Pria 'Mengamuk' Kibaskan Parang dan Tewaskan 1 Orang di Jerman

Menurut polisi, penyerang adalah pencari suaka dari Suriah. Tapi pihak keamanan tidak mengeluarkan nama pria itu. Motifnya juga belum jelas.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 24 Jul 2016, 23:59 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2016, 23:59 WIB
20160723-Penembakan-Munich-Jerman-Reuters
Polisi berjaga di luar pusat perbelanjaan Olympia di Munich, Jerman (22/7). Kepolisian menyatakan penembakan di pusat perbelanjaan tersebut dilakukan oleh seorang remaja blasteran Jerman-Iran berusia 18 tahun. (dedinac/Marc Mueller/REUTERS)

Liputan6.com, Reutlingen - Seorang perempuan tewas terbunuh dan 2 lainnya terluka dalam 'serangan' parang yang terjadi di kota dekat Stuttgart di Jerman.

Polisi telah menangkap seorang pria yang terkait dengan serangan itu. Ia mengibaskan senjata tajam berupa parang itu di depan kedai kebab. Aksinya itu membuat kepanikan di kota kecil Reutlingen. Demikian dilaporkan koran Jerman, Bild seperti dilansir dari Independent, Minggu (24/7/2016).

"Penyerang itu jelas gila. Ia lari membawa parang di belakang mobil polisi patroli," kata salah seorang saksi mata. Insiden terjadi pada Minggu 24 Juli sore.

Pria Ngamuk Kibaskan Parang, 1 Tewas dan 3 Terluka di Jerman (Twitter)

Saksi mata itu mengatakan sebuah mobil BMW mencoba menghalangi pria itu dan tak lama kemudian, pelaku tergeletak di aspal.

Menurut polisi, penyerang adalah pencari suaka dari Suriah. Namun pihak keamanan tidak mengeluarkan nama pria itu. Pun motifnya masih belum jelas.

Sebuah laporan yang tak dapat dikonfirmasi mengatakan korban perempuan yang tewas itu adalah pekerja di kedai kebab.

Aksi serangan ini menambah daftar kekerasan di Jerman. Sebelumnya terdapat 2 insiden dalam waktu yang berdekatan.

Seorang remaja memutuskan untuk menyerang pusat perbelanjaan di Munich pada Jumat 23 Juli lalu. 9 orang tewas dan pemuda itu memutuskan untuk bunuh diri.

Sebelumnya, remaja dari Afghanistan menyerang penumpang kereta Jerman dengan kapak,  melukai 5 orang. Ia tewas akibat timah panas polisi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya