Ternyata Asteroid Ini Melintas Dekat dan Nyaris Hantam Bumi

Astronom mengetahui keberadaan asteroid itu sehari sebelum ia melintas dekat dengan Bumi.

oleh Citra Dewi diperbarui 31 Agu 2016, 16:39 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2016, 16:39 WIB
Lintasan asteroid 2016 QA2
Lintasan asteroid 2016 QA2 (NASA/JPL)

Liputan6.com, Oliveira - Sebuah asteroid melintasi Bumi dengan jarak dekat pada Minggu, 28 Agustus 2018. Astronom mengetahui hal tersebut hanya sehari sebelum asteroid itu melintas.

Asteroid bernama 2016 QA2 melintas sekitar 50.000 mil dari Bumi. Sebagai perbandingan, Bulan rata-rata mengorbit Bumi pada jarak 239.000 mil.

Para astronom memperkirakan bahwa 2016 QA2 memiliki luas 80 hingga 180 kaki (24 hingga 54 meter). Dari segi ukuran, benda angkasa luar itu lebih besar dari meteor yang meledak di Chelyabinsk, Rusia, pada Februari 2013 dan melukai lebih dari 1.200 orang.

Menurut ilmuwan, meteor Chelyabinsk memiliki diameter sekitar 65 kaki (19,8 meter) ketika menghantam dan meledak di atmosfer Bumi. Demikian seperti dikutip dari CBS News, Rabu (31/8/2016).

2016 QA2 ditemukan oleh SONEAR Observatory di Brasil pada Sabtu, 27 Agustus. Asteroid tersebut memiliki orbit yang lebih elips dari Bumi dan menyelesaikan satu kali lintasan mengelilingi Matahari setiap 350 hari sekali.

Meteor Chelyabinsk (Reuters)

Asteroid yang berukuran seperti 2016 QA2 dapat menyebabkan kerusakan serius pada skala lokal jika menghantam Bumi.

Pada 1908, sebuah obyek dengan lebar 130 kaki (39,6 meter) meledak di atas Siberia dan menumbangkan pepohonan di area seluas 76,6 meter persegi.

Namun untuk memusnahkan kehidupan manusia di Bumi, dibutuhkan asteroid yang berukuran setidaknya satu kilometer. Menurut keterangan ilmuwan, mereka menemukan setidaknya 95 persen asteroid di angkasa luar berpotensi membahayakan.

Namun tahun lalu NASA menyebut bahwa tak ada asteroid yang akan menghantam Bumi hingga ratusan tahun ke depan.

"Tak ada jalur asteroid atau komet yang bertabrakan dengan Bumi akhir-akhir ini, sehingga kemungkinan adanya tabrakan besar sangat kecil," ujar juru bicara NASA.

"Bahkan, tak ada obyek besar yang kemungkinan akan menghantam Bumi hingga beberapa ratus tahun ke depan."

"NASA juga telah membuat deteksi asteroid menjadi prioritas utama, dan mengembangkan strategi untuk mengidentifikasi asteroid yang dapat menimbulkan risiko bagi planet kita," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya