Mahasiswi China Merawat Nenek 93 Tahun di Asrama Kampus

Seorang mahasiswi di China, berhasil membuat banyak orang terenyuh dengan kesabaran dan ketelatenannya merawat sang nenek (93).

oleh Khairisa Ferida diperbarui 22 Des 2016, 08:15 WIB
Diterbitkan 22 Des 2016, 08:15 WIB
Liu Lin merawat neneknya dengan ketegaran dan kesabaran
Liu Lin merawat neneknya dengan ketegaran dan kesabaran (Shanghaiist)

Liputan6.com, Beijing - Seorang mahasiswi di China membuat banyak orang terenyuh dengan kesabaran dan ketelatenannya merawat sang nenek yang berusia 93 tahun.

Liu Lin, nama perempuan berusia 20 tahun itu adalah mahasiswi tahun kedua di Chengdu University. Ia mengalami serangkaian duka pada tahun 2015.

Pada bulan Maret, nenek Liu mengalami patah kaki. Dan pada bulan April, ayahnya meninggal karena sakit. Tak lama, ibunya diketahui menderita gangguan jiwa. Demikian seperti dilaporkan Sina News dan dikutip Shanghaiist, Kamis (22/12/2016).

Tentu, dengan kondisi sang ibu yang demikian ia tak mampu merawat nenek Liu. Keputusan besar pun diambil perempuan muda itu pada Agustus lalu.

Ia membawa sang nenek tinggal bersamanya di sebuah kamar di asrama dekat kampus.

"Aku dibesarkan oleh nenekku, sekarang giliranku merawatnya. Dan aku tidak punya pilihan. Tidak ada orang lain yang menjaganya," kata Liu seraya menambahkan bahwa ketiga pamannya telah meninggal dunia.

Kamar sewaan yang dihuni Liu dan sang nenek diisi oleh dua tempat tidur, lemari, sebuah meja makan kecil, dan meja belajar di sudut ruangan. Setiap bulannya, mahasiswi perempuan itu harus merogoh kocek sebesar 600 yuan untuk biaya sewa kamar.

Adik Liu juga bekerja di kota yang sama. Ia menjenguk dua perempuan itu satu bulan sekali. Tak lupa setiap kali datang ia memberi uang sebesar 2.000 yuan untuk membantu kehidupan sang kakak dan neneknya.

Setiap hari, Liu harus bangun pukul 7.30 atau 30 menit lebih awal sebelum ia meninggalkan asrama kampusnya. Setelah kelas pagi usai, ia bergegas pulang untuk menyiapkan makan siang, memasak makanan lunak bagi sang nenek yang telah kehilangan hampir seluruh giginya.

"Cemilan favorit nenekku adalah sosis dan marshmallow," ujar perempuan itu.

Agar sang nenek tak bosan, Liu menyimpan banyak stok film perang yang menjadi favorit perempuan lansia itu di komputernya. Sehingga neneknya dapat menonton ketika ia tinggal ke kampus.

Ia pun membeli seekor kucing demi mengusir rasa kesepian neneknya. Hewan itu ia beri nama Dang Dang.

Ketika cuaca terasa sedikit hangat, Liu akan membawa neneknya turun ke bawah. Dengan kursi roda ia membiarkan perempuan berusia senja itu menghirup udara segar.

Merawat sang nenek tentu membutuhkan banyak energi dan waktu. Namun Liu menjalani semua itu sepenuh hati, tanpa beban.

"Liu adalah seorang mahasiswa yang sangat baik. Dia telah mengajukan program magang ke universitas. Dia selalu mengambil inisiatif untuk membantu bersih-bersih," kata dosen bernama Zhang Na.

Kisah hidup Liu menyentuh hati banyak orang dan beberapa telah menawarkannya bantuan finansial. Namun perempuan muda itu menolaknya.

"Rasanya seperti mendapatkan sesuatu yang sia-sia. Adikku bekerja dan mendukung hidupku dan nenekku. Aku sendiri memiliki pekerjaan paruh waktu di kampus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kami bisa melakukannya dan tidak perlu bergantung kepada orang lain," tegas Liu.

Apa yang telah dialami Liu menarik perhatian para pengguna media sosial Weibo--Twitter versi China.

"Ini adalah energi positif. Aku harap dia dapat mewujudkan mimpinya," tulis pemilik akun @Lucky.

Seorang pengguna Weibo lainnya menulis, "Ini berkah bagi siapa saja yang memiliki seorang nenek. Layaknya kata pepatah, 'seorang manusia sepuh adalah harta bagi keluarga'. Saya mengharapkan yang terbaik bagi Liu dan neneknya."

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya