serbu AK 47. Kendati demikian tidak ada bukti bahwa mereka semua melakukan pembelian.

Atas penangkapan tersebut, pertemuan darurat kabinet Brasil pun digelar mendadak.

Sementara lebih dari 80.000 polisi dan tentara akan melakukan patroli di jalan-jalan Rio untuk menjaga perhelatan yang berakhir pada tanggal 21 Agustus.

Pemerintah federal mengatakan pekan lalu bahwa ia menyiapkan dana tambahan US$ 24 juta, untuk meningkatkan keamanan menjelang Olimpiade Brasil.

Komite Olimpiade Internasional baru-baru ini menyimpulkan bahwa Rio de Janeiro telah mengatasi kemunduran ekonomi, dan siap untuk menyambut wakil dunia dalam gelaran Olimpiade 2016. Meski ada terus kekhawatiran atas pengerjaan bangunan yang molor, virus Zika dan krisis politik.

"Hanya ada kemungkinan minimal dari aksi teroris selama Olimpiade Rio," tutur Moraes.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya