WC Pesawat Bisa Sedot Orang? Ini 8 Jawaban Mitos Penerbangan

Meski pesawat kian maju, masih banyak orang yang meyakini mitos-mitos penerbangan. Fakta atau hoax?

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 13 Mar 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2017, 20:00 WIB
Ilustrasi toilet di pesawat
Ilustrasi toilet di pesawat

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 3,7 miliar penumpang diangkut dengan pesawat terbang pada tahun 2016. Dunia penerbangan pun kian maju dan diwarnai kabar baik: pesawat baru yang kian canggih, rute bertambah panjang, perbaikan bandara, serta standar keamanan dan keselamatan yang terus diperketat.

Meski demikian, mitos-mitos terkait penerbangan terus lestari, akibat paranoia, imajinasi, yang tak didukung fakta.

Misalnya, masih ada penumpang yang berprasangka soal fasilitas dan aturan dalam pesawat. Atau anggapan soal Segitiga Bermuda, yang dianggap wilayah angker yang tak boleh dilalui pesawat.

Berikut 8 jawaban tentang mitos penerbangan yang kerap jadi sumber ketakutan para calon penumpang pesawat versi Escape, seperti dikutip dari News.com.au, Senin (13/3/2017).

1. Orang lebih cepat mabuk dalam pesawat

Sebagian orang yakin, penumpang di pesawat yang mengonsumsi minuman beralkohol lebih cepat mabuk ketika di kabin ketimbang saat di darat.

Situs Mythbusters membantah anggapan itu. Perasaan cepat mabuk yang dirasakan sebagian orang dalam pesawat adalah efek dari udara kering dan kurang oksigen pada ketinggian tertentu.

Memesan makanan dan minuman terlalu banyak. (Via: boredpanda.com)

Sementara, seperti dikutip dari drizly.com, Dr. Bhushan Kapur dari Fakultas Kedokteran University of Toronto mengatakan, level alkohol tak meningkat di udara, dibandingkan di darat.

Menurut Kapur, sumber kesalahpahaman yang beredar adalah hipoksia -- kondisi kurang oksigen di lingkungan bertekanan rendah, serta pada ketinggian tertentu -- yang dapat menyebabkan gejala fisik mirip dengan keracunan (kurangnya oksigen yang beredar ke otak).

2. WC pesawat bisa menyedot manusia

Banyak penumpang di pesawat takut menggunakan toilet atau WC yang di kabin. Itu gara-gara sedotannya yang kencang dan berisik.

"Anda tak akan tersedot ke dalam lubang toilet saat menekan tombol 'siram' sambil duduk," demikian penjelasan pihak maskapai Belanda, KLM dalam blognya.

"Sebab, vakum hanya bekerja dekat lubang pipa pembuangan."

Meski demikian, pihak maskapai menyarankan penumpang untuk berdiri saat menekan tombol tersebut.

Toilet pesawat kini terasa makin sempit. Apa penyebabnya? (foto : news.com.au)

"Jika mangkuk dan kursi toilet memiliki segel kedap udara, hal tersebut akan membawa konsekuensi buruk bagi penumpang yang menekan tombol flush saat duduk."

Apapun, menurut KLM, toilet dan sistem vakum tidak didesain untuk bisa menyedot manusia ke dalam toilet.

Sementara, seperti dikutip situs kayak.co.uk, sekitar 14 tahun lalu dilaporkan sebuah insiden yang menimpa penumpang perempuan.

Ia yang bepergian melintasi lautan Atlantik ke Amerika Serikat terjebak di mangkuk WC dan terpaksa menghabiskan sepanjang waktu penerbangan di dalam ruang toilet.

Korban baru bisa dievakuasi saat pesawat sudah mendarat. Namun, ia tak mendapatkan kompensasi apapun karenanya.

3. Pesawat buang kotoran manusia saat terbang

Pada Desember 2016, sebuah pengadilan di India memutuskan sebuah maskapai didenda 50 ribu rupee karena membuang kotoran manusia di tengah penerbangan.

Kasus tersebut dilaporkan seorang purnawirawan angkatan darat.

Pelapor mengaku, dinding dan lantai di bagian teras rumahnya yang berada dekat bandara berlumuran kotoran yang dibuang oleh pesawat.

Namun, secara teoritis hal itu tak dimungkinkan untuk pesawat saat ini. Menurut pilot dan penulis Cockpit Confidential, Patrick Smith, hampir mustahil membuang kotoran mamnusia di tengah penerbangan.

Sementara, seorang pengguna di Quora, Saran Udayakumar menjelaskan, tangki penampung kotoran hanya bisa dikosongkan dengan cara membukanya dari luar. Adalah awak darat yang bertugas mengurusnya.

Ilustrasi toilet di dalam pesawat terbang. (Sumber Katherine Welles/Shutterstock)

 

"Mustahil pilot bisa melempar kotoran manusia seperti membuang sisa bahan bakar untuk kepentingan pendaratan darurat," kata dia.

Namun, seperti dikutip dari BBC, bisa saja kotoran manusia yang luber jatuh dalam kondisi beku atau 'blue ice'.

Hal itu dimungkinkan karena bahan kimia yang ditambahkan yang ditambahkan dalam toilet untuk mengurangi untuk mengurangi bau dan memecah limbah. Jatuhnya blue ice bukan hal luar biasa, namun tak pernah dilaporkan.

Jika masih ada laporan kotoran jatuh dari langit, pastikan kejadian itu tak terjadi di tengah migrasi burung. Karena bisa jadi asalnya bukan seperti yang kita kira.

4. Pintu pesawat bisa dibuka di tengah penerbangan

Adegan pintu pesawat dibuka di tengah penerbangan kerap terlihat dalam adegan film-film Hollywood. Benarkah hal itu juga bisa terjadi dalam penerbangan nyata?

