Liputan6.com, Damaskus - Sekitar 30 tentara Suriah dan pasangannya mengikuti pernikahan massal. Acara tersebut diselenggarakan oleh perusahaan swasta SyriaTel Mobile.
Upacara itu berlangsung di Dama Rose Hotel di Damaskus, Suriah pada 7 Februari 2017.
Ini bukan pertama kalinya nikah massal diselenggarakan di negara yang dilanda perang itu. Sebelumnya pada 2014, sebuah badan amal pro-rezim Bashar al Assad menyelenggarakan kegiatan tersebut untuk 36 tentara dan orang-orang yang berafiliasi dengan militer -- termasuk prajurit yang terluka dan mereka yang kehilangan kerabat dalam konflik Suriah.
Advertisement
Gencatan senjata mulai berlaku di Suriah setelah rezim Assad dan oposisi menyetujui kesepakatan nasional yang ditengahi oleh Turki pada Desember 2016.
Pada September 2016, SyriaTel juga mengadakan nikah massal untuk 120 pasangan. Momen kali ini merupakan yang ketiga kalinya digelar.
Pernikahan massal yang disebut 'In Good Times dan di Bad'Â itu adalah bagian dari inisiatif perusahaan untuk menghargai para 'pahlawan perang'.
"Kegiatan ini untuk memberikan dukungan kepada para pahlawan, Tentara Arab Suriah yang setia menjadi martir dan meninggalkan keluarga mereka," ujar Kepala Bagian Media SyriaTel, Alaa Salamour.
"Ini merupakan ajang kemenangan nasional, melanjutkan kehidupan dan harapan."
Dilansir dari Daily Mail, Selasa (7/2/2017), ini merupakan pernikahan massal pertama Suriah sejak gencatan senjata. Para pengantin wanita pun dengan bangga mengenakan bendera negara yang tengah berkecamuk konflik.
Mengenakan gaun putih dan tiara yang berkilauan, mereka terlihat seperti pengantin wanita pada umumnya. Bedanya, mereka berada di zona konflik.