Liputan6.com, Canberra - Kehidupan suku asli Australia yang terdiri atas masyarakat Aborigin dan penduduk Pulau Selat Torres terus memburuk. Hal ini didukung oleh beberapa faktor.
Di antaranya adalah makin tingginya angka penduduk asli yang masuk penjara, penyiksaan diri sendiri, serta penyalahgunaan obat terlarang merupakan faktor yang menyebabkan semakin buruknya hidup mereka.
Data tersebut dikeluarkan Komisi Produktivitas Australia. Lembaga nirlaba ini merupakan badan komprehensif paling terkemuka di Negeri Kanguru untuk masalah kehidupan penduduk asli.
Advertisement
Baca Juga
Menurut mereka, Pemerintah Australia saat ini tak boleh tinggal diam. Pasalnya, kehidupan suku-suku asli ini semakin stagnan dan bisa terus merosot.
"Saya rasa (jika pemerintah tetap tinggal diam) waktu pastinya akan terus berjalan," sebut Deputi Ketua Komisi Produktivitas, Karen Chester, seperti dikutip dari BBC, Kamis (17/11/2016).
"Di akhir nanti, pastinya kita tidak bisa lagi pura-pura terkejut melihat tak ada perbaikan indikator kesejahteraan jika tidak ada perbaikan dan evaluasi mana program yang bekerja dan mana yang tidak," tambah dia.
Dari data mereka selama 15 tahun terakhir, buruknya kehidupan suku asli naik sebanyak 77 persen.
Walau begitu, mereka menyebut beberapa tahun belakangan, remaja dari suku asli yang masuk penjara angkanya terus menurun. Namun, angka tersebut 24 kali lebih banyak dibanding remaja Australia yang tidak berasal dari etnis asli.
Secara detail, mereka menjabarkan, tekanan psikologis kepada suku asli naik 6 persen. Penyalahgunaan obat terlarang 8 persen.
Sementara nilai untuk kekerasan di dalam keluarga berada di angka sama. Tidak ada perubahan sama sekali.
Meski demikian buruk, Komisi tersebut mengatakan tingkat kematian anak serta bayi turun. Perbaikan juga terjadi di sektor pendapatan. Ada sekitar 11 persen warga asli yang mendapat pekerjaan.