'Mother of All Bomb' AS Tewaskan 36 Militan ISIS

Sekitar 36 militan ISIS menjadi korban serangan bom daya ledak tinggi AS ke Afghanistan.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 14 Apr 2017, 15:19 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2017, 15:19 WIB
Distrik Achin, Provinsi Nangarhar, Afghanistan (Rahmat Gul/AP)
Distrik Achin, Provinsi Nangarhar, Afghanistan (Rahmat Gul/AP)

Liputan6.com, Kabul - Sekitar 36 militan ISIS menjadi korban serangan bom daya ledak tinggi AS ke Afghanistan pada Kamis, 13 April 2017, menurut laporan Kementerian Pertahanan Afghanistan.

Ledakan dari bom yang dijuluki 'mother of all bomb' menghancurkan tiga kompleks terowongan dan gua yang berisi militan ISIS serta gudang senjata. Tak ada korban sipil yang terluka, klaim juru bicara Menteri Pertahanan.

Bom yang mampu menghancurkan area perkotaan seluas 9 blok itu merupakan hulu ledak non-nuklir dengan daya hancur yang sangat kuat jika dibandingkan dengan hulu ledak AS yang lain.

Seorang informan untuk CNN di dekat lokasi ledakan melaporkan mendengar suara ledakan yang sangat hebat hingga menghancurkan kaca jendela rumah.

"Kami sangat takut, anak dan istriku menangis. Kami kira itu terjadi di depan rumah kami," ujar sang informan seperti yang dikutip CNN, Jumat, (14/4/2017).

Diperkirakan sekitar 600 hingga 800 militan bersarang di kompleks gua di distrik Achin, Nangarhar, Afghanistan. Sejak kehadiran militan ISIS, sekitar 3.000 anggota keluarga mengungsi keluar dari Achin.

Melalui akun Twitter-nya, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mendukung serangan tersebut.

"Serangan itu dirancang untuk membantu pasukan koalisi AS-Afghanistan untuk mensterilkan wilayah itu dari ISIS...langkah pencegahan sudah dilakukan untuk menghindari korban sipil," kata Presiden Ghani.

'Mother of all bomb' itu dijatuhkan dengan menggunakan pesawat MC-130 yang lepas landas dari bandar udara di Afghanistan, dibawah kendali Komando Operasi Khusus Angkatan Udara AS, kata juru bicara Pentagon, Adam Stump, seperti yang diwartakan CNN.

Bom itu ditargetkan pada sejumlah kompleks terowongan dan gua di sebuah wilayah terpencil di Distrik Achin, Provinsi Nangarhar, timur Afghanistan, dekat perbatasan Pakistan. Negeri Paman Sam mengklaim wilayah itu di bawah kendali ISIS.

"AS sangat serius dalam memerangi ISIS, dan salah satu cara untuk mengalahkannya adalah dengan menghancurkan wilayah operasi mereka, dan itu yang telah kami lakukan... serangan tersistematis itu ditargetkan pada kompleks terowongan dan gua yang digunakan militan ISIS untuk melakukan mobilisasi," kata sekretaris pers Gedung Putih, Sean Spicer.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya