Liputan6.com, Jakarta - Pebisnis kelas kakap Jack Ma melontarkan pandangan yang mengkaitkan terhentinya perdagangan sebagai dugaan dimulainya perang. Pendapat itu ia lontarkan kala membuka kantor Alibaba di Australia dan Selandia Baru. Predikis miliarder itu paling menyedot perhatian pembaca Liputan6.com kanal Global pada Selasa (7/2/2017) pagi.
Donald Trump juga kembali menarik perhatian pembaca. Kali ini dengan dugaan bahwa ia masih menarik keuntungan dari bisnis walaupun telah menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Jika benar, tentu ada dampak hukum tertentu.
Baca Juga
Tokoh sastra Pramoedya Ananta Toer menjadi bintang Google Doodle pada Senin lalu. Pilihan itu mengusik rasa ingin tahu pembaca tentang tokoh yang pernah dimusuhi pemerintah Indonesia di masa lalu.
Advertisement
Berikut adalah Top 3 Global selengkapnya:
1. Jack Ma: Jika Perdagangan Berhenti, Perang Dimulai
CEO sekaligus pendiri pusat belanja online China terbesar telah memperingatkan bahwa, "jika perdagangan berhenti, perang akan dimulai."
Jack Ma, CEO Alibaba, yang baru saja bertemu dengan Presiden AS Donald Trump bulan lalu, mengumumkan perusahaannya akan menciptakan satu juta lapangan pekerjaan di AS. Ia menambahkan, "dunia butuh globalisasi, butuh perdagangan."
Dikutip dari The Independent pada Senin 6 Februari 2017, pernyataan itu digelontorkan Ma yang tengah berada di Australia, membuka cabang Alibaba di Negeri Kanguru dan New Zealand.
2. Sebagai Presiden AS, Trump Masih Dapat Untung dari Dunia Bisnis?
Donald Trump dikabarkan masih mempertahankan keterlibatannya dalam kerajaan bisnisnya ketika ia menjabat sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Fakta ini terkuak melalui sebuah dokumen yang menunjukkan bahwa ia merupakan penerima keuntungan tunggal dari revocable trust.
Revocable trust merupakan perwalian yang sewaktu-waktu dapat dicabut atau diubah oleh pemberi kuasa selama hidupnya. Selama ini, perwalian Trump dijalankan oleh dua anak laki-laki tertuanya, Donald Trump Jr dan Eric Trump, serta kepala keuangan Trump Organisation, Allen Weisselberg.
Menurut dokumen yang diterbitkan oleh lembaga investigasi swasta, ProPublica, perwalian Trump itu terkait dengan nomor identifikasi wajib pajak.
3. Google Doodle Rayakan Ultah Pramoedya Ananta Toer ke-92 Hari Ini
Pada hari ini, Senin 6 Februari 2017, jika Anda membuka laman Google, akan terlihat ilustasi seorang pria berbaju putih dan berkaca mata tengah mengetik di mesin tik.
Pria itu adalah sastrawan luar biasa, Pramoedya Ananta Toer. Google memilih sosoknya menjadi Doodle karena tepat pada hari ini ia dilahirkan pada 1925 silam.
Google Doodle membuat semacam perayaan ulang tahun Pram--demikian panggilannya-- ke-92 tahun baginya. Pram telah meninggal dunia akibat komplikasi diabetes dan jantung pada 31 April 2006 lalu.