Liputan6.com, Jakarta - Disela-sela KTT Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) di Jakarta, Presiden Joko Widodo melakukan sejumlah pertemuan bilateral. Salah satunya dengan Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansur Hadi.
Fokus pembahasan keduanya adalah keadaan Yaman di tengah kondisi perang. Negara itu telah dilanda perang sipil sejak 2015.
Dijelaskan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution yang hadir dalam pertemuan bilateral itu, Presiden Hadi melihat salah satu negara yang bisa membantu pembangunan Yaman adalah Indonesia.
"Kita lebih banyak bicarakan situasi mereka setelah perang dan konflik," sebut Darmin di Jakarta, Selasa (7/3/2017).
Advertisement
Baca Juga
"Setelah perang mereka mau membangun. Pengusaha kita diundang untuk investasi di sana," sambung Darmin.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo juga menyinggung keberadaa mahasiswa Indonesia di Yaman. RI 1 itu meminta presiden Yaman untuk menjamin keamanan pelajar asal Tanah Air.
"Presiden minta perhatian agar mahasiswa Indonesia yang di Yaman tetap dilindungi karena kan sudah dibawa 2600 siswa, ternyata masih ada 600 lagi yang tinggal di kota Salalah," sebut dia.
Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir yang juga berada dalam pertemuan bilateral itu menegaskan bahwa Indonesia mendukung perdamaian di Yaman.
"Intinya menceritakan kondisi mereka. Kita dorong terus supaya Yaman bisa take action untuk rekonsialiasi konflik mereka dengan proses rekonstruksinya akan dengan senang hati kita berkontribusi," papar dia.
"Mereka bilang sedang upayakan untuk bikin solusi damai yang menyertakan semua pihak. Harapan kita (rekonstruksi perdamaian Yaman dilakukan) inklusif," pungkasnya.