Nyatanya, pintu pesawat dirancang untuk mencegah insiden semacam itu terjadi.

Perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar pesawat sungguh luar biasa sehingga penumpang terkuat yang ada di pesawat tak mungkin membuka pintu di tengah penerbangan.

Baru pertama kali naik pesawat, penumpang ini buka pintu darurat karena mengira sebagai pintu toilet.

"Jika melihat baik-baik pintu pesawat terbang, bagian itu seakan masuk (menyumpal) ke pesawat seperti gabus. Pendek kata, seseorang tak mungkin membukanya di ketinggian jelajah," demikian menurut pihak KLM.

"Saat pesawat mendarat, perbedaan tekanan diminimalisasi dan pintu bisa dibuka."

5. Pesawat menghindari Segitiga Bermuda

Misteri -- juga salah paham -- melingkupi sebuah wilayah laut di dalam garis imajiner yang menghubungkan tiga wilayah yaitu Bermuda, Puerto Riko, dan Miami di Amerika Serikat.

Ada yang menyebutnya 'Segitiga Setan', 'Limbo the Lost', 'Twilight Zone', dan yang paling tenar adalah sebutan 'Segitiga Bermuda -- terinspirasi dari artikel Vincent Gaddis di Majalah Argosy.

Wilayah ini dianggap jadi salah satu lokasi paling misterius, horor, dan menakutkan di muka Bumi. Apalagi, dalam sejarahnya, banyak kapal dan pesawat yang tertelan di lokasi itu.

Segitiga Bermuda (Daily Mail)

Legenda Segitiga Bermuda makin ramai diperbincangkan ketika pada 5 Desember 1945 pukul 14.10 waktu setempat, lima pesawat yang dipiloti para penerbang terlatih dari kesatuan Penerbangan 19 tiba-tiba hilang di segitiga itu. Padahal cuaca sedang cerah.

Para pilot sempat meminta pertolongan lewat radio, namun, mereka tiba-tiba raib. Pesawat yang ditugasi mencari mereka juga raib misterius. Dilaporkan enam pesawat dan 27 orang hilang dalam peristiwa itu.

Juga peristiwa hilangnya kapal induk USS Cyclops pada 1918, yang hingga saat ini jadi misteri terbesar dalam sejarah Angkatan Laut Amerika Serikat.

Ada berbagai cuaca dan fitur topografi bawah laut sekitar wilayah Segitiga Bermuda yang membuatnya lebih menantang untuk dilewati pesawat hingga kapal.

Karena reputasinya yang 'angker', banyak yang mengira itu menjadi rute yang terlarang.

Namun, faktanya, pesawat terbang tak menghindari Segitiga Bermuda. Bahkan ada pesawat yang secara teratur melewatinya, menuju Bahama.

6. Masker oksigen hanya tipuan

Sebuah mitos berembus dari film Fight Club: bahwa masker oksigen ada untuk menenangkan para penumpang.

Dikisahkan Tyler Durden -- karakter yang dimainkan Brad Pitt -- menegaskan, masker oksigen ada untuk menenangkan penumpang agar mirip 'seperti sapi di tengah masyarakat Hindu', yang tak menghadapi ancaman, dalam insiden pendaratan darurat.

Nyatanya, masker oksigen disiapkan saat tekanan kabin berkurang.

3 fakta mengenai masker oksigen di pesawat ini akan membuat Anda terkejut (foto : bravotv.tv)

Oksigen akan menipis saat pesawat berada dalam posisi kian tinggi. Masker dimaksudkan untuk mencegah terjadinya hipoksia.

7. Penumpang lebih mungkin tewas dalam posisi Brace

Brace atau menahan adalah posisi yang disarankan saat para penumpang bersiap untuk kemungkinan benturan keras dalam pendaratan darurat.

Ada sejumlah posisi brace bagi para penumpang, misalnya membungkuk semaksimal mungkin -- sambil memeluk lutut, melindungi kepala dengan tangan, atau meletakkan kedua tangan di kursi penumpang di depannya.

Namun, mitos beredar soal brace: bahwa penumpang lebih berpotensi tewas dalam posisi itu.

Posisi brace atau menahan dalam pesawat (Quora)

Sejumlah orang berpendapat, pihak maskapai lebih memilih penumpangnya tewas daripada cidera dan bisa menuntut mereka.

Mereka yang yakin pada mitos itu mengabaikan fakta bahwa maskapai juga akan mengeluarkan banyak uang untuk diberikan pada keluarga korban yang tewas -- jadi anggapan itu tak logis.

Posisi Brace justru dimaksudkan untuk mencegah tubuh penumpang membentur kursi di depannya. Jadi, perhatikan dengan benar video anjuran keselamatan dan instruksi dari awak kabin.

8. AC di pesawat menyebarkan virus

Berada di kabin sempit dengan ratusan penumpang -- menghirup udara yang sama dengan mereka, banyak yang mengira, penyejuk udara di dalam pesawat adalah media penularan penyakit.

Namun, faktanya, sirkulasi udara di dalam kabin pesawat mungkin lebih bersih daripada di gedung-gedung perkantoran.

Penumpang pesawat. Foto: dok.travelpulse

Sebab, udara segar dipompa dari luar ke dalam pesawat melalui mesin, kemudian melewati filter dengan standar rumah sakit, sebelum memasuki kabin.

Udara di dalam kabin disegarkan sekitar 20 kali dalam sejam.

Anda yang khawatir penularan kuman, mungkin sebaiknya lebih mewaspadai meja lipat dalam pesawat.

9 benda paling kotor di pesawat

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya