Liputan6.com, Rio de Janeiro - Minggu menjelang Natal 1961, bocah-bocah baru saja memasuki liburan musim dingin.
Kala itu, suasana ceria terasa di Gran Circo Norte Americani, sirkus Brasil ala Rigling Brothers di AS.
Baca Juga
Seluruh pengunjung yang kebanyakan keluarga terpesona dengan tenda biru dan putih yang terpasang di sepanjang Teluk Rio de Jeneiro di kota Niteroi, Brasil.
Advertisement
Sebanyak 3.000 penonton memadati tenda untuk menyaksikan pertunjukan sirkus akbar yang dikomandani oleh Danilo Stevanovich dan 80 kru, serta 150 hewan terlatih.
Semua berjalan lancar, hingga 20 menit menjelang akhir pertunjukan. Sebuah parafin entah bagaimana terbakar tepat di tengah tenda.
Hari ketiga pertunjukan pada 17 Desember 1961 yang awalnya ceria menjadi malapetaka.
Dikutip dari History.com, hanya butuh 5 menit jago merah membakar tenda yang diklaim baru dibeli Stevanovich dari India.
Adalah Antonietta Estavanovich, artis trapeze yang pertama kali melihat kobaran api dari tempat ia berdiri. Ia bisa melihat api membakar atap tenda.
Saking membludaknya penonton, memang pintu sengaja dibuka. Tapi, manusia begitu banyak apalagi ditambah dengan cepatnya api menjalar, butuh waktu bagi para keluarga untuk menyelamatkan diri.
Sebuah laporan mengatakan, seorang anggota pramuka yang membawa pisau berhasil merobek tenda dan menyelamatkan banyak nyawa.
Akibat dari kejadian itu, 323 manusia dinyatakan tewas terpanggang di tempat. Sementara banyak orang yang luka parah. Dan akhirnya, korban tewas pun kembali bertambah.
Media-media Brasil mengutip sumber rumah sakit yang mengatakan, total kematian mencapai 500 orang, dan 800 luka -- di mana 70 persen mereka yang meninggal adalah anak-anak.
Hasil investigasi mengatakan, tenda ternyata tidak terbuat dari nilon seperti yang diiklankan, tapi dari katun yang dilapisi lilin parafin. Itulah sebabnya, api menjalar begitu cepat.
Pada hari yang sama pada 2011, kematian 'manusia setengah dewa' Korea utara hebohkan dunia.
Saat itu, sang pemimpin, Kim Jong-il wafat. Namun berita kematiannya baru diungkap ke publik 2 hari setelahnya, 19 Desember 2011 pukul 08.30 pagi waktu setempat.
Seperti diberitakan Reuters, Jong-il -- yang menjabat sejak 1994 menggantikan ayahnya Kim Il-sung-- dan dianggap sebagai 'manusia setengah dewa' berkat citra dari mesin propaganda rezim di negara itu, dilaporkan tewas di kereta dalam sebuah perjalanan dinas kenegaraan.
Berita kematian Jong-il disampaikan secara haru di stasiun televisi milik pemerintah Korut. Mengenakan pakaian serba hitam, pembaca berita mengatakan pemimpin 69 tahun itu meninggal akibat kelelahan fisik dan mental dalam mengemban tugas negara.
Beberapa media menyebut pria yang dijuluki Dear Leader itu terkena serangan jantung.
Di tanggal yang sama tahun 1835, dicatatkan kejadian kebakaran besar yang menghanguskan Bursa Saham New York dan sebagian besar bangunan di ujung tenggara Manhattan, tepatnya di seputaran Wall Streetselama. Si jago merah berkobar selama 2 hari pada tanggal 16–17 Desember.
Lalu pada 17 Desember 1969, dicatatkan sebagai momen saat Angkatan Udara Amerika Serikat menyatakan bahwa tak ditemukan bukti mengenai UFO, dari hasil investigasi mereka